• Tuesday, 24 September 2019
  • Surahman Ana
  • 0

Kampus STAB Syailendra menyelenggarakan Dies Natalis yang berlokasi di aula kampus STAB Syailendra Salatiga, Semarang. Sebelum acara resmi penyematan gelar Sarjana kepada mahasiswa STAB Syailendra pada Selasa (10/09), tiga hari sebelumnya diadakan bazar dan pertunjukan berbagai seni daerah.

Penyelenggaraan Dies Natalis merupakan perwujudan Misi dan Visi STAB Syailendra. “Bahwa STAB Syailendra ini akan menjadi STAB yang unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Maka hashtag dan tema dalam Dies Natalis kali ini adalah cendikia, berdaya, dan berbudaya. Cendikia ini kita tidak melepaskan nilai akademisi yaitu hasil penelitian, hasil kajian-kajian, salah satunya dengan seminar pemberdayaan. Kemudian berdaya, yaitu bagaimana masyarakat ini juga mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat yang salah satunya dengan adanya basar ini,” jelas Suranto, ketua STAB Sailendra.

Basar yang digelar merupakan publikasi berbagai produk dari UKM-UKM di bawah binaan STAB Syailendra, ada setidaknya 12 UKM yang ikut serta dalam bazar ini.

Tentang UKM STAB Syailendra

Sejak lima tahun silam tepatnya tahun 2014 STAB Syailendra Semarang sudah melaksanakan program pengabdian masyarakat dengan programnya yang bernama Samasamboghasewa. Di awal pembahasan program Samasamboghasewa pihak STAB lebih mengutamakan dalam pemberdayaan soft skill. Wujud dari program ini salah satunya dengan pemberdayaan potensi masyarakat yang dibarengi pendampingan baik oleh dosen maupun melalui program Pengabdian Masyarakat (PM) mahasiswa STAB Syailendra sendiri.

“Dimulai dari pemberdayaan masyarakat sekitar STAB yang menghasilkan Premamart yang kemudian diturunkan menjadi prema Bekery, ada juga batik, dan juga ada pendampingan di sisi spiritual. Sementara itu dari hasil PPL Mahasiswa menghasilkan pupuk organik yang dilakukan di wilayah terdekat STAB meskipun saat ini masih dalam tahap pembelajaran dan belum siap untuk dipublikasikan. Pengolahan pupuk organik bermula dengan keprihatinan mahasiswa melihat banyaknya sayuran sisa hasil panen yang seringkali hanya dibuang sia-sia dan kadang berceceran di pinggir-pinggir jalan. Pemandangan ini akhirnya menjadi pemicu ide para mahasiswa untuk mengolahnya menjadi pupuk organik,” terang Suranto.

Seiring berjalannya waktu daerah cakupan pemberdayaan masyarakat mulai merambah ke wilayah lain, sebagai contoh yang saat ini dilakukan KKN di Kebumen. Dalam KKN di Kebumen ini para mahasiswa melakukan bimbingan dengan memberdayakan kelapa mengingat daerah kebumen merupakan daerah penghasil kelapa. Demi menaikkan daya jual kelapa yang relatif rendah, para mahasiswa berupaya untuk membuat minyak kelapa yang alami.

Di sisi lain pemberdayaan tidak hanya fokus pada produk-produk olahan, namun saat ini pihak STAB juga mendapatkan tantangan untuk melakukan pendampingan di daerah Wisata yang berada di sekitar STAB. Tantangan ini mengarah ke Dusun Thekelan yang mempunyai potensi destinasi wisata untuk basecamp  pendakian Gunung Merbabu dan tugas pendampingan ini menjadi kesempatan bagi STAB untuk melebarkan sayap pengabdiannya dalam bidang wisata.

Hingga saat ini ada sebanyak 12 UKM di bawah binaan STAB Syailendra dengan berbagai produk yang siap untuk dipublikasikan.

Berhubungan dengan tema Dies Natalis tahun ini Suranto menegaskan bahwa sudah selayaknya sebuah kampus memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat. Kemasan rangkaian acara Dies Natalis yang digelar menjadi wujud nyata dari STAB Syailendra dengan berbagai karya dan produknya yang bisa diberikan kepada masyarakat selama 19 tahun sejak berdirinya STAB Syailendra.

Selain basar produk, di sisi kemanusiaan juga mengadakan donor darah dan pementasan ketoprak Lalitavistara yang bisa menjadi tuntunan untuk lebih mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan.

Suranto pun memaparkan harapan kedepan STAB Syailendra bisa lebih profesional dalam pengabdiannya kepada masyarakat. Selain telah menjalankan standar prinsip pengelolaan perguruan tinggi, untuk menyongsong harapan ini pihak STAB telah melakukan berbagai upaya di antaranya dengan adanya keterlibatan mahasiswa dan dosen dalam bidang penelitian dan program pengabdian masyarakat.

“Target kita adalah melibatkan mahasiswa untuk ikut terjun baik dalam penelitian maupun pemberdayaan masyarakat. Untuk pemberdayaan masyarakat tahun ini juga sudah diimplementasikan dalam program-program mahasiswa, yaitu dalam PM yang dilakukan di Kebumen. PM ini sudah mulai mengarah bagaimana memberdayakan masyarakat sehingga tidak hanya berbicara tentang keagamaan saja tapi bagaimana nilai-nilai keagamaan itu diterapkan dalam lingkup sosial, ekonomi dan juga dalam aktivitas-aktivitas sosial lain. Sebagai contoh kita melakukan one day mindfullness kemudian juga ada pemberdayaan apotik hidup, dan untuk pemberdayaan lain berupa pemberdayaan Virgin Coconut Oil (VCO) yaitu pengolahan minyak kelapa alami,” pungkasnya.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara