• Friday, 29 August 2025
  • Surahman Ana
  • 0

Foto: Ngasiran

Ratusan umat Buddha Vihara Giri Santi Loka di Dukuh Guwo, Desa Blingoh, Kecamatan Donorojo, Jepara, memenuhi tempat ibadah untuk melaksanakan puja bakti patidana, mengisi malam perayaan Asadha Puja dan Abhiseka altar baru pada Jumat (29/8/2025). Acara yang dihadiri oleh lima Bhikkhu Sangha, empat samanera, dan dua athasilani ini berlangsung penuh khidmat.

Antusiasme umat begitu tinggi, sehingga pelataran altar utama tidak mampu menampung semua yang hadir. Sebagian umat terpaksa melaksanakan puja bakti di teras vihara.

Acara diawali dengan penyalaan ratusan lilin yang ditempatkan di sebelah kiri altar. Cahaya lilin tersebut menjadi simbol doa bagi para leluhur yang telah meninggal.

Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan puja bakti dan Dhammadesana yang disampaikan oleh Bhante Sujano. Dalam khotbahnya, Bhante menyampaikan manfaat besar dari patidana serta menekankan pentingnya bakti seorang anak kepada orang tua.

“Sebagai seorang anak, harus memahami dan sering merenungkan hukum karma. Kalau menjadi anak yang nakal dan sering merepotkan orang tua, kemungkinan besar nanti ketika punya anak juga akan merepotkan Anda,” terang Bhante Sujano.

Bhante juga menjelaskan bahwa tradisi pelimpahan jasa dapat diselaraskan dengan kearifan lokal masyarakat Jawa. Hal ini merujuk pada ajaran dalam paritta Ettavatha, yang menganjurkan agar kebahagiaan yang diperoleh dari perbuatan baik dilimpahkan kepada semua makhluk, termasuk para leluhur.

“Dalam pandangan agama Buddha, ketika ada orang meninggal termasuk leluhur kita dan belum mencapai tingkat arahat, orang tersebut akan terlahir kembali di alam-alam kehidupan lain. Oleh karena itu, patidana ini bermanfaat untuk memberikan jasa kebahagiaan bagi mereka melalui kebajikan yang kita lakukan,” lanjutnya.

Bhante juga menambahkan bahwa tradisi lokal seperti wiwitan saat panen atau ritual petani lainnya dapat diisi dengan niat pelimpahan jasa.

“Di Jawa ada tradisi seperti wiwitan ketika mau panen dan tradisi petani lainnya. Selain untuk keselamatan, juga bisa ditambahkan untuk pelimpahan jasa. Sehingga semua para leluhur dan semua makhluk bisa turut berbahagia atas apa yang kita lakukan dalam tradisi tersebut,” pungkas Bhante.

Acara ditutup dengan penuangan air simbol pelimpahan jasa dan pemercikan tirta paritta oleh Bhikkhu Sangha.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *