• Sunday, 25 November 2012
  • 0

Hari Sabtu, 25 November 2012, di tengah cuaca yang cukup dingin, mendekati pukul enam sore hujan deras mengguyur Jakarta, namun Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya, Sunter, Jakarta Utara tetap ramai dipadati oleh umat.

Sore itu Vihara Dhammacakka mengadakan perayaan Kathina dan Siripada Puja. Sesuai tradisi yang telah berjalan ribuan tahun, perayaan Kathina dirayakan setelah para bhikkhu melaksanakan vassa selama tiga bulan. Hawa dingin yang berhembus dan guyuran hujan yang deras rupanya tidak menyurutkan antusiasme umat Buddha untuk memberikan dana Kathina di Vihara Dhammacakka.

Dari tahun ke tahun terlihat antusiame umat Buddha dalam mengikuti Kathina Puja tak pernah surut. Kathina Puja kali ini pun dipadati ribuan orang. Bahkan ketika acara telah berlangsung pun, umat masih saja terus berdatangan, seolah sekawanan semut terus berduyun tak ada hentinya untuk masuk ke sarang. Tak pelak, karena hujan yang mengguyur dan umat yang masih terus berdatangan membuat panitia bekerja ekstra untuk menambah tempat duduk agar setidaknya nyaman.

Susunan acara tentunya hampir sama dengan Kathina Puja di vihara-vihara lain, diawali dengan penyalaan lilin pancawarna oleh bhikkhu Sangha dan diakhiri dengan pradaksina. Acara dimulai pukul 18.00, yaitu ditandai dengan masuknya para bhikkhu Sangha ke Dhammasala.

Dhammadesana disampaikan oleh Bhikkhu Sri Pannyavaro. Ia mengawali Dhammadesana dengan menceritakan perkembangan agama Buddha, dan khususnya tentang Sangha Theravada Indonesia. Bhante Pannyavaro menuturkan bahwa Sangha Theravada Indonesia kini sudah berusia 36 tahun. Awal Sangha Theravada terbentuk, para bhikkhu tidak memiliki tempat. Mereka menumpang di kelenteng di kota Semarang. “Namun sekarang setelah 36 tahun berlalu vihara-vihara besar telah banyak dibangun, dan keadaan tersebut tidak terlepas dari dukungan umat,” ucap Bhante Pannyavaro.

Bhante Pannyavaro kemudian menyampaikan, “Para bhikkhu harus membalas budi kepada umat, yaitu dengan cara membabarkan, melatih diri untuk melaksanakan sila, Dhamma, dan memberikan obat mental agar umat Buddha dapat mengendalikan ego. Ego merupakan penyakit mental yang sangat berbahaya, karena ego memunculkan kebencian, iri hati, keserakahan, dan banyak lagi problem yang negatif.”

Diutarakan juga, “Kathina merupakan kesempatan umat untuk berderma, namun diharapkan dengan tujuan yang lebih mulia. Berdana tidak hanya unutuk mendapatkan paras cantik atau tampan, kekayaan, dan kesehatan, namun berdana untuk melatih diri belajar melepas. Berdana dengan ikhlas akan terasa lebih menyenangkan, karena mengharapkan hal-hal di atas hanyalah hal yang sementara, karena manusia pasti akan mengalami sakit, bertambah tua, dan akan mati.”

Bhante Pannyavaro menambahkan, “Agar umat melatih sila dengan tekun. Karena sebenarnya menjalankan sila lebih unggul daripada memberikan dana, namun bukan berarti berdana itu tidak bermanfaat. Sokongan dana dari umat juga penting untuk perkembangan, pembinaan, dan perkembangan agama Buddha.” Ia menyampaikan bahwa setiap tahun Sangha Theravada Indonesia mengeluarkan Rp 600 juta untuk berbagai kegiatan dan kebutuhan, seperti pembinaan, pembangunan vihara di daerah, pendidikan, dan transportasi. “Jadi sokongan dana dari umat tetap memiliki peranan penting,” jelas Bhante Pannyavaro.

Namun mengapa sila menjadi amat penting? Bhante Pannyavaro memberikan suatu gambaran tentang sangat pentingnya umat Buddha melaksanakan sila. Ia mengawalinya dengan keprihatinan terhadap generasi muda dimana tahun lalu setiap harinya di Indonesia 40 orang meninggal karena narkoba, namun tahun ini meningkat menjadi 60 orang per hari. “Di sinilah peranan sila cukup penting, dimana orangtua seharusnya memberikan kasih sayang kepada anaknya dan menjadi tauladan yang benar,” jelasnya. Disentil pula bahwa orangtua seharusnya tidak melepaskan anak-anaknya kepada sekolah yang hanya bertarif internasional, namun juga harus memperhatikan juga untuk perkembangan moralnya.

Di penghujung Dhammadesana, Bhante Pannyavaro menegaskan agar umat berdana dengan pengertian benar.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara