• Monday, 12 February 2024
  • Ngasiran
  • 0

Foto     : Ngasiran

Rabu 7 Februari 2024 – Meskipun beberapa hari terakhir diguyur hujan, cuaca di Jakarta pada Rabu pagi terasa cerah. Pukul 7 pagi, ratusan umat Buddha berkumpul di depan kantor Buddhist Fellowship Indonesia. Dengan pakaian seragam berwarna putih dan hitam, mereka membawa beragam persembahan, mulai dari makanan hingga kebutuhan sehari-hari bagi para samana.

Ratusan orang itu hendak mengikuti pindapata yang diorganisir oleh Buddhist Fellowship Indonesia (BFI) yang didirikan oleh Ibu Lilian Halim.  Luangpor Sangob, seorang bhikkhu terkemuka dari Thailand yang merupakan murid dari Luangtha Mahaboowa Nanasampanno, dijadwalkan hadir untuk menerima persembahan dari umat Buddha Indonesia, didampingi oleh salah satu muridnya.

Lenie Choe, President of Buddhist Fellowship Indonesia, yang bertanggung jawab atas acara ini, menjelaskan, “Kehadiran Luangpor Sangob di Indonesia adalah kesempatan langka. Beliau hadir untuk menyapa umat Buddha Indonesia sekaligus menyambut Tahun Baru Imlek, Kami ingin mengajak umat Buddha Indonesia untuk berpartisipasi dalam kegiatan kebajikan ini.”

Pindapata merupakan tradisi mengumpulkan dana makanan yang telah ada sejak zaman Buddha Gotama. Pada masa itu, para pertapa umumnya menerima dana makanan dari rumah ke rumah untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka. Begitu pula dengan Buddha Gotama, setiap pagi Buddha dan rombongan para bhikkhu pergi meninggalkan vihara, memasuki desa-desa untuk ber-pindapata.

Menurut Lenie Choe, selain untuk memperoleh dana makanan, pada zaman Buddha, pindapata juga digunakan untuk pendekatan kepada masyarakat.  “Pada zaman itu, masyarakat yang dana makan ke Buddha Gotama saat pindapata kemudian memohon pembabaran Dhamma kepada Buddha.” “Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat dan memberikan berkah dalam mengawali Tahun Baru 2024 dan menyambut Tahun Baru Imlek,” tutur Ibu Reny Ong, Vice President of Buddhist Fellowship Indonesia.

Antusiasme Umat

Pukul 7.30 WIB, pindapata dimulai. Luangpor Sangob dan muridnya berjalan tanpa alas kaki, siap menerima persembahan dari umat. Mereka dengan ramah menyambut setiap umat yang ingin memberikan persembahan. Setelah sekitar 30 menit, pindapata selesai, dan Luangpor  Sangob menuju ruang dharmasala BFI, diikuti oleh umat yang hadir.

Di dalam ruang dharmasala, Luangpor  Sangob memimpin umat yang hadir untuk melakukan namaskara. Setelah itu, beliau memberikan kesempatan kepada umat untuk bertanya mengenai ajaran Buddha, yang diterjemahkan oleh Romo  Frangky Suprianto. Antusiasme umat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan.

Salah satu umat bertanya kepada Bhante, “Apakah sebagai umat rumah tangga kita bisa mencapai kesucian, dan bagaimana caranya?”

Bhante Sangob menjawab dengan mencontohkan kisah Visakha , seorang umat Buddha awam yang mencapai tingkat kesucian. Namun, Bhante menekankan bahwa usaha, pembelajaran, dan praktik Dharma adalah kunci utama. “Untuk mencapai tingkat kesucian tertentu, hanya diri kita sendiri yang bisa melakukannya,” jelasnya.

Pertanyaan lain mengenai bagaimana menjalani kehidupan yang bahagia dan menyebarkan ajaran Buddha juga diajukan. Luangpor Sangob menjelaskan pentingnya memahami ajaran Buddha dan menemukan kebahagiaan dalam diri sendiri sebagai kunci utama untuk membawa kebahagiaan kepada orang lain.

Dalam kesimpulan, Luangpor Sangob menegaskan bahwa esensi ajaran Buddha adalah sederhana: jangan berbuat jahat, perbanyak perbuatan baik, dan sadar akan akibat dari setiap tindakan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Dengan demikian, acara pindapata hari itu tidak hanya menjadi ajang pemberian  dana makanan, tetapi juga menjadi momen penting dalam penyebaran ajaran Sang Buddha dan mempererat hubungan antar umat Buddha Jakarta.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara