• Sunday, 20 January 2019
  • Sutar Soemitro
  • 0

Sekelompok pria bersenjata menyerang Wihara Rattanaupap di Provinsi Narathiwat, Thailand, hingga menewaskan dua bhikkhu dan melukai dua lainnya, Jumat (18/1). Otoritas lokal, Pakdi Preechachon, mengatakan para pelaku berpakaian serba hitam lengkap dengan senapan memasuki wihara yang berlokasi di dekat perbatasan Malaysia itu sekitar Jumat malam.

“Serangan terjadi sekitar pukul 19.30 ketika sekelompok pria bersenjata dengan pakaian serba hitam memasuki wihara melalui sungai dari area belakang,” kata Pakdi kepada AFP pada Sabtu (19/1).

“Dua bhikkhu ditembak di wihara, sementara dua lainnya terluka,” sambungnya.

Di hari yang sama, empat pejabat keamanan di wilayah itu juga terluka akibat dua bom yang meledak di salah satu jalanan dalam serangan terpisah di provinsi tersebut. Seorang pemberontak dilaporkan ditembak mati dalam insiden yang terjadi di dekat sebuah sekolah itu.

Akibat insiden pada Jumat malam itu para bhikkhu diperintahkan menunda upacara pengumpulan dana yang berlangsung di tiga provinsi di selatan Thailand. Militer juga telah diinstruksikan memperketat pengamanan terhadap pemuka agama Islam di wilayah itu yang kemungkinan juga menjadi target.

Dikutip AFP, wilayah selatan Thailand telah lama didera konflik etnis antara pemberontak Muslim Melayu dan etnis mayoritas Buddha. Wilayah itu berbatasan langsung dengan Malaysia.

Sejak 2004 lalu, bentrokan antara pemberontak Melayu dan etnis Buddha kerap terjadi di selatan Thailand. Hingga kini, bentrokan tersebut telah menewaskan setidaknya 7 ribu orang yang sebagian besar merupakan warga sipil.

Para bhikkhu telah lama menjadi target serangan meski jarang terjadi. Wilayah itu semula merupakan bagian dari Malaysia, namun dicaplok Thailand sekitar satu abad lalu.

Baca juga: Polisi dan Tentara Thailand Kepung Vihara Dhammakaya Terkait Dugaan Pencucian Uang

Human Rights Watch memaparkan 23 bhikkhu tewas sejak 2004 lalu. Kelompok pemerhati hak asasi manusia itu bahkan mengkategorikan penembakan kemarin malam sebagai kejahatan perang lantaran menyasar tempat ibadah dan warga sipil.

Sementara itu, Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha mengutuk insiden pada Jumat malam tersebut.

“PM mengecam serangan kurang ajar itu dan menginstruksikan para pejabat menyelidiki dan menemukan para pelaku untuk menghukum mereka,” ucap juru bicara pemerintah Thailand, Buddhipongse Punnakanta.

Hingga kini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden itu. Penembakan itu terjadi berselang sepekan setelah seorang imam di provinsi yang sama tewas ditembak. Hingga kini, belum ada kejelasan apakah kedua insiden tersebut saling berhubungan. (cnnindonesia.com)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara