• Monday, 1 June 2015
  • Sutar Soemitro
  • 0

Pada perayaan Tri Suci Waisak 2559 BE/2015, umat Buddha Indonesia akan menyelipkan doa khusus untuk pengungsi muslim Rohingya yang menjadi korban konflik di Myanmar.

Salah satu Ketua Majelis Sangha Mahayana, Bhiksuni Virya Guna, mengaku prihatin dengan konflik di Myanmar yang mengakibatkan penderitaan kaum Muslim Rohingya. Ia mengajak para pemimpin negeri ini dan pihak-pihak terkait untuk duduk bersama menyelesaikan masalah Rohingya dengan jiwa yang tenang.

“Kita prihatin. Kita jangan melihat (masalah Rohingya) dari sepihak saja. Karena mungkin ada unsur-unsur tertentu yang kita tidak tahu. Tetapi kita sudah mendoakan yang terbaik,” ujar Bhiksuni Virya Guna, Minggu (31/5/2015) malam.

“Mari kita duduk bersama, menyelesaikan masalah tersebut dengan baik, jangan menggunakan jiwa yang penuh kemarahan karena tidak akan selesai,” sambungnya.

Dia mengemukakan, sejauh ini umat Buddha di Indonesia senantiasa hidup berdampingan dengan umat lain. Hampir setiap perayaan Hari Raya Waisak pihaknya rutin menggelar bakti sosial yang ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat tanpa melihat latar belakang suku, agama, ras, dan golongan tertentu.

Dia menambahkan, pihaknya sudah berpartisipasi memberikan bantuan kepada para pengungsi Rohingya yang saat ini masih bertahan di Aceh. Bahkan, pihaknya juga sudah bertemu dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk bekerjasama membantu menyelesaikan masalah kemanusiaan tersebut.

“Kita serahkan saja (masalah ini) kepada pemerintah. Kita punya pemerintah yang solid,” ucap Virya.

Ketua Dewan Sangha Walubi, Bhiksu Tadisa Paramita, menyayangkan negara Myanmar yang notabene memiliki penduduk mayoritas umat Buddha namun tidak mencerminkan sifat Buddha yang sesungguhnya dalam menyikapi kasus Rohingya.

Dia mengatakan, Walubi sendiri telah berupaya membantu pengungsi Rohingya yang masih bertahan di Aceh.

“Pada Waisak ini kami membawa misi perdamaian, cinta kasih, dan anti kekerasan. Buddha sangat menolak diskriminasi dan menjunjung tinggi harkat martabat manusia tanpa melihat latar belakang ras, suku, agama, dan golongan,” ucap Bhiksu Tadisa.

Ia meminta umat Buddha di manapun berada untuk senantiasa mengembangkan sifat welas asih ke semua makhluk sehingga tercipta kehidupan yang rukun, damai, dan harmonis satu sama lain. (kompas)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara