Ribuan umat Buddha dari Jawa Tengah dan DIY pada Minggu dinihari (22/5) pukul 04.14.16 WIB mengikuti detik-detik perayaan Waisak 2560 BE/2016 di komplek pelataran Candi Sewu, Prambanan, Klaten yang digelar oleh Keluarga Budhayana Indonesia (KBI) dengan tema “Transformasi Mental dengan Damai dan Harmoni”.
Koordinator perayaan Waisak Katman mengatakan, ritual menyambut detik-detik Waisak dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada Sangha dan umat Buddha agar dapat melaksanakan ritual puja bakti Waisak serta untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota Sangha.
“Sebenarnya ada makna yang sangat hakiki dari hari Tri Suci Waisak ini adalah dikatakan Tri Suci Waisak mengandung suatu makna sebagai latar belakang, yaitu sebagai kelahiran pada Maha Bodhisattva, kemudian petapa Gautama mencapai penerangan sempurna, dan Sang Buddha mahaparinibbana. Itu semuanya tepatnya di purnama suci di bulan Waisak seperti pada saat sekarang ini,” jelasnya.
Menurutnya, pesan yang disampaikan oleh Sangha Agung Indonesia dalam perayaan Waisak kepada seluruh umat Buddha di antaranya proses transformasi membutuhkan keyakinan, tekad, aksi, dan usaha.
“Karena kegiatan ini membantu mengembangkan keyakinan tentang perlunya berubah dan meningkatkan komitmen yang menumbuhkan sikap-sikap positif seperti cinta kasih, welas, simpati, toleransi, maupun lainnya,” tambahnya.
Ditambahkannya, sebelum melakukan puja bakti, semua umat Buddha yang hadir mengelilingi candi searah jarum jam (pradaksina), sebagai penghormatan kepada bangunan suci yang dipimpin oleh Sangha. Umat melakukan pradaksina sambil membawa bunga sedap malam berwarna putih kekuningan.
Usai pradaksina, umat melakukan prosesi puja bhakti yang dipimpin oleh Bhikkhu Bhadra Dwipangkara.
Selesai itu, Bhante Bhadra Dwipangkara memberikan ceramah dan mengingatkan umat Buddha untuk bertransformasi mental dengan damai dan harmoni. Salah satunya dengan menyikapi perkembangan teknologi dengan ajaran dan kebijaksanaan Buddha.
“Di era sekarang, umat Buddha berada di tengah perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia saat ini seakan tidak bisa lepas dari gadget. Teknologi bukannya memudahkan, malah mengikat,” ujar Bhante.
Bhante melanjutkan, pentingnya pola pikir yang benar dan bijaksana sesuai ajaran Buddha dalam memahami perubahan. Rangkaian penutup detik-detik Waisak dilakukan dengan melakukan meditasi bersama.
Sebelum meditasi, para bhikkhu memercikkan air suci sebagai simbol pemberkahan kepada seluruh umat yang hadir.
Acara detik-detik perayaan Waisak turut dihadiri Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama Paniran dan Ketua Umum Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Pusat, Piandi. (rri/metrotvnews)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara