Agus Mulyono | Friday, 5 June 2015 8.05 AM Culture
Dhedy
Setiap tahun, Candi Borobudur menjadi pusat peringatan Hari Trisuci Waisak bagi umat Buddha di Indonesia. Tahun ini, pada peringatan yang jatuh tanggal 2 Juni 2015 tersebut, Candi Borobudur juga dipadati oleh ribuan umat Buddha.
Momen ini pun digunakan dengan sebaik mungkin oleh komunitas Peduli Cagar Budaya Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Pagar Budaya HIKMAHBUDHI) untuk mengajak para umat yang hadir di Borobudur untuk peduli pada kelestarian candi warisan budaya Indonesia ini. Pagar Budaya menghimpun para mahasiswa Buddhis menjadi relawan yang menyuarakan “Peduli Kelestarian Candi Borobudur” pada semua umat Buddha dan pengunjung di wilayah Candi Mendut dan Borobudur pada tanggal 1-3 Juni 2015.
Dengan menggunakan rompi berwarna merah, para mahasiswa dipimpin Agus Mulyono selaku koordinator aksi membagi-bagikan pin bertuliskan “Saya Peduli Kelestarian Borobudur”. Selain itu mereka juga memasang spanduk-spanduk di jalan-jalan yang menyuarakan agar para pengunjung tidak membuang sampah sembarangan, tidak memanjat stupa, dan menjaga kesakralan Borobudur.
Relawan yang turut serta merupakan mahasiswa Buddhis yang berasal dari berbagai kota seperti Jakarta, Semarang, Wonogiri, Salatiga, Yogyakarta, Mataram, dan Malang. Selama prosesi dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, sejumlah 30 mahasiswa ini mengambil posisi di paling belakang prosesi dengan membawa kantong sampah dan memunguti sampah-sampah yang tersisa dari kegiatan prosesi.
Kegiatan terus berlanjut pada hari berikutnya (3/5). Hari Rabu saat semua umat Buddha sudah kembali ke daerahnya, dan hiruk pikuk perayaan Waisak usai, dengan bekal kantong plastik, pinset, dan sarung tangan para mahasiswa ini menyisir Candi Borobudur dari kaki candi hingga puncak, mengumpulkan sampah yang mengotori candi. Ketika dicari dengan teliti, ternyata banyak juga sampah yang ditemukan.
Gigih Sanjaya, koordinator lapangan beberapa kali menunjukkan sampah seperti benang, karet, plastik minuman, dan bungkus permen. Sampah-sampah kecil terselip di banyak bagian lantai dan relief candi.
Kegiatan bersih candi ini didukung oleh Balai Konservasi Candi Borobudur, yang memfasilitasi para mahasiswa selama kegiatan. Kerja sama ini telah berlangsung selama tak kurang dari 5 tahun. Momen Waisak 2015/2559 BE ini adalah pengingat bagi Pagar Budaya dan para mahasiswa Buddhis untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur dan cagar budaya lainnya di Indonesia agar terus utuh dan berdiri kokoh memberikan warisan sejarah dan ilmu yang terkandung di dalamnya untuk generasi-generasi selanjutnya.
Setelah melalui proses selama 9 tahun, BuddhaZine kini telah berpayung hukum dengan naungan Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara. Kami berkantor di Dusun Krecek, Temanggung. Dengan yayasan ini kami berharap bisa mengembangkan Buddhadharma bersama Anda dan segenap masyarakat dusun.
Kami meyakini bahwa salah satu pondasi Buddhadharma terletak di masyarakat yang menjadikan nilai-nilai ajaran Buddha dan kearifan budaya sebagai elemen kehidupan.
Anda dapat bergabung bersama kami dengan berdana di:
Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara
Bank Mandiri
185-00-0160-236-3
KCP Temanggung