• Sunday, 18 May 2025
  • Surahman Ana
  • 0

Foto: Ngasiran

Tangerang, 18 Mei 2025 – Ribuan umat Buddha memadati Jalan Citra Raya Boulevard, Kabupaten Tangerang, Banten, untuk mengikuti tradisi pindapata dalam rangkaian perayaan Waisak 2569 BE. Perayaan yang digelar di Vihara Dhamma Bhakti, Kampung Jawaringan, Desa Mekar Bakti, Kecamatan Panongan, ini diselenggarakan oleh Keluarga Buddhis Theravada Indonesia (KBTI) Kabupaten Tangerang.

Sebanyak 19 anggota Sangha, terdiri atas bhikkhu, samanera, dan atthasilani, melakukan perjalanan sejauh 2,8 kilometer dalam melaksanakan pindapata. Rute dimulai dari Bundaran 3 Mardigrass depan BCA menuju Vihara Dhamma Bhakti. Acara ini dihadiri oleh Gubernur Banten Andra Soni, Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI Supriyadi, Bupati Tangerang Mochamad Maesyal Rasyid, serta sejumlah anggota DPRD dan tokoh masyarakat.

Dukungan Pemerintah dan Peran Pemuda Buddhis

Ketua Panitia Perayaan Waisak, Ten Hoy, menyatakan bahwa acara ini telah menjadi agenda tahunan KBTI Kabupaten Tangerang sejak 2022. “Perayaan ini dikemas dalam satu hari penuh dari pagi hingga malam. Hari ini, umat Buddha Kabupaten Tangerang mencatat sejarah baru dengan kehadiran Gubernur Banten, Bupati Tangerang, serta Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI,” ujarnya.

Ia menambahkan, sekitar 90% panitia terdiri dari remaja dan pemuda Buddhis Kabupaten Tangerang, dengan total sekitar 500 relawan.

Bupati Tangerang, Mochamad Maesyad Rasyid, menyampaikan dukungannya terhadap perayaan hari besar agama-agama di wilayahnya. “Sampai saat ini, Kabupaten Tangerang tetap kondusif. Kami akan terus melestarikan rasa saling menghormati antarpemeluk keyakinan. Kegiatan ini kami dukung sebagai agenda tahunan,” tegasnya.

Pindapata: Tradisi yang Menghidupkan Budaya Puja

Bhante Dhammasubho, menyampaikan pengantar kegiatan dengan menjelaskan bahwa pindapata merupakan tradisi yang diwariskan sejak zaman Sang Buddha. Menurut Bhante, pindapata adalah salah satu wujud budaya puja yang hendaknya dilestarikan di tengah himpitan kemajuan zaman saat ini.

“Budaya puja inilah yang mulai hilang di abad sekarang. Ketika para bhikkhu berjalan menyusuri jalan dan bertemu masyarakat, ini niatnya bukan pengemis, bukan meminta-minta, tetapi ini komunikasi sambung rasa dalam hal mewujudkan budaya puja, kebiasaan berlaku hormat. Para umat menghormati para bhikkhu, dan bhikkhu menghargai umat-umatnya, disapa dengan bahasa rasa, dilihat dengan mata hati,” jelasnya.

Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI, Supriyadi, mengapresiasi kegiatan ini sebagai bagian dari program Vesakha Sananda (Kegembiraan di Bulan Waisak). “Cinta kemanusiaan tidak terbelenggu oleh batasan. Semua umat manusia wajib menumbuhkannya agar kita saling memahami dan menghargai perbedaan,” ucapnya.

Pesan Harmoni dari Gubernur Banten

Menutup sesi sambutan, Gubernur Prov. Banten, Andra Soni, menyampaikan terima kasih kepada umat Buddha Kab. Tangerang atas penyelenggaraan perayaan ini. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah serta masyarakat Kab. Tagerang yang telah menjaga keharmonisan umat beragama.

“Saya sepakat dengan Bhante bahwa kita harus saling menghormati dan memanusiakan manusia. Jika ini terwujud, sempurnalah kita sebagai manusia. Selamat Hari Waisak, semoga cahaya kebijaksanaan Waisak membawa keberkahan dan keharmonisan,” pungkasnya.

Perayaan Waisak di Kabupaten Tangerang tahun ini tidak hanya menjadi momentum keagamaan, tetapi juga memperkuat harmoni sosial di tengah masyarakat multikultural.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *