Sebagai vihara di desa, Vihara Giri Bala, Dusun Pasang, Desa Pagergunung, Kecamatan Pringsurat, Temanggung merupakan salah satu vihara yang berhasil dalam melakukan pembinaan umat. Bukan hanya pendalaman ajaran Buddha dan spiritual, pengurus vihara ini juga mampu mendorong generasi mudanya untuk mengenyam pendidikan tinggi.
Tak heran kalau saat ini pemuda Buddhis Pagergungung mengenyam pendidikan tinggi, bahkan dari 65 jiwa umat Buddha sudah ada 2 orang yang sedang mengenyam penidikan pascasarjana dan satu orang menjadi bhikkhu.
Selain itu, vihara sebagai basis komunitas umat Buddha juga mempunyai beberapa usaha bersama, seperti peternakan, pertanian, koperasi, dan penyewaan tenda. Berbagai usaha ini juga turut mendorong perekonomian umatnya. Inilah salah satu penyebab umat Buddha yang berkembang mulai tahun 1968 ini bertahan hingga sekarang, di saat tetangga-tetangga desa dan kecamatan lain umat Buddhanya habis total.
“Dulu di Kecamatan Pringsurat itu banyak desa Buddhis, sepeti Desa Wonokerso itu dulu tempat belajar agama Buddha pada masa perkembangan, tetapi saat ini habis total. Yang tersisa di Desa Pagergunung hingga saat ini ya vihara Giri Bala,” tutur Untung Surasa, pembina umat Buddha Pagergunung.
Sebagai komunitas kecil di tengah-tengah mayoritas umat beragama, agama Buddha Giri Bala saat ini menjadi contoh dalam hal pendidikan dan kemajuan ekonomi masyarakat sekitar. Karena itulah, hari Minggu (9/10). Pemuda Buddhis Temanggung, Semarang, Kendal dan Sekber PMVBI melakukan kunjungan vihara ke Pagergunung.
Para pemuda Buddhis diajak belajar bersama meningkatkan perekonomian komunitas vihara dan bekerjasama dengan Sekber Hijau melalui penanaman bibit pisang.
“Perkembangan agama Buddha, terutama di pedesaan dimulai dari kreasi anak muda. Apabila anak mudanya mau bergerak bersama, belajar bersama, mengembangkan kreativitas bersama, maka bisa dipastikan agama Buddha akan berkembang dengan baik,” tutur Bhikkhu Badrapalo yang turut hadir dalam kegiatan ini.
Sementara itu, Suwarno dari Sekretariat Bersama Pemuda Vihara Buddhayana Indonesia (Sekber PMVBI) menyatakan, program Sekber Hijau terutama memberikan bibit pisang kepada umat Buddha di berbagai wilayah merupakan upaya untuk mendorong perekonomian umat Buddha di daerah.
“Kami telah melakukan penanaman bibit pisang di berbagai tempat. Kemarin saya baru terima sms, salah satu basis ujicoba kami di daerah Boyolali sudah ada yang panen, dan satu pisang raja dihargai Rp 200 ribu. Saya kira ini cukup menjanjikan. Oleh sebab itu kami tertarik mengajak pemuda Buddhis Temanggung, Semarang dan Kendal untuk ikut menanam pisang,” ujar Suwarno.
“Kami telah menyiapkan 300 bibit pisang raja, tapi nanti bisa kami tambah. Silahkan ditanam. Untuk mekanisme penanamannya dan rencana pembagian hasilnya seperti apa, silahkan dibahas sendiri. Hanya saja biasanya kami membagi 75% hasil tanam untuk yang menanam dan 25% untuk kas pemuda,” imbuhnya.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara