• Sunday, 19 November 2017
  • Karina Chandra
  • 0

Setelah menghadirkan kisah Jataka dalam pertunjukan wayang, Yayasan Wilwatikta Sriphala Nusantara didukung oleh Keluarga Buddhayana Indonesia menyelenggarakan studium generale bertajuk “Membedah Pertunjukan Agung Buddha Melalui Lalitawistara” pada (12/11) sebagai bagian dari rangkaian acara “Kenalkah Aku Dengan Buddha” (11-12/11) di Gedung Prasadha Jinarakkhita, Jakarta Barat.

Kuliah umum ini dibawakan oleh Biksu Bhadra Ruci dan dihadiri oleh peserta kelas Prasadha Jinarakkhita Buddhist Institute dan peserta umum dari Jakarta dan sekitarnya.

Dalam waktu kurang lebih tiga jam, Biksu Bhadra Ruci membimbing peserta menyaksikan pertunjukan agung Buddha dari Sutra Lalitawistara dalam seratus dua puluh panel relief Candi Borobudur.

Panel-panel ini diukir dengan amat cantik dan mendetail yang menggambarkan budaya Nusantara pada zamannya, sedemikian rupa hingga mampu menceritakan keagungan Buddha, mulai dari persiapan kelahiran terakhir Beliau sebagai Pangeran Siddharta saat masih hidup di alam dewa hingga terlahir sebagai manusia, mencapai penerangan sempurna, dan memutar roda Dharma.

Dalam kuliah umum ini, peserta diajak untuk melihat betapa besarnya sosok seorang Buddha, mulai dari rumitnya persiapan menjelang kelahiran terakhir Buddha, kebijaksanaan dan welas asih beliau yang sudah tampak jelas sebelum beliau mencapai penerangan sempurna, hingga kejayaan beliau menaklukkan mara, mencapai penerangan sempurna, dan mulai membabarkan Dharma demi kepentingan semua makhluk.

Bahkan dewa-dewi yang menakjubkan di mata kita senantiasa hormat kepada Buddha, membawa persembahan dan menyertai dengan iring-iringan, hingga melakukan berbagai intervensi agar Pangeran Siddharta dapat menemukan kebenaran sejati dan membagikannya kepada semua makhluk.

Melalui relief Lalitawistara, Biksu Bhadra Ruci mengajak kita merenung, sejauh apa keyakinan kita terhadap Buddha? Kita disadarkan bahwa kita seringkali mengecilkan sosok beliau. Kita hanya sekedar tahu riwayat Buddha ibarat sebuah dongeng, cerita fiktif yang lewat begitu saja tanpa direnungkan maknanya.

Padahal, jika kita benar-benar memperhatikan satu demi satu peristiwa dalam riwayat Buddha, kita pasti bisa menyadari betapa hebatnya sang guru, membangkitkan keyakinan terhadap-Nya, dan bersemangat untuk mempelajari Dharma-Nya dan melatih diri agar bisa menjadi seperti diri-Nya.

Leluhur kita dari dinasti Sailendra menyadari hal tersebut sehingga terinspirasi untuk menuangkan pertunjukan agung Buddha dalam ukiran batu yang luar biasa. Kini giliran kita untuk menghayati warisan mereka sehingga hidup kita menjadi lebih bermakna.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara