![](https://buddhazine.com/wp-content/uploads/2015/12/20151202-Bhikkhu-Jotidhammo-Sangha-Dana-Bisa-Dilakukan-Bukan-Hanya-Saat-Kathina.jpg)
Umat Buddha Desa Kalimanggis, Temanggung, Jawa Tengah mengadakan Sangha Dana di Vihara Dhamma Pannya, Dusun Krajan. Acara yang diadakan pada Senin (30/11) ini dihadiri oleh umat Buddha dari berbagai vihara di Kalimanggis dan Kaloran.
Kalimanggis merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Kaloran. Desa Kalimanggis merupakan basis umat Buddha di Kaloran bahkan di Temanggung yang tersebar di berbagai dusun, seperti Dusun Krajan, Lamuk, Manguntosari, Jagan, Klisat, dan Pringkuda. Dari berbagai dusun tersebut, Krajan dan Lamuk mayoritas penduduknya beragama Buddha. Di Lamuk terdapat lebih dari 800 jiwa, sedangkan Krajan sekitar 700 jiwa. Hal ini tidak mengherakan karena pada awal perkembangannya, beberapa tokoh umat Buddha berasal dari Desa Kalimanggis, seperti Mangun Sudarmo yang saat itu adalah Lurah Kalimanggis.
Meskipun bulan Kathina sudah lewat, umat Buddha yang hadir terlihat sangat antusias dalam melaksanakan Sangha Dana. Misalnya Indartun bersama suaminya Pitoyo, umat Buddha dari Krajan yang selama satu tahun telah mempersiapkan dana untuk mengikuti perayaan Kathina. Indartun bersama suaminya berlomba mengumpulkan uang receh selama satu tahun untuk membeli jubah untuk persembahan dana kepada bhikkhu Sangha.
“Selama satu tahun mereka mengumpulkan uang receh, kalau ada kembalian dari belanjaan dikumpulkan dan uniknya mereka berlomba siapa yang dapat paling banyak, dan akhirnya mereka membeli dua jubah dengan uang receh tersebut,” ujar Priono, panitia Sangha Dana menceritakan tentang pasangan tersebut.
Upacara Sangha Dana kali ini hanya dihadiri oleh Bhikkhu Jotidhammo. Selain sebagai Ketua Sangha Theravada Indonesia (STI), Bhante Joti juga merupakan Ketua Vihara Dhamma Pannya yang menjadi tempat pelaksanaan Sangha Dana ini.
Dalam ceramah, Bhikkhu Jotidhammo menjelaskan bahwa, perayaan Kathina sesungguhnya adalah perayaan Sangha Dana di bulan Kathina. “Sangha Dana adalah mempersembahkan dana kebutuhan pokok kepada bhikkhu Sangha,” ujar Bhante.
Namun menurut Bhante Joti, Sangha Dana bukan hanya bisa dilakukan melalui upacara perayaan Kathina. “Saya tadi dikasih makan siang oleh ibu-ibu banyak sekali, memberikan makan kepada bhikkhu juga bisa disebut sebagai Sangha Dana. Ibu-ibu Sinoman memasak, memasang tratak untuk acara ini, menjemput Bhante ke Vihara Mendut, itu juga bisa disebut sebagai Sangha Dana dalam bentuk tenaga,” jelas Bhante.
Lebih lanjut Bhante Joti menjelaskan bahwa yang menyelenggarakan Sangha Dana adalah umat, sedangkan bhikkhu Sangha memenuhi undangan umat yang mau mempersembahkan dana. “Sebenarnya ini sudah lewat bulan Kathina, tapi karena ada umat yang mau mempersembahkan dana ya saya mewakili Sangha untuk menerima persembahan umat Buddha Kalimanggis ini.”
Mengakhiri ceramahnya, Bhante Joti berpesan agar umat Buddha di Kaloran, khususnya Desa Kalimanggis untuk hidup rukun, “Umat Buddha itu kadang-kadang aneh, pada waktu viharanya kecil umatnya rukun dan kompak, nanti setelah vihara direnovasi menjadi besar malah pada berantem. Ini kan nggak bener, kerukunan harus tetap dijaga, supaya walaupun sedikit umat Buddha tetap kuat.”
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara