• Thursday, 6 July 2023
  • Surahman Ana
  • 0

Untuk pertama kalinya Kedutaan Besar India untuk Indonesia selenggarakan perayaan Asadha Purnima di auditorium Embassy of India Jakarta, Gamma Tower lt. 27, Jakarta Selatan, Selasa (4/7/2023). Acara dihadiri oleh satu anggota Sangha Bhante Ditthisampanno, Acting Director JNICC Mr. Ram Kumar, dan Ketua PPSDM MBI Romo Pandita Henry Gunawan Chandra. 

Melalui momen perayaan ini, Mr. Ram Kumar, Acting Director JNICC berharap hubungan India dan Indonesia terjalin dengan lebih baik dalam berbagai bidang. Selebihnya ia juga menawarkan suatu kerjasama dengan umat Buddha Indonesia.

“Dalam rangka menyambut Hari Asadha, kami Duta Besar India untuk Indonesia menyelenggarakan peringatan Asadha Purnima. Dengan ini, semoga hubungan Indonesia dengan India terjalin lebih baik lagi dalam berbagai bidang. Dalam kesempatan ini kami juga menawarkan kerjasama kepada umat Buddha Indonesia untuk mengadakan konferensi internasional dan seni budaya. Dan kami akan mengundang tokoh umat Buddha Indonesia dalam International Buddhist Congregation,” papar Ram Kumar.

Perayaan berlangsung sederhana, hanya dihadiri oleh staf kantor kedutaan sekitar 20 orang. Nampak beberapa foto lokasi bersejarah dalam kehidupan Buddha Gotama terpajang rapi mengelilingi ruang auditorium. Panggung aula dipasang hiasan bunga di atas lantai. 

Usai sambutan Acting Director JNICC, acara dilanjutkan dengan pembacaan paritta dan pesan Dhamma oleh bhikkhu Sangha, Bhante Ditthisampanno. Mengisi pesan Dhamma, bhante menjelaskan makna peringatan Hari Asadha. 

“Hari Asadha memperingati pembabaran ajaran Sang Buddha untuk pertama kalinya yang kemudian dikenal dengan Dhammacakkappavattana Sutta. Dimana Sang Buddha menjelaskan tentang Cattari Ariya Saccani atau empat kebenaran mulia yang mencangkup Kebenaran Arya dari Dukkha, Kebenaran Arya Asal Munculnya Dukkha, Kebenaran Arya Lenyapnya Dukkha, dan Kebenaran Arya Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha,” terang bhante.

Dukkha, bhante melanjutkan, adalah segala sesuatu yang berkondisi akan menyebabkan penderitaan. Dukkha muncul disebabkan adanya nafsu keinginan dan kesenangan indria. Menerangkan kebenaran ketiga, bhante menyampaikan bahwa dengan terkendalinya nafsu keinginan akan menyebabkan lenyapnya dukkha. Keempat, cara untuk melenyapkan dukkha adalah dengan mempraktekkan delapan jalan mulia. 

“Delapan jalan mulia ini meliputi pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar,” lanjut bhante.

Selain itu, bhante juga menjelaskan bahwa Hari Asadha juga memperingati lengkapnya Tri Ratna atau tiga permata yaitu Buddha, Dhamma, dan Sangha. 

“Asadha juga diperingati karena dengan dibabarkannya Dhamma kepada lima pertapa, maka terbentuklah  Sangha untuk pertama kalinya. Sehingga dengan ada Sangha, yang sebelumnya umat hanya berlindung kepada Buddha dan Dhamma akhirnya menjadi berlindung kepada Tri Ratna, Buddha, Dhamma, dan Sangha. Kemudian perlindungan ini dikenal dengan Tisarana,” pungkas bhante.

Menjelang akhir acara, diadakan pemutaran film tentang Riwayat Buddha Gotama. Acara ditutup dengan penyerahan cindera mata kepada bhikkhu dan romo pandita.[MM]

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *