Minggu malam, dua buah ledakan bom mengguncang Wihara Ekayana Arama, Duri Kepa, Jakarta Barat. Dua kali ledakan bom rakitan terjadi di Wihara Ekayana pada Minggu (04/08/2013) sekitar pukul 7 malam. Ledakan terjadi di dua tempat terpisah.
“Iya ada bom meledak, tapi semua aman dan tidak ada yang rusak. Buddha memberkati kita semua,” kata Bhiksu Aryamaitri, kepala Wihara Ekayana melalui pesan singkat kepada Heru Suherman Lim, salah satu umat vihara tersebut.
Seperti dilansir detik, ledakan pertama berasal dari bom yang diletakkan di dekat kaca di dekat pintu masuk utama sebelah luar. Bom tersebut dibungkus dalam plastik warna hijau yang hangus dan terbakar sebagian. Di sekitar plastik itu terdapat serpihan besi dan gotri yang bertebaran. Menurut polisi, bom tersebut berdaya ledak rendah.
Tak lama setelah ledakan pertama, bom kedua yang berada di belakang rupang Buddha Maitreya di halaman vihara juga bereaksi. Namun bom kedua ini gagal meledak dan hanya mengeluarkan asap.
Ketika bom meledak, kebaktian sedang berlangsung. “Ada 300 orang yang saat itu berada di dalam acara kebaktian di vihara,” kata Ponijan Liaw, salah seorang saksi yang merupakan tokoh umat Buddha dan juga pengurus Wihara Ekayana.
“Kalau kaget pasti, jemaat pun sudah mengira bahwa ledakan tersebut bom karena suaranya berbeda dengan mercon atau petasan. Tetapi mereka tetap melanjutkan ibadah dan bhiksu pun tetap melakukan ceramahnya,” ungkapnya.
Umat yang sedang kebaktian baru menyadari adanya bom setelah dikabari ada satu orang yang terluka terkena serpihan kaca. “Korban yang terkena serpihan itu ga biasa kebaktian di sini. Dia sedang mau ke toilet,” ujar Ponijan.
Polisi telah memastikan ledakan yang terjadi adalah bom. Kabareskrim Polri Komjen Sutarman menyatakan ada dua bom yang diletakkan terpisah. “Ada dua, yang satu di depan pintu masuk utama, meledak dengan ledakan kecil,” kata Komjen Sutarman, seperti dilansir detik. Bom pertama tersebut bahkan tidak mampu meledakkan kaca yang berada di dekat bom tersebut. Bom ini yang melukai warga yang tengah beraktivitas di vihara.
Selain kedua ledakan itu, terdengar juga ledakan ketiga sekitar pukul 23.00 WIB. Namun ledakan ini adalah ledakan bom berhasil ditemukan dan sengaja diledakkan oleh Tim Gegana Polri.
Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie, satu orang mengalami luka lecet di tangan dan langsung ditangani tim medis namun tidak sampai dirawat.
Pun demikian tidak ada kerusakan yang berarti akibat ledakan tersebut, seperti dikatakan Bhikkhu Dharmawimala yang juga tinggal di Wihara Ekayana, “Saya pikir para pelindung Dharma berperan sehingga tidak ada kerusakan sedikit pun. Terima kasih atas perhatiannya.”
Berita simpang siur tentang ledakan ini beredar dengan cepat melalui BBM dan SMS. Karenanya Wihara Ekayana Arama memberikan klarifikasi, “Bersama ini kami Sangha dan Pengurus WEA memberitahukan berkat lindungan Dharma, Wihara Ekayana Arama dalam kondisi aman dan tidak ada kerusakan sedikit pun. Berita mengenai kerusakan ataupun pihak yang ditemukan melalui CCTV adalah tidak benar. Semoga penjelasan ini dapat memberikan informasi kepada para sahabat dan tidak menimbulkan keresahan apa pun dalam masyarakat beragama. Terima kasih atas perhatian serta dukungan dari seluruh sahabat. Mari kita terus kembangkan cinta kasih tanpa batas.”
Tentu saja, kejadian seperti ini amat sangat disayangkan karena mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Umat Buddha diharapkan tetap tenang dan tidak terprovokasi, seperti halnya ditunjukkan oleh para anggota Sangha dan pengurus Wihara Ekayana Arama yang tetap bersikap tenang.
“Sebagai umat beragama, kita tidak usah khawatir, tetapi tetap harus waspada dan hati-hati,” himbau Ponijan Liaw.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara