• Wednesday, 22 October 2025
  • Ngasiran
  • 0

Foto: Dok. Panitia

Suasana khidmat dan penuh semangat terasa sejak pagi di Vihara Sakyawanaram, Minggu (19/10/2025). Ratusan umat Buddha dari berbagai daerah di Jawa Barat berkumpul untuk mengikuti rangkaian Kathina Dana, yang diawali dengan pindapata — tradisi mulia ketika umat berdana kepada para bhikkhu sebagai wujud penghormatan dan kebajikan.

Dengan hati penuh sukacita, umat berjajar rapi di sepanjang jalan menuju vihara, menunggu langkah para anggota Sangha yang berjalan dengan tenang dan berwibawa. Momen itu menjadi pengingat bahwa berdana kepada Sangha adalah berdana di ladang yang subur, tanah kebajikan yang penuh kesucian.

Perayaan Kathina di Vihara Sakyawanaram kali ini dihadiri oleh 12 anggota Sangha lintas tradisi, memperlihatkan keindahan keberagaman dan persatuan dalam Dhamma. Setelah pindapata, rangkaian acara dilanjutkan dengan Kirab Kathina, Puja Bakti, Dhammadesana, dan Sanghadana.

Dalam Dhammadesana yang disampaikan Bhante Nyanakaruno Mahathera, beliau menekankan pentingnya meneladani Pelopor Agama Buddha, Buddha Sakyamuni, serta Pelopor Agama Buddha Indonesia, Bhante Ashin Jinarakkhita. Menurut Bhante, keteladanan ini bukan hanya dalam ajaran, tetapi juga dalam semangat pelepasan dan pengabdian.

“Kita perlu meneladani Buddha saat melakukan proses pelepasan kekayaan dan jabatan-Nya,” tutur Bhante Karuno. “Dalam konteks Kathina, persembahan umat kepada Sangha berupa jubah dan kebutuhan pokok merupakan proses pelepasan diri. Proses ini perlu terus kita kembangkan agar kita dapat meningkatkan kebijaksanaan dalam melakukan kebajikan.”

Bhante juga mengingatkan agar umat meneladani Bhante Ashin Jinarakkhita, tokoh kebangkitan Buddhisme di Nusantara, yang dengan kegigihan dan semangatnya menyalakan kembali pelita Dhamma di Indonesia.

“Dalam kaitan dengan Kathina, kita perlu mengondisikan diri untuk semangat dan berbahagia — sebelum, saat, dan setelah berdana,” pesan Bhante.

Perayaan Kathina bukan sekadar ritual tahunan, melainkan latihan batin untuk menumbuhkan kemurahan hati, keyakinan, dan rasa syukur. Melalui dana dan kebajikan yang tulus, umat berupaya memurnikan hati serta meneladani ketekunan Sangha yang menjaga Dhamma selama masa Vassa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *