Tiga puluh dua tahun yang lalu, Deputi II Sekjen Sekber PMVBI (Persaudaraan Muda-mudi Vihara-vihara Buddhayana Indonesia), yaitu Megawati Santoso mendapat tugas untuk membuat rekaman paritta yang akan menjadi acuan pembacaan paritta di persaudaraan-persaudaran muda-mudi vihara.
Megawati Santoso kemudian mengajak muda-mudi dari Pemuda Vihara Vimala Dharma Bandung untuk melaksanakan proyek tersebut. Rekaman dilakukan pada bulan Desember 1985 di Musica Studio’s Jakarta. Hasilnya adalah sebuah kaset dengan judul “Gema Buddha Dharma – Renungan, Paritta, dan Doa”. Sponsor dari penerbitan kaset ini adalah Yayasan Vihara Borobudur Medan.
Baru-baru ini Keluarga Buddhayana Indonesia (KBI) dan Buddha Subhasita berinisiatif untuk mencetak ulang kaset “Gema Buddha Dharma” tersebut dalam bentuk CD sehingga Renungan, Paritta, dan Doa yang dibacakan dalam rekaman tersebut dapat bermanfaat untuk seluruh umat Buddha Indonesia.
Cetakan pertama CD “Gema Buddha Dharma” yang melibatkan Joky & Team ini antara lain didukung oleh Ketua Umum Sangha Agung Indonesia, Bhante Khemacaro dan Ketua Umum Majelis Buddhayana Indonesia, Piandi, serta atas dukungan dana dari sejumlah donatur. Tentunya masih terbuka lebar kesempatan bagi para donatur lainnya, karena tampaknya CD ini akan terus dicetak ulang.
Mengapa direkam lagi?
Menarik untuk dipertanyakan, mengapa rekaman yang sudah 32 tahun yang lalu yang diterbitkan kembali? Mengapa tidak melakukan rekaman baru? Jawaban yang pertama tentu karena renungan, paritta, dan doa yang dibacakan itu jelas tidak lekang oleh waktu.
Bahkan irama paritta yang dibacakan di masa lalu sangat baik untuk menjadi acuan. Kadang di beberapa vihara kita menemukan irama yang agak berbeda sebagai akibat pembacaan paritta dipimpin orang baru yang belum menguasai irama yang berlaku. Namun jawaban yang kedua mungkin lebih tepat.
Mengapa tidak melakukan rekaman baru adalah karena rekaman tahun 1985 ini sangat bernilai. Hasil karya yang patut mendapatkan pujian.
Paritta yang ada dalam rekaman ini terdiri dari Puja, Namakkara Gatha, Permohonan Tuntunan Sila, Buddhanussati, Dhammanussati, Sanghanussati, Ratana Sutta, Karaniya Metta Sutta, dan Ettavata. Yang menarik, irama pembacaannya adalah khas Indonesia.
Meski mulanya Indonesia belajar pembacaan paritta dari Srilanka, dengan tetap mengikuti tanda baca untuk pengucapan panjang dan pendek, akhirnya Indonesia memiliki irama sendiri.
Karaniya Metta Sutta versi Indonesia banyak mendapatkan pujian dan apresiasi dari para bhikkhu maupun umat Buddha dari luar negeri. Bahkan termasuk paling bagus dibandingkan dengan yang pernah mereka dengar.
Adanya Renungan dan Doa yang melengkapi CD ini juga membuat CD ini menjadi istimewa. Instrumental pengiring renungan dan doa yang sangat sesuai dan mendukung disajikan oleh Pandita Gunadharma, seorang musisi Buddhis yang juga guru agama Buddha.
“Renungan Tentang Kehidupan” berasal dari nyanyian Milarepa. Ada pun “Doa Untuk Kebahagiaan Semua Makhluk” adalah karya Ngorcen Kunga Zangpo. Sangat baik jika umat Buddha sering-sering mendengarkan baik Renungan dan Doa tersebut, karena akan membangkitkan semangat berlatih Dharma dan semangat menyebarkan Dharma. Semoga demikian.
Bagi yang berminat silakan hubungi, Hansen: 0811 9233 320
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara