• Sunday, 23 August 2020
  • Deny Hermawan
  • 0

Geshe Jampa Gyatso adalah seorang sarjana Buddhisme Tibet dan mantan tahanan politik. Ia telah memasuki keadaan meditasi spiritual yang langka yang disebut thukdam usai dinyatakan meninggal secara klinis pada 14 Juli 2020. Sang Geshe –gelar akademik selevel doktor di Buddhisme Tibetan– adalah seorang pamong spiritual di Office of Tibet (OOT) Taiwan.

Thukdam adalah fenomena Buddhis di mana kesadaran seorang praktisi tingkat tinggi tetap berada di dalam tubuhnya, meskipun secara klinis sudah dinyatakan meninggal dunia. Meskipun mereka dinyatakan mati, tubuh mereka tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan tetap segar selama berhari-hari atau berminggu-minggu tanpa pengawetan.

Banyak tokoh besar dari Tibet yang tercatat mengalami fenomena ini, bahkan di era modern sekarang. Penyelidikan ilmiah terhadap fenomena ini telah dimulai beberapa tahun yang lalu atas prakarsa Yang Mulia Dalai Lama.

Tibet.net pada 18 Agustus 2020 memberitakan, setelah kematian klinisnya pada 14 Juli, jenazah Geshe Gyatso dikembalikan ke kediamannya. Teman dekatnya, Geshe Norbu dari Biara Sera Jey yang telah tiba untuk puja bhakti yang diadakan pada hari pertama dan kedua kematiannya mengamati bahwa tubuhnya tidak mengeluarkan tanda-tanda kematian dalam warna atau bau, yang lalu menilai bahwa mendiang sedang memasuki keadaan thukdam.

Ini adalah praktik meditasi yang dipraktikkan selama periode kematian seorang praktisi Vajrayana. Selama waktu itu mereka terserap dalam ‘Tahap Cahaya Jernih’, sebuah proses peleburan batin dari lima elemen dan kesadaran.

Pada hari ketiga, Kepala Biara Jigme Namgyal dari International Tibetan Buddhist Center mendukung pengamatan tersebut. Saat itu, Taiwan berada di tengah puncak musim panas, namun dari pengamatan tidak dapat dideteksi hasil pembusukan jasad makhluk hidup.

Staf OOT mengunjungi kembali jenazah pada hari ke-5 untuk menentukan tanda-tanda pembusukan dan pembusukan. Hal itu dilakukan juga oleh para profesional medis yang mengungkapkan keheranan mereka atas fenomena tersebut. Laporannya kemudian diberitahukan ke kantor Dalai Lama.

Sekretaris Tsegyam yang menyampaikan instruksi Dalai Lama tentang masalah tersebut menyarankan agar laporan rinci dari pengamatan profesional medis dan ilmuwan dilakukan untuk tujuan penelitian. Oleh karena itu, siswa Geshe mendatangi pusat penelitian Taiwan, Academia Sinica yang meminta pemeriksaan forensik dari biksu tersebut.

Dalam hal ini, Kantor Gaden Phodrang melalui Sekretaris Tsegyam menyarankan bahwa melakukan pemeriksaan akan bermanfaat bagi penelitian yang sedang berlangsung tentang thukdam dan Buddhadharma secara umum.

Pada 24 Juli, fisikawan dan asistennya dari pusat penelitian Academia Sinica Taiwan tiba dan melakukan pemeriksaan forensik pertama pada biksu tersebut. Fisikawan yang bernama Prof Yuan Tseh Lee itu sebelumnya telah berpartisipasi dalam dialog tahun 2018 yang dilakukan antara Dalai Lama dan ilmuwan Tiongkok tentang efek fisika kuantum yang diadakan di Dharamsala. Profesor Lee mengungkapkan kebingungannya dan mencatat kemiripannya dengan deskripsi yang diberikan oleh Dalai Lama selama dialog.

Pada pemeriksaan, terungkap tekanan darah tubuh Geshe Gyatso berada pada 86, cukup dekat dengan manusia yang hidup. Selain itu, kekenyalan kulit, keadaan organ dalam yang tampaknya tidak terurai, cahaya dan kehangatan wajah juga dicatat dengan pemeriksaan yang ketat. Itu dilengkapi dengan pemeriksaan aktivitas saraf otak almarhum pada 28 Juli dan 1 Agustus 2020.

Demikian pula, Kantor Yang Mulia Dalai Lama mengarahkan Dr Tseten Dorje dari Rumah Sakit Delek untuk membimbing fisikawan tersebut, yang dikoordinasikan dengan dokumentasi fotografis dari perubahan bertahap dalam tubuh.

Pengamatan berlangsung hingga 21 Agustus 2020, di mana kondisi 28 hari thukdam Geshe Gyatso telah tercatat dan didokumentasikan, lengkap dengan foto dan video, yang lalu diserahkan ke kantor Dalai Lama.

Deny Hermawan

Editor BuddhaZine, penyuka musik, film,
dan spiritualitas tanpa batas.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara