• Tuesday, 28 September 2021
  • Yulia
  • 0

Dengan pendudukan Afghanistan beberapa waktu yang lalu, banyak dari sisa peninggalan bersejarah budaya Buddhis dalam bahaya, menurut arkeologis. Satu situs penting – menjadi terancam karena akan segera di ekskavasi – adalah Mes Aynak, sebuah kota purbakala Buddhis yang berjaya dari abad 1 – 7 M.

Kotanya, yang namanya memiliki arti “Sumber kecil Tembaga” dalam Bahasa Pashto, terkenal memiliki sebuah kompleks bangunan Buddhis, termasuk biara, wihara, dan stupa berikut juga dengan benteng, bangunan komersil, dan rumah tinggal. Namun, peninggalan Purbakala Buddhis berada di atas puing-puing purbakala yang jauh lebih tua yang dirunut dari tahun 3.000 SM, sebuah zaman perunggu. Bersamaan dengan penemuan ini adalah sebuah kuil Api Zoroaster, menyingkap lapisan dari kekayaan arkeologis yang berada di bawah permukaan tanah.

Terlepas dari peninggalan sejarah, bagian ini sudah lama menjadi tidak aman untuk pekerja arkeologis yang di nilai dari fakta terkumpul pada 2018, ketika sebuah pemboman di pinggir jalan yang membunuh arkeologis Afghanistan Abdul Wahab Ferozi dekat Mes Aynak. Walaupun demikian, beberapa artefak Buddhis sudah terkumpul dan dipugar lebih dari 20 tahun, memberikan sebuah harapan kepada pekerja pugar yang kemungkinan akan terus berlanjut.

Protes

Philippe Marquis, kepala dari Délégation archéologique française en Afghanistan (DAFA), yang memberikan support kepada Menteri Informasi dan Budaya terdahulu dalam penggalian situsnya, sebelumnya berkata: “Data yang kita kumpulkan dari Mes Aynak adalah besar, namun kita bisa berharap lebih. Kita masih banyak yang dikerjakan.”(The Art Newspaper)

Pada 2007, Konglomerat Cina dari China Metallurgical Group (MCC) Menandatangani sebuah kontrak sepanjang 30 tahun dengan pemerintahan Afghanistan – kemudian ditengarai oleh presiden yang didukung oleh Amerika Serikat Hamid Karzai – untuk menambang sumber tembaga yang kaya di situs tersebut. Kesepakatannya, seharga AS$3 Miliar, menjadi sebuah Instansi Investasi asing yang privat di Afghanistan sejak 2001 dan memberikan kesempatan memperkuat ikatan bilateral kedua negara, sejak keluarnya Amerika dan sekutunya dari Afghanistan.

Sejak 2012, orang-orang khawatir akan peninggalan budaya Buddhis dari situs dan melancarkan petisi untuk menghentikan penambangan atau setidaknya secara tajam menunda penambangan apapun sehingga arkeolog bisa dengan berhati-hati menggali area tersebut. Sebuah petisi dari Change.org memulai di tahun itu yang mengumpulkan 90,185 tanda tangan dari seluruh dunia:

1. Kami menolak proyek penambangan Mes Aynak di laksanakan sesuai dengan standar internasional yang menjunjung tinggi transparansi yang bertujuan melindungi kesehatan publik, dan memastikan perlindungan maksimal untuk peninggalan budaya dan lingkungan. Standar internasional termasuk publikasi dari rencana penambangan, penyelesaian, rencana imbas lingkungan yang sudah di setujui dan persetujuan publik atas saran dari arkeologis untuk mengoptimalkan pemugaran situs tersebut.

2. Kami menekankan hal ini kepada pemerintah Afghanistan untuk melakukan pemasangan sebuah badan koordinasi yang terdiri dari petugas pemerintahan dan pertambangan, ahli yang netral dalam bidang keamanan lingkungan, arkeologi dan geologi, dan perwakilan penduduk lokal dan komunitas perdata untuk melihat implementasi dari standar internasional. Badan ini seyogyanya memastikan rencana penambangan ini diikuti sepanjang adanya dari tambang tersebut.

Sejak itu, pengembangan dari tambang sudah berhenti. Namun, pernyataan terbaru dari taliban menyarankan sebuah keinginan untuk melanjutkan sebuah hubungan kuat dengan China. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan sebuah surat kabar Italia La Repubblica, Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan: “China adalah partner kita paling penting dan mewakili sebuah dasar kokoh dan kesempatan luar biasa bagi kami. Sangat siap untuk menginvestasi dan membangun negara kami.” (NBC News)

Brent E.Huffman, seorang Associate Professor ilmu Jurnalis di Northwestern University dan Direktur dari Saving Mes Aynak, sebuah dokumenter akan arkeolog Afghan Qadir Temori merupakan sebuah usaha untuk melestarikan dan menggali situs yang menghadapi rencana penambangan dan militer Taliban, sudah mengungkapkan sebuah kekhawatiran utama yang ada, kini Taliban menjadi pengendali situs tersebut.

Kemudian, Marquis mencatat sebuah peran unik jika Mes Aynak sudah menjadi bagian dalam Sejarah Agama Buddha. “Ini adalah sebuah dokumentasi nyata akan hubungan komunitas Buddhis dengan kegiatan industrialisasi. Afghanistan sangat penting dalam sejarah Agama Buddha. Kita tidak pernah memiliki sebuah kesempatan sebuah relasi di antara komunitas ini dan kehidupan ekonomi dan politik dari sebuah negara.” (The Art Newspaper)

Justin Whitaker (buddhistdoor.net)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara