Raut wajah bahagia terpancar di wajah umat Buddha di Dusun Krajan, Desa Kenteng, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Rasa syukur dan bahagia yang ada menandai bahwa harapan dan upaya umat Buddha untuk memiliki rumah ibadah yang lebih representatif hampir terpenuhi dengan dilaksanakannya peletakan batu pertama pembangunan Dhammasala Vihara Dhamma Sasana pada Minggu (4/8).
Berdasarkan dokumen proposal dan design development Vihara Dhamma Sasna, rumah ibadah yang memiliki sarana prasarana lebih lengkap dan dapat menampung umat beribadah adalah harapan seluruh umat Buddha Dusun Krajan. Harapan muncul ketika vihara yang berdiri di tanah seluas + 105 m2 tidak mampu menampung umat ketika pujabhakti, selain karena bangunan vīhara lama yang telah berusia 23 tahun tersebut mengalami kerusakan, dan karena sarana pendukung ketika bhikhhu atau samanera menginap kurang layak.
Dengan dukungan penghibah tanah seluas 536 m2, motivasi, serta dukungan Samanera Medhacitto dan Biksu Duta Nagara yang secara tidak langsung ketika masa kanak-kanak dibentuk secara agama dan spiritual di Vihara Dhamma Sasana, maka pengurus vihara membentuk panitia pembangunan dhammasala. Rencana pembangunan dhammasala yang juga mendapat dukungan besar dari Sangha Theravada Indonesia melalui Padesanayaka Provinsi Jawa Tengah yaitu Bhikkhu Sujano, semakin membulatkan tekad panitia untuk membuat desain dhammasala dan proposal penggalangan dana pembangunan.
Satu tahun setelah penggalangan dana, akhirnya dapat dilakukan peletakan batu pertama dhammasala Vihara Dhamma Sasana dengan desain bangunan dibuat oleh arsitek dan desainer interior, Agus Setiyawan. Konsep bangunan dhammasala dibuat dua lantai yaitu lantai semi basemen dan lantai dasar. Atap bangunan memadukan arsitektur lokal Jawa Tengah yaitu atap Joglo dengan unsur kebudhaan berbentuk stupa.
Acara peletakan batu pertama dhammasala dihadiri oleh Padesanayaka Saṅgha Theravāda Indonesia Provinsi Jawa Tengah yaitu Bhikkhu Sujano dengan didampingi Bhikkhu Cittavaro Thera. Tamu undangan yang hadir berasal dari pengurus Keluarga Besar Theravada Indonesia (KBTI) Kabupaten Semarang; perangkat Desa Kenteng; donatur; umat Vihara Dhamma Sasana, Vihara Setti Dhamma, Vihara Karuna Phala Desa Kenteng Kecamatan Susukan; serta umat Vihara Rahulavada Kecamatan Tengaran dan umat Vihara Khanti Dhamma Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.
Sebelum menuju lokasi acara, tamu undangan mendapat santap siang yang disediakan di rumah penduduk untuk kemudian mengikuti rangkaian acara peletakan batu pertama. Acara diawali dengan pembukaan, penyalaan lilin, pujabhakti, amisa dana dan pelimpahan jasa, sambutan, acara inti yaitu peletakan batu pertama, penutup, dan ramah tamah.
Secara kuantitas umat Buddha hanya 596 jiwa (12%) dari populasi Desa Kenteng yang berjumlah 4521 jiwa, sedangkan di Dusun Krajan sendiri hanya terdapat + 178 jiwa. Dengan peletakan batu pertama dhammasala di Dusun Krajan yang memiliki peninggalan purbakala berupa “lumpang kenteng” ini, diharapkan menjadi penyemangat bagi umat Buddha Vihara Dhamma Sasana dalam menggalang dana sehingga dhammasala yang diinginkan dapat terwujud dan dapat dimanfaatkan oleh umat Buddha untuk terus meningkatkan kualitas batin dan demi manfaat untuk semua makhluk.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara