• Tuesday, 29 November 2022
  • Ngasiran
  • 0

Sekolah Tri Ratna, Jakarta kembali menggelar retret meditasi untuk guru dan staf sekolah. Retret meditasi yang digelar di laksanakan di Pondok Sadhana Amitayus, Cisarua, Bogor ini digelar selama empat hari, Senin-Kamis (14-17/11) di bawah bimbingan anggota sangha dari Sangha Agung Indonesia, yaitu; Bhikkhu Nyanabhadra, Bhikkhu Bhadrapana, Samaneri Thira Nimmala, dan Samaneri Dhamma Kalyani.

“Menjadi guru tidak hanya dituntut sejahtera dalam finansial, tetapi juga harus sejahtera secara mental emosional. Melalui kegiatan ini, kami berharap guru dan pegawai Sekolah Tri Ratna mendapatkan manfaat untuk dapat mengelola diri dalam menyikapi setiap persoalan,” kata Gunawan Efendi, Ketua Yayasan Sekolah Tri Ratna saat membuka kegiatan ini. 

Bhikkhu Nyana Bhadra, salah satu bhikkhu pembimbing meditasi, menekankan perlunya perhatian pada saat latihan. Saat makan, duduk, berjalan, bernafas, bahkan saat istirahat harus tetap dilakukan dengan perhatian penuh. “Perhatian pada setiap aktifitas ini yang akan kita latih selama 4 hari ke depan,” kata Bhante Bhadra. 

Melatih Disiplin Diri

Selasa (15/11) dentang bell terdengar nyaring sebelum pukul 5 pagi. Mendengar panggilan bell setiap peserta bergegas ke aula latihan untuk melakukan guided sitting meditation yang dipandu oleh Bhante Nyanabhadra. Meditasi duduk ini berlangsung selama 30 menit. Selesai meditasi kegiatan dilanjutkan dengan membaca Sutra Kebahagian.

Setelah membaca Sutra Kebahagiaan, latihan dilanjutkan dengan meditasi jalan. “Saat meditasi jalan, perhatian Anda bisa dipusatkan pada langkah kaki. Saat melangkah dengan kaki kanan, Anda boleh mengucapkan kata kanan dan saat melangkahkan kaki kiri, Anda bisa mengucapkan kata kiri,” ucap Bhante Bhadra saat membimbing meditasi jalan. 

Pukul 7 pagi bell bell penanda kembali terdengar. Latihan meditasi jalan selesai dan peserta haru ke ruang makan untuk makan berkesadaran. Latihan makan berkesadaran diawali dengan mendengarkan bunyi genta dan membacakan perenungan. Saat makan, seluruh proses mulai dari mengambil makan, mengunyah, dan membersihkan alat makan harus dilakukan dengan perhatian penuh. 

Selesai sarapan, peserta melakukan ragam aktivitas latihan berkesadaran. Mulai dari mindful working, singing meditation, dan mendengarkan uraian dhamma dengan penuh perhatian. Latihan ini berlangsung selama 4 hari dengan penuh disiplin pada setiap peserta. 

Mindfulness Membantu Menghadapi Kemarahan

Elista Tobing, guru Sekolah Dasar Tri Ratna yang menjadi salah satu peserta kegiatan mengatakan baru mindfulness  di Sekolah Tri Ratna. Awalnya Elista menganggap kegiatan mindfulness seolah-olah dilakukan orang yang kurang kerjaan. 

“Menghitung nafas masuk ataupun nafas keluar, ternyata bukan sekedar itu. Justru ketika kita bisa sebentar melakukan mindfulness disitulah kita bisa merasakan bahwa kita masih ada nafas dan patut untuk disyukuri apalagi jika kita diperhadapkan dengan situasi yang sulit seperti munculnya kemarahan, angkuh, disitulah saya merasakan mindfulness itu berperan banyak,” tutur Elista. [MM]

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *