• Thursday, 8 December 2011
  • Sutar Soemitro
  • 0

Mau sharing dikit ya, setidaknya dari pengalaman pribadi saya bermeditasi. Waktu saya belajar yoga di Ananda Marga, saya baru ngerti kalau yoga adalah persiapan tubuh menuju meditasi. Sekali lagi: per-sia-pan.

Kenapa tubuh perlu disiapkan? Karena dalam keseharian, pikiran dan batin kita sering ga konek sama tubuh. Yoga (seperti artinya: yoking) menyatukannya lagi.

Lalu apa yang sebenarnya dilakukan saat meditasi? Sederhana saja. Yakni: mengamati. Dalam meditasi yang murni mengamati, semua yang kita pikir udah sakti en ajaib hanyalah fenomena, harus dilewati kalo ga cuma jadi jebakan ego. Jadi kalau ada yang bermeditasi lantas jadi sakti, lihat masa depan, ketemu dewa, dsb, dst, anggap aja itu bonus. Tapi bukan itu tujuan yang sebenarnya.

Banyak yang tanya, apakah meditasi bisa belajar dari buku, menurut saya: enggak. Meditasi adalah mengalami. Harus dicoba sadar untuk bisa mengerti. Pembimbing sangat penting. Meditasi dan relaksasi juga beda. Kondisi rileks bisa dicapai saat meditasi. Tapi itu pun jangan dijadikan sebagai tujuan. Dengar kata orang tentang meditasi (termasuk saya) hanya berguna sebagai pengetahuan. Tapi saat bermeditasinya sadar, semua info tersebut harus bisa kita lepas.

Jadi bagi saya, meditasi adalah untuk mengamati segala hal seada-adanya. Termasuk diri kita, batin kita, konsep-konsep yang kita punya, termasuk konsep Tuhan. Lewat meditasilah kita bisa pelan-pelan membedakan, mana “konsep” dan mana “kenyataan”. It will shock us to know how often we mistakenly switch the two.

Pertama kali retreat meditasi, saya sungguh terguncang (in a good way). Semua konsep agung berguguran, berganti dengan: “Hah? Gitu doang ternyata?” Bagi saya, meditasi membantu saya lebih cair dan luwes melihat hidup dan “kebenaran”. For me, there’s no fixed truth now. And it’s so liberating.

Dan ternyata meditasi pun bukan duduk diam atau ikut retreat saja. Semua aktivitas kita, dari mulai bangun sampai tidur bisa menjadi meditasi. Namun untuk bisa menjadikan hidup kita meditatif, saya sarankan belajar dulu bermeditasi intensif supaya bisa “mencicip” rasanya.

Beberapa guru meditasi saya antara lain: Hudoyo Hupudio (lintas agama, info bisa di-google), Zyoah Wexler, Thich Nhat Hanh, Mingyur Rinpoche. Kebetulan suami saya, Reza Gunawan ngajar meditasi di Jakarta, “kelas mikro” karena hanya 2 jam seminggu. Sangat lumayan buat yang sibuk dan belum bisa retreat.

Kembali ke yoga, tidak semua persiapan meditasi harus dalam bentuk yoga. Banyak metode lain. Yang langsung hajar bleh juga ada, seperti MMD-nya Pak Hudoyo. Kalau kata Pak Hudoyo, apapun kondisi batin dan fisik kita saat memulai meditasi, itulah bahan pengamatan kita.

Seperti apa retreat? Hua-ha-ha! Mengutip lagi Pak Hudoyo, “1-2 hari pertama Anda akan bertemu neraka.”  ) “Neraka” karena tubuh kita akan protes, pikiran kita akan protes, semua akan seperti melawan karena kita tak terbiasa dengan “hening” dan murni mengamati. Tapi kalo neraka itu sudah lewat? The bliss, insight, and wisdom we gained throughout the practice will change us forever.

Banyak juga yang mengeluh merasa ga bisa meditasi karena susah konsen, hehe, justru konsentrasi membuat batin tegang saat meditasi. Bagi orang-orang kota kayak kita yang hampir ga pernah bisa injak rem pikiran, retreat 1x setahun menurut saya sangat nolong. Buat kesehatan & kewarasan.  Dalam retreat kita “noble silence”. Tidak berbicara (include no HP). Banyak yang langsung “Ha! Gue ga mungkin bisa!” Tapi begitu retreat udah kelar, malah keenakan diem.

Meditasi kelas mikro Reza Gunawan bisa lihat di webnya (www.rezagunawan.com) atau mention orangnya di twitter @rezagunawan. MMD-nya Pak Hudoyo bisa google: “MMD = meditasi mengenal diri”. Kalo guru-guru seperti Zyoah, Mingyur Rinpoche, Thich Nhat Hanh, ya hanya kalo mereka sedang ke Indonesia kita berkesempatan belajar pada beliau-beliau itu.

Demikian pembaca, thanks udah nyimak. How to start small meditation? Just feel ur breath for 5 minutes. Just FEEL. No need to do anything else. (disarikan dari akun twitter @deelestari)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara