• Saturday, 28 July 2018
  • Sasanasena Hansen
  • 0

Maldives selama ini dikenal sebagai negara kepulauan kecil yang menjadi tempat favorit bagi para pelancong untuk berbulan madu. Dengan pantai berpasir putih, cottage-cottage unik dan privat, serta kekayaan laut yang indah membuatnya menjadi salah satu tempat tujuan wisata dunia meskipun terletak cukup jauh dan terpencil.

Negara terdekat dari Maldives adalah Sri Lanka dan India. Oleh karena itu, kekayaan budaya Maldives tidak terlepas dari pengaruh kedua negara ini.

Catatan sejarah tertua tentang sejarah Maldives menceritakan kedatangan orang-orang Sinhala dari Sri Lanka yang merupakan keturunan dari Pangeran Vijaya dari Kerajaan Magadha India yang diasingkan. Haddhunmathi Atoll, sebuah wilayah administratif di Maldives, menjadi pusat perkembangan agama Buddha pada saat itu.

Di sini terdapat banyak situs arkeologi peninggalan Kerajaan Buddhis Maldives seperti Dhanbidhoo, Mundoo, Gan dan Isdhoo. Peninggalan tersebut berupa wihara dan stupa dengan beragam ukuran.

Agama Buddha diperkirakan menyebar di kepulauan Maldives sekitar abad 3 SM. Kuil-kuil Hindu dan wihara-wihara Buddhis yang ditemukan menggunakan corak Mandala dengan gerbang utama berada di sisi timur. Stupa-stupa Buddhis disebut ‘havitta’, ‘hatteli’ atau ‘ustubu’ oleh orang-orang Maldives menyesuaikan lokasi atoll mereka.

Sejarawan lokal Hassan Ahmed Maniku (1990) menyatakan bahwa terdapat 59 pulau dengan situs arkeologi Buddhis ditemukan di Maldives. Peninggalan monumen-monumen Buddhis terbesar dan terbanyak berada di kepulauan di sisi timur Haddhunmathi Atoll.

Beberapa catatan kuno Maldives seperti Isdhu Lomafanu dan Dhanbidhu Lomafanu berisi tentang kedatangan Islam di Maldives, penghancuran monumen-monumen Buddhis, pemenggalan para biksu dan pembangunan masjid-masjid menggantikan wihara-wihara. Catatan-catatan ini diperkirakan berasal dari 1193 M. Raja Maldives pada saat itu menurut catatan ini adalah Sri Gadana Aditya Maharadun.

Cendikia seperti H.C.P. Bell, yang lama menetap di Sri Lanka, menyatakan bahwa agama Buddha tiba di Maldives dari Sri Lanka dan bahwa orang-orang Maldives kuno mengikuti aliran Theravada. Sejak itu, penemuan-penemuan arkeologi menunjukkan pula pengaruh Mahayana dan Vajrayana yang tampaknya datang dari India.

Pada Februari 2012, sekelompok ekstrimis Islam menghancurkan koleksi-koleksi patung pra-Islam yang disimpan di Museum Nasional di Male. Mereka menghancurkan hampir semua koleksi dari 30 patung Buddhis yang berasal dari abad 6-12 M. Staf museum mengatakan bahwa patung-patung tersebut kebanyakan terbuat dari koral atau limestone sehingga tidak mungkin untuk memperbaikinya, dan hanya dua atau tiga buah yang dapat diperbaiki.

Meskipun telah menjadi sejarah di Maldives, pengaruh Buddhis selama 1400 tahun telah memberikan pondasi penting dalam sejarah Maldives. Selama masa inilah budaya Maldives terbentuk dan berkembang. Bahasa Maldives, naskah-naskah pertama Maldives, arsitektur, peraturan dan adat Maldives berasal dari masa Maldives merupakan sebuah kerajaan Buddhis.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara