• Tuesday, 8 November 2016
  • Pujiyanto
  • 0

Pada Sabtu (29/10), Vihara Samaggi Jaya, Blitar, Jawa Timur mengadakan Sangha Dana di Bulan Kathina yang dihadiri sekitar 2000 umat yang memenuhi aula vihara. Umat yang datang di antaranya dari Blitar, Malang, Surabaya, Mojokerto, Temanggung, Bali, dan Jakarta.

Perayaan Kathina juga menampilkan pentas seni dari beberapa daerah. Ada ibu-ibu Wanita Theravada Indonesia (Wandani) yang menyanyikan lagu gubahan Romo Susanto, seorang tokoh yang turut berperan dalam pengembangan agama Buddha di Blitar. Turut tampil pula dari Blitar, Malang, Rengasdengklok, hingga Bali. Tujuh bhikkhu hadir dalam Sangha Dana kali ini.

Bhikkhu Uttamo yang menjadi tuan rumah, dalam uraiannya menjelaskan bahwa kerelaan merupakan awal dari kebajikan. Menurutnya, di dalam Dhamma terdapat tiga hal dalam melakukan kebajikan, yaitu kerelaan (dana), kemoralan (sila), dan kesadaran (samadhi).

Dana yang tersulit adalah dana yang melawan kebiasaan kita sendiri. Bhante memberi contoh, “Sudahkan Anda mencarikan baju yang bagus atau lebih bagus dari yang Anda pakai kepada orang yang membutuhkan?” Tidak mudah untuk berdana sesuatu yang lebih bagus daripada yang kita miliki.

Begitu juga tidak mudah untuk berdana sesuatu yang kita sukai, misalnya binatang kesayangan. Bahkan Bhante pernah mendapat curhat dari sebuah keluarga yang sedih ketika satu-satunya anak perempuannya dilamar sehingga setelahnya harus ‘diambil’ dari mereka.

Dan pada Kathina ini, Bhante Uttamo mengingatkan kita untuk belajar melepas dengan berdana empat kebutuhan pokok para bhikkhu. Apa pun yang kita miliki akan terlepas dari kita, sehingga ketika tiba waktunya nanti kita melepas semuanya, maka kita akan tetap berbahagia.

20161108-berdana-saat-kathina-adalah-belajar-melepas-2 20161108-berdana-saat-kathina-adalah-belajar-melepas-3

Kemudian Bhante Uttamo menjelaskan bahwa berdana, seberapa pun nilainya adalah untuk belajar melepas. Karena pada akhirnya, setiap orang akan melepas segala sesuatu yang menjadi miliknya.

“Kita harus siap melepas, apa pun itu yang kita miliki, karena suatu saat kita sendiri yang akan terlepas. Saat itu adalah ketika kita meninggal dunia, kita akan terlepas dari apa yang kita miliki. Bila pada saat itu sudah tidak ada kemelekatan terhadap apa yang kita miliki, maka saat kita terlepas akan terlahir di alam yang bahagia,” jelas Bhante.

Jadi, menurut Bhante, berdana kepada setiap makhluk hidup, kepada Sangha dan berdana pada saat hari Kathina adalah sebuah latihan dan persiapan untuk menuju terlepasnya kita pada kehidupan ini.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *