• Sunday, 21 October 2018
  • Ngasiran
  • 0

Nderes atau aktivitas mengambil nira aren merupakan salah satu pekerjaan yang masih ditekuni oleh masyarakat pedesaan Temanggung. Nira yang diambil dari dangu (tangkai bunga) setiap pagi dan sore ini kemudian diolah menjadi gula aren.

Pengolahan nira sampai menjadi gula ini dilakukan secara tradisional. Air nira direbus di sebuah pawon (tungku tradisional dengan bahan bakar kayu) selama kurang lebih 4 jam, setelah air nira mengental dicetak dengan menggunakan batok kelapa. Hasilnya, gula aren dijual dalam bentuk gula batok untuk menopang sebagian kebutuhan keluarga.

Belakangan untuk meningkatkan nilai jual gula aren, sebagian masyarakat mulai kreatif mengolah gula batok menjadi gula semut. Salah satunya mayarakat yang sudah mulai memproduksi gula semut adalah warga Dusun Cendono, Desa Getas, Kecamatan Kaloran, dan Kabupaten Temanggung.

Tetapi bagi masyarakat desa yang minim jaringan dan pengetahuan mempunyai banyak kendala untuk mengembangkan gula semut. Karena itu, Wanita Theravada Indonesia (WANDANI) salah satu wadah oraganisasi umat Buddha membantu mengembangkan produksi gula semut masyarakat Dusun Cendono.

“Pada awalnya mereka hanya produski untuk dikonsumsi sendiri karena terkendala dipemasaran. Jadi kami turun tangan untuk memperbaiki kualitas produksi, mulai dari pengemasan hingga pemasaran,” kata Ibu Yogi, salah satu pengurus WANDANI pusat.

Gula semut produksi masyarakat Dusun Cendono ini kemudian dikemas dan dipasarkan oleh WANDANI ke berbagi kota di Indonesia. Gula semut mudah larut bila dicampurkan dengan minuman kopi maupun teh, selain itu gula aren lebih sehat untuk dikonsumsi karena mempunyai kandungan antioksidan dan memiliki kalori yang rendah.

Pohon aren harus dilestarikan

Tetapi persoalan gula aren ternyata tidak hanya diproduksi dan pemasaran. Masalah yang paling besar adalah terancam punahnya pohon aren sebagai bahan mentah nira. Hingga saat ini masyarakat Temanggung hanya mengandalkan pohon aren yang tumbuh secara alamiah, tidak ada penanaman ulang.

Menurut data yang diperoleh WANDANI, dusun Cendono sebagai proyek percontohan pengembangan gula semut memiliki 150 pohon yang siap dideres dan 200 pohon yang dalam masa pertumbuhan. Sementara ancaman datang dari para pedagang pohon aren mulai merangsek ke pedesaan membeli pohon aren untuk diambil sagunya.

“Saat ini, banyak pedagang dari luar Temanggung yang mengejar para petani agar menjual pohon aren dengan harga yang cukup fantastis, yaitu di atas lima ratus ribu rupiah per batang. Batang pohon aren yang ditebang, lalu digiling untuk menghasilkan tepung sagu pohon aren. Hal ini akhirnya membuat jumlah populasi pohon aren di Kecamatan Kaloran menurun drastis,” kata Sukhita Dewi.

Karena itu untuk mengatasi ancaman kepunahan pohon aren, WANDANI Temanggung bekerjasama dengan kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) mengadakan sosialisasi pelestarian pohon aren. Acara ini digelar di Aula Gedung Dhammaseka Surya Jaya, Dusun Janggleng, Selasa (16/10/2018).

Acara yang diikuti oleh masyarakat penderes ini membahas banyak hal tentang cara budidaya pohon aren, perawatan pohon aren hingga pelatihan tehnik produksi gula semut.

Cecep Khoirul Anwar, Perwakilan Menko PMK divisi Pembinaan Kerukunan Umat Beragam menyambut baik langkah yang dilakukan WANDANI dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat desa.

“Ekonomi umat sangat berpengaruh terhadap kerukunan umat. Mungkin Anda bertanya, apa hubunganya kerukunan dengan pohon aren? Sangat berpengaruh Bapak/Ibu, karena ketika ekonominya bagus orang tidak mudah untuk diadu domba,” katanya.

Kementerian PMK mempunyai komitmen untuk mendorong kementerian dibawah koordinasi Menko PMK untuk menindak lanjuti program WANDANI. “Kami hanya memberi stimulan-stimulan terkait pelestarian pohon aren kami akan mendorong kementerian pertanian untuk menindak lanjuti,” tegasnya.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara