• Friday, 21 May 2021
  • Deny Hermawan
  • 0

Menurut tradisi Tibet, perayaan Saga Dawa atau Waisak sudah dimulai sejak 12 Mei dan akan berakhir hingga 10 Juni 2021. Peringatan kelahiran, penggugahan, dan mangkatnya Buddha ini menjadi peringatan terpenting dalam tradisi Buddhisme Tibet, yang juga dirayakan di berbagai wilayah di luar Tibet.

Salah satunya di kawasan Ladakh, India Utara, di kawasan Himalaya yang berbatasan dengan Tibet. Pada hari-hari ini, termasuk pada puncaknya tanggal 26 Mei nanti, banyak kaum Buddhis di sana yang praktik tidak membunuh hewan, menghindari makan daging, dan melepas hewan ke habitatnya.

Di kawasan Ladakh, terdapat tokoh lama (guru) besar, yang menjadi pimpinan dari semua lama di kawasan tersebut. Namanya adalah His Eminence Togdan Rinpoche.

Secara silsilah aliran, Togdan Rinpoche adalah pemimpin spiritual dari aliran Drikung Kagyu di kawasan Ladakh, yang mengurusi sekitar 50 wihara Drikungpa di Ladakh. Meski demikian, Rinpoche juga praktisi lintas aliran, yang ditinggikan dan dihormati oleh semua aliran Buddhis di kawasan Ladakh.

Tanggal 16 Mei 2021, Togdan Rinpoche sempat memberikan pesan Waisak kepada murid-muridnya di berbagai belahan dunia secara daring. Pesan ini disampaikannya selepas memberikan abisheka Guru Padma Gyalpo, salah satu manifestasi Guru Padmasambhava.

Menurut Rinpoche, Pangeran Siddharta memang berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Sejak kecil, berbeda dengan anak umumnya yang lebih suka bermain-main, Siddharta senang duduk di bawah pohon dan bermeditasi. Selain itu, Pangeran Siddharta sudah sangat penuh welas asih sedari muda pada semua makhluk, termasuk pada kuda peliharaannya, yang dirawat dengan penuh kasih sayang.

“Bahkan ketika sepupunya Devadatta menembakkan anak panah pada seekor angsa, Siddharta mendatangi angsa itu, dan menyelamatkannya,” jelas Rinpoche dalam bahasa Tibet yang diterjemahkan ke bahasa Inggris.

Rinpoche menjelaskan bahwa usai tercerahkan, mencapai Nirvana, Buddha tidak langsung mengajar. Sebabnya, kebenaran yang Buddha temukan begitu halus dan mendalam, susah dipahami orang biasa. Namun atas permohonan Dewa Brahma, akhirnya Buddha bersedia mengajar Dharma, yang diawali pada lima pertapa muridnya mula-mula di Taman Rusa di Varanasi.

“Itu adalah pemutaran roda dharma yang pertama, tentang Empat Kebenaran Arya,” jelas guru senior yang berusia lebih dari delapan dekade ini.

Selain menceritakan kisah hidup Buddha, Rinpoche juga mengingatkan bahwa kehidupan kita sebagai manusia ini sangatlah berharga dan langka. Karena itu ia mengingatkan para muridnya untuk tidak lengah.

“Janganlah menyia-nyiakan waktu, harus rajin praktik dharma,” pesannya.

Seorang Terton

Togdan Rinpoche juga dikenal sebagai seorang terton, atau penemu harta karun dharma dari tradisi Nyingma. Dirinya pernah menjadi murid His Holiness Dudjom Rinpoche [1904-1987], salah satu guru besar yang pernah menjadi pemimpin aliran Nyingma.

Togdan Rinpoche pernah muncul di beberapa film dokumenter seperti Yogis of Tibet dan The Tibetan Book of the Dead: A Way of Life. Namanya Togdan sendiri memiliki arti “diberkahi dengan realisasi”. Ia diyakini sebagai inkarnasi dari Mahasiddha Hungkara di India.

Siddhi yang beliau miliki sudah terlihat sejak kecil. Ketika Rinpoche berusia satu setengah tahun, sekitar tahun 1940, di Durbuk, sebuah desa terpencil di Ladakh, dia meninggalkan jejak kaki kiri, telapak tangan kiri dan jari telunjuk kanannya pada batu besar yang kokoh. Jejak lekukan di batu itu masih bisa dilihat sampai kini.

Tahun 1953, ketika melakukan retret di Tibet, rangkaian kata-kata dan huruf-huruf spesial melayang dalam benak dan penglihatannya. Rinpoche lantas menuliskan apa yang ia lihat itu, yang merupakan terma (harta karun) batin tentang praktik dari Padma Gyalpo — Guru Padmasambhava dalam bentuk “Raja Teratai”.

Meskipun Rinpoche bisa mengungkapkan banyak terma lainnya, Rinpoche tidak melakukannya. Dia merasa bahwa terma Padma Gyalpo adalah yang paling tepat dan bermanfaat bagi orang-orang modern. Sebagai seorang penemu harta karun spiritual, ia dikenal sebagai Terton Rigched Dorje.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara