• Sunday, 22 May 2016
  • Sutar Soemitro
  • 0

Perubahan musim sekarang ini memang susah diprediksi. Bulan Mei yang seharusnya sudah masuk musim kemarau, tapi hujan masih tetap turun. Lalu apa jadinya kalau hujan turun pada saat sedang digelar konser malam Waisak di panggung terbuka?

Ternyata hujan tidak menyurutkan animo pengisi acara dan para penonton konser yang digelar di sela-sela acara Festival Waisak untuk Indonesia di Pasar Seni, Taman Impian Jaya Ancol pada Sabtu malam (21/5).

Dalam konser yang dikoordinir oleh Buddhist Reborn dengan tema “Tribute to Buddha’s Legacy (TBL) 2016: Unveil the Kapilavastu Enigma” tersebut, sejumlah penonton tetap bertahan di meskipun rintik hujan sudah mengguyur sejak sebelum konser dimulai. Sebagian berteduh di bawah payung, bahkan beberapa pengisi acara pun tampil di atas panggung sambil membawa payung. Malah unik jadinya.

Sangat disayangkan konser yang sebenarnya dikemas dengan menarik yang menggabungkan Dhamma, seni dan teknologi menjadi kurang maksimal akibat hujan yang mengguyur Jakarta sejak sore hari. Penonton yang hadir terbilang minim, tidak seperti acara-acara Buddhist Reborn biasanya yang selalu berhasil menarik penonton dalam jumlah banyak.

Hal baru yang ditawarkan dalam konser ini adalah video mapping. “Video mapping berisi perjalanan hidup Sang Buddha yang terbagi dalam beberapa babak, di sela-selanya diisi lagu,” ujar Novita, salah satu panitia. Beberapa penyanyi yang tampil antara lain True Direction, Anzela, dan Bangku Merah Project. Tampil juga tari Seribu Tangan yang dibawakan oleh Tzu Chi. Selain itu ada tiga pesan dari Yasa Singgih (dalam bentuk video), Victor Osman, dan Roby Oktober.

Video mapping menyuguhkan pengalaman baru dalam mempelajari kisah hidup Buddha. Diiringi rintik-rintik hujan justru menjadi lebih khusyuk dan menimbulkan aura yang berbeda dari biasanya.

20160522 Hujan Tak Surutkan Animo Penonton Konser Malam Waisak 2 20160522 Hujan Tak Surutkan Animo Penonton Konser Malam Waisak 3

Sementara itu, dalam bentuk video, Yasa Singgih yang tidak bisa hadir langsung berbicara tentang bagaimana menjadi anak muda yang cerdas dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. “Mulai hari ini, gunakan social media dengan bijak. Jangan menyebarkan berita-berita yang belum tentu benar, mulai hari ini jangan menyebarkan berita-berita yang negatif yang dapat memancing timbulnya kebencian,” pesan Yasa.

“Daripada kita menggunakan social media untuk hal yang negatif, lebih baik kita gunakan untuk hal yang positif, misalnya dengan mengikuti permasalahan yang terjadi masyarakat dan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk menyelasaikannya. Salah satu contohnya adalah Go-Jek yang membantu mengatasi kemacetan di Jakarta.”

Victor Osman menyebut sesinya sebagai sesi transformasi. Para penonton diajak untuk memejamkan mata sejenak dan melakukan introspeksi. Ia mengajak penonton untuk berbicara kepada dirinya sendiri, “Saya akan mengubah kebiasaan saya menjadi kebiasaan yang bermanfaat.”

Sedangkan Roby Oktober seperti biasanya memberikan kata-kata dorongan semangat. “Hari ini adalah Waisak yang sangat berkesan. Karena apa? Karena hujan! Justru karena hujan di situlah letak kesannya karena semua apa yang kita inginkan tidak semua seperti yang kita inginkan. Tapi dalam kondisi hujan pun, kita tetap mengadakan sebuah acara. Dan Ibu Bapak Saudara tetap bertahan,” cetus Roby.

Roby juga menyinggung tentang jumlah umat Buddha di Indonesia yang hanya 0,72% dari total jumlah penduduk. Roby menyebut walaupun jumlahnya sangat kecil, “Tapi kita harus berpikir bagaimana yang 0,72% ini bisa memberikan kontribusi yang terbaik untuk lingkungan kita semua, bahkan kepada bangsa dan negara.”

Ia menutup pesannya dengan mengajak para hadirin untuk meneriakkan dengan lantang tekad untuk mempraktikkan Dhamma, “Its time..” yang segera dijawab hadirin dengan lantang, “To practice!”

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara