Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Vihara Giri Santi Loka, Dusun Guwo, Desa Blingoh, Kecamatan Donorojo, Kabuten Jepara dijadikan tempat vassa bhikkhu sangha. Selama tiga bulan musim penghujan tahun ini, Bhikkhu Sujano dan Bhikkhu Khemadiro tinggal dan melakukan pembinaan khusus di vihara ini. Mulai dari memberi kesempatan umat untuk praktik dana makanan tiap pagi, pindapata, meditasi, membabarkan Dhamma, sampai melatih baca paritta adalah aktivitas kedua bhante ini dalam melakukan pembinaan terhadap umat Buddha terbesar di Jepara ini.
Oleh sebab itu, sebagai rasa bakti terhadap Bhante Sujano dan Bhante Khemadiro yang telah menyelesaikan masa vassanya dengan baik, pada hari Rabu (19/10) umat Vihara Giri Santi Loka melakukan sanghadana. Sanghadana kali ini dihadiri oleh lima bhikkhu sangha, yaitu Bhikkhu Jotidhammo, Bhikkhu Cattamano, Bhikkhu Sujano, Bhikkhu Piyadhiro, Bhikkhu Dhammamito, Bhikkhu Khemadiro, dan dua samanera.
Bukan hanya umat Vihara Giri Santi Loka saja, meskipun dilaksanakan bukan di hari libur, sanghadana juga diikuti dengan antusias lebih dari 1.200 umat Buddha dari berbagai kabupaten seperti Pati, Semarang, sampai Temanggung.
Sanghadana diawali dengan pindapata pada pagi hari dan dilanjutkan dengan pentas seni dari anak sekolah minggu dan remaja, juga pentas seni prajuritas dari Desa Candi, Semarang. Ini merupakan sesuatu yang baru bagi umat Buddha Jepara bisa menghadirkan pentas seni yang sudah lama tidak ada di Jepara.
Dalam ceramah Dhammanya, Bhante Jotidhammo menjelaskan bahwa sanghadana merupakan wujud bakti umat Buddha dan sebagai ucapan selamat kepada para bhikkhu yang telah menyelesaikan masa vassa. “Sebelum perayaan Kathina, para bhikkhu mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan vassa. Umat menyampaikan ucapan selamat kepada para bhikkhu yang bertambah umur dengan mempersembahkan dana kebutuhan pokok para bhikkhu,” ujarnya.
“Tahun ini, secara khusus ada dua bhikkhu yang melaksanakan vassa di sini, yaitu Bhikkhu Khemadiro dan Bhikkhu Sujano. Tentu dengan adanya bhikkhu yang melaksanakan vassa di suatu vihara membawa manfaat yang besar bagi umat. Setiap hari ada puja bakti, meditasi, bimbingan Dhamma, dan pindapata. Saya lihat vihara ini banyak kemajuan, tadi baca Nidikanda Sutta juga sudah pas, tentu ini tidak lepas dari bimbingan bhante yang vassa di sini. Jadi tidak heran kalau sudah dapat bimbingan dari Bhante Sujano dan Bhante Khemadiro perayaan Kathina semene ramene (begini ramainya),” puji Bhante.
Menurut Bhante Joti, ada tiga keuntungan dalam melakukan dana, yaitu berlatih untuk melepas, mengurangi kebencian, dan mengurangi ego. “Dalam agama Buddha, berdana adalah kebaikan awal dan yang paling mudah dilakukan daripada melatih sila. Oleh sebab itu umat harus melakukan dana dalam bentuk apa pun, karena banyak manfaat yang didapat dalam melakukan berdana, yaitu berlatih untuk melepas, mengurangi kebencian, dan mengurangi ego,” terang Bhante.
Kathina dana dilaksanakan sebulan penuh mulai tanggal 17 Oktober – 16 November 2016, setelah para bhikkhu menyelesaikan masa vassa (tinggal di suatu vihara selama musim penghujan).
Perayaan Kathina di Vihara Giri Santi Loka kali ini dinilai sangat meriah dan antusiasme umat dalam berdana sangat tinggi. “Luar biasa antusiasme umat berdana kali ini. Bisa kita lihat tadi pagi saat pindapata, hampir semua umat Buddha vihara ini ikut pindapata dan saat ini begitu banyak umat yang dana jubah, apalagi paket kebutuhan para bhikkhu. Sungguh luar biasa,” ujar Agus Irawan, salah satu panitia.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara