• Sunday, 31 March 2019
  • Sasanasena Hansen
  • 0

Pernahkah Anda menyantap hidangan spageti dari negeri Italia yang memesona? Spageti yang diyakini merupakan inovasi mie China oleh penduduk Sisilia sekarang telah menjadi makanan yang mendunia. Hampir semua orang mungkin pernah menyantapnya.

Sajian spageti dengan saus tomat, jamur atau keju ini menjadi semakin mantap dengan tambahan garnish. Biasanya untuk spageti tomat disajikan pula bakso yang terbuat dari daging sapi. Bagi banyak orang, spageti adalah staple food, makanan sehari-hari. Seperti orang Indonesia yang tidak bisa hidup tanpa nasi, demikian pula bagi orang Italia yang tidak bisa hidup tanpa spageti. Sampai suatu ketika gebrakan tak disangka terjadi hingga memunculkan pemujaan terhadap spageti! Itulah Flying Spaghetti Monster!

Mungkin ini agak terdengar remeh dan hanya candaan belaka. Tetapi Gereja Monster Spaghetti Terbang atau the Church of Flying Spaghetti Monster memang benar-benar ada. Gereja atau keyakinan ini dikenal pula dengan sebutan Pastafarianisme (gabungan dari kata pasta dan Rastafarianism).

Di Selandia Baru, Pastafarianisme diakui sebagai agama dan pemeluknya dapat melangsungkan pernikahan ala Flying Spaghetti Monster. Bahkan pada 2006, Bobby Henderson selaku pencetus agama baru ini telah menerbitkan kitab Flying Spaghetti Monster. Selayaknya kitab suci agama lain, kitab Flying Spaghetti Monster ini juga menjelaskan prinsip-prinsip moral dari Pastafarianisme, yang sering kali menyindir teori penciptaan.

Menurut kitab FSM ini, alam semesta diciptakan oleh sebuah Flying Spaghetti Monster yang tidak terlihat dan tidak terdeteksi.

Pada hari pertama, Monster Spageti Terbang ini memisahkan air dari surga-surga, pada hari kedua karena dia lelah terbang dia pun menciptakan daratan/tanah, disertai dengan sebuah gunung api bir. Merasa puas, Monster ini minum bir dan menjadi mabuk. Dia menciptakan lautan dan daratan (untuk kedua kalinya karena dia lupa dia telah menciptakannya sehari sebelumnya) bersama dengan surga dan makhluk kecil bernama pria.

Pria dan makhluk setara yang disebut wanita ini kemudian berdiam di Taman Zaitun Eden. Mereka hidup bahagia di sana sampai pada akhirnya Monster ini membuat sebuah banjir bandang dalam sebuah kecelakaan saat sedang memasak.

Selain itu, kitab ini juga memuat kisah seorang ‘nabi’ bernama Kapten Mosey (seorang bajak laut) yang menerima 10 keping batu perintah dari Flying Spaghetti Monster. Seorang reviewer mengomentari 10 perintah ini sebagai parodi atas 10 Perintah Allah.

Baca juga: Jangan Ciptakan Monster di Rumah Anda

Selain itu terdapat pula konsep surga dan neraka dalam Pastafarianisme. Hari Jumat dikenal sebagai hari suci. Dalam setiap doa para penganutnya akan mengucapkan kata R’amen sebagai pengganti amen/amin. Meskipun menurut Henderson seorang Pastafarian hendaknya menolak dogma dan formalitas, tidak terdapat larangan untuk memiliki hari raya dalam FSM ini. Oleh karena itu mereka mengenal Pastover sebagai parodi dari Passover (Hari Raya Yahudi).

Sedemikian seriusnya fenomena kemunculan agama ini sehingga membuat beberapa negara saling berdebat. Jika di Australia dan Selandia Baru para penganut keyakinan Pastafarian ini dapat diterima, bagi Amerika Serikat dan Belanda masih agak sulit. Seorang hakim federal di Amerika Serikat dan Dewan Kerajaan Belanda menyatakan bahwa Gereja Monster Spageti Terbang bukanlah sebuah agama. Justru menarik mengapa hal ini bisa sampai terjadi?

Keyakinan terhadap FSM ini muncul pada awalnya sebagai gerakan sosial di sekolah-sekolah umum di Amerika. FSM sendiri pertama kali dicetuskan oleh Bobby Henderson pada 2005 untuk memprotes keputusan Dinas Pendidikan Negara Bagian Kansas yang mengharuskan pengajaran teori perancangan cerdas sebagai alternatif terhadap evolusi di kelas-kelas sains.

Perancangan cerdas (intelligent design) sendiri diartikan sebagai teori yang menyatakan bahwa ciri-ciri tertentu pada alam semesta dan makhluk hidup merupakan hasil dari suatu sebab yang intelijen, bukan oleh karena proses tidak terbimbing seperti seleksi alam. Teori ini dianggap sebagai bentuk modern dari argumen teologis terhadap keberadaan Tuhan.

Pada surat terbuka yang ditujukan Henderson kepada komite pendidikan, dia memarodikan konsep perancangan cerdas ini dengan memeluk suatu kepercayaan terhadap sosok Pencipta Adi Daya dengan penampilan mirip seperti spageti dengan 2 bakso (mengapa harus 2?). Lebih jauh, dia juga menuntut agar teori penciptaan FSM ini diajarkan pula di ruang kelas sains seperti halnya dengan teori perancangan cerdas.

Sejak itu kepercayaan terhadap FSM menjadi sebuah fenomena menarik. Ini mengingatkan kita pada asal muasal munculnya banyak agama-agama resmi di dunia sekarang ini, yang bermula dari sebuah gerakan pembaharuan. Untuk dapat menjadi sebuah agama, FSM menyadari bahwa dia tidak bisa hanya sekedar sebuah gerakan saja, tetapi dia pun harus memiliki sebuah sistem yang mengatur prinsip-prinsip moral, sejarah atau mitos, ritual, khotbah, nasihat, hari raya, kitab suci, dan lain sebagainya.

Ya, meskipun FSM hanyalah sebuah sindiran Henderson terhadap putusan Dinas Pendidikan Kansas, tak menutup kemungkinan FSM akan menjadi sebuah agama resmi 20, 50, atau 100 tahun mendatang. R’amen?

Upasaka Sasanasena Seng Hansen

Sedang menempuh studi di Australia.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *