• Tuesday, 15 December 2015
  • Komala Somadevi
  • 0

Sabtu pagi (12/12), sekitar 100 umat dan Sangha Wihara Ekayana Arama, Jakarta berangkat menuju kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Tangerang, Banten. Kehadiran mereka disambut oleh sekretaris desa yang menceritakan kegiatan mereka untuk melestarikan dan menjaga hutan bakau (mangroove) yang berada di muara dekat desa mereka.

Selain menanam 3000 pohon bakau, yang memberikan peranan penting kepada masyarakat, utamanya untuk menghalang abrasi, angin, menyaring sampah organik, tempat pengembangbiakan satwa, menghasilkan buah yang dipakai sebagai pewarna batik, atau jenis lain untuk sirup.

“Kami menghimbau agar masyarakat sekitar merawatnya dan menjaga kebersihan lingkungan serta meluaskan penanaman bakau,” pesan Suanto, ketua komunitas Ekayana Peduli. Selain penanaman bakau, diadakan juga bakti sosial dengan membagikan bahan kebutuhan pokok untuk masyarakat setempat.

Sementara itu wakil ketua Wihara Ekayana Arama Bhante Dharmavimala menyampaikan tema kegiatan ini merupakan praktik nyata penting dalam menjunjung tinggi kehidupan semua makhluk hidup dan mineral. Ini adalah salah satu bentuk kegiatan umat Ekayana untuk mengembangkan kepedulian dan merawat lingkungan. “Sejak revolusi perindustrian, suhu bumi telah meningkat, menjadikan pemanasan global. Kita perlu mengubah cara berpikir kita akan kondisi bumi ini,” imbuh Bhante Dharmavimala.

Area penanaman hutan bakau ada di satu sisi muara yang gundul dan bisa terlihat daratan perlahan yang sudah mulai tenggelam, atau disebut dengan abrasi. Jalan menuju area ini, melewati perumahan penduduk kampung Garapan yang secara keseluruhan penduduknya hidup di garis kemiskinan. Penanaman di area yang dangkal dan tidak terlalu tenggelam dilakukan sebagian besar umat yang penasaran mencoba untuk menanam pohon bakau sendiri.

Anggota Sangha bersama umat dan ketua komunitas juga turut menanam pohon bakau di bibir muara ini. Penanaman bibit bakau di bibir muara cukup menarik, para sukarelawan diharuskan masuk ke dalam air yang bercampur dengan lumpur dan menanam bibit tersebut.

Program ini dihelat Ekayana Peduli bekerjasama dengan NGO Sahabat Pulau. Mereka adalah komunitas sosial di bidang sosial dan pengembangan bisnis sosial di daerah-daerah pulau terluar/daerah pesisir. Berdiri sejak Maret 2012, saat ini Sahabat Pulau sudah tersebar di 30 bagian di seluruh Indonesia.

Menurut Isra Ruddin, public relations Sahabat Pulau, “Lokasi penanaman bakau tersebut memang sangat cocok mengingat tingkat pengikisan aliran muara cukup tinggi. Di sebelah kiri aliran muara juga sudah ditumbuhi pohon bakau, sangat disayangkan jika bagian yang sebelah kanan semakin terkikis ke daratan. Selain itu, kondisi ekonomi masyarakat di sana juga masih sangat memprihatinkan. Masih banyak keluarga yang pendapatan hariannya di bawah garis kelayakan.”

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Komala Somadevi

Perempuan. Lulusan perguruan tinggi di Bandung jurusan komunikasi internasional. Volunteer di thubtenchodron[dot]org. Kini menetap di Jogja. Mengelola tempat makan sederhana, "Angon".