• Sunday, 25 December 2022
  • Surahman
  • 0

Ratusan bhikkhu dan samanera berjalan kaki membentuk barisan sepanjang 400 meter, Sabtu (24/12). Serentak memakai jubah kuning melewati rute Candi Mendut-Pawon-Borobudur. Sebanyak 500 samanera dan 60 bhikkhu ini sedang mengikuti prosesi Dhutanga/Tudong. Prosesi ini merupakan rangkaian kegiatan Pabbajja Samanera yang diselenggarakan oleh Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) sejak 16 Desember hingga 26 Desember 2022.

Fatmawati, Ketua Panitia menyampaikan bahwa prosesi Tudong bertujuan untuk menjaga tradisi Buddhis yang telah ada sejak zaman Buddha. 

“Kami mengadakan prosesi ini dalam rangka menjaga tradisi yang pernah dilakukan sejak zaman Sang Buddha, dan juga untuk mengenalkan tradisi ini kepada umat Buddha Indonesia,” jelasnya.

Kurang lebih selama empat jam para peserta Pabbajja ini menjalankan prosesi. Sejak pukul enam pagi, mereka sudah melakukan persiapan dengan melakukan puja di Candi Mendut dan mulai berjalan sekitar pukul 07.00 WIB menuju Candi Pawon dan Borobudur. Tiba di Candi Borobudur kurang lebih pukul 09.00 WIB. Selanjutnya, para samanera dan bhikkhu mengikuti upacara tabur bunga dan pembasuhan kaki oleh umat Buddha yang turut hadir untuk memberikan pelayanan serta penghormatan kepada para bhikkhu dan samanera. 

Selama mengikuti prosesi, para samanera dan bhikkhu tidak hanya sekedar berjalan tetapi juga menjalankan praktik meditasi. Di setiap pelataran candi, mereka melakukan pelafalan Buddha Nusati, Dhamma Nusati, dan Sangha Nusati sebagai perenungan terhadap sifat-sifat luhur Tri Ratna. Setelah pelafalan Tri Nusati, perwakilan dari Samanera mempersembahkan bunga di dalam candi.

“Makna mempersembahkan bunga di candi adalah sebagai wujud syukur dan terima kasih. Berterima kasih kepada para leluhur Buddhis Nusantara yang telah mendirikan candi-candi di masa lampau yang sampai saat ini masih berdiri kokoh,” imbuh Fatmawati. 

Pabbajja Samanera Sebagai Dukungan Kepada Pemerintah Indonesia

Pelatihan Pabbajja Samanera tahun ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan di Candi Agung Borobudur. Selain untuk memberikan kesempatan umat Buddha melatih diri dalam kehidupan monastik, Fatmawati menambahkan bahwa kegiatan ini  juga dalam rangka mengaktualisasikan keputusan pemerintah Indonesia atas penetapan Candi Borobudur sebagai rumah ibadah Agama Buddha Indonesia dan dunia. 

Fatmawati berharap kegiatan ini dapat membantu pemerintah dalam upaya pelestarian dan pengembangan warisan leluhur Nusantara.

“Semoga kegiatan Pabbajja ini dapat membantu pemerintah kita untuk melestarikan warisan budaya leluhur Nusantara. Membantu mempromosikan pariwisata religi nasional dan internasional yang dapat membawa dampak kesejahteraan bagi masyarakat sekitar dan Indonesia,” pungkasnya. [MM]

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara