• Thursday, 20 February 2025
  • Surahman Ana
  • 0

Foto: Ana Surahman

Suasana sakral menyelimuti pembukaan kegiatan Borobudur Meditation Forum bertajuk “Awareness, Noble Silent & Deep Relaxation” yang digelar oleh Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF). Acara ini dibuka dengan ritual tradisi Jawa, Tumpengan, pada Kamis (20/2/2025) di Kampoeng Semar, Desa Tanjungan, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan spiritual ini akan berlangsung selama lima hari, mulai Kamis hingga Senin (20-24/2), di Candi Borobudur dan Kampoeng Semar.

Sebanyak 21 peserta dari berbagai kalangan, termasuk praktisi meditasi dan mahasiswa dari beberapa kampus Buddha di Jawa Tengah, turut serta dalam forum ini. Selama kegiatan, para peserta akan mempraktikkan meditasi di bawah bimbingan para Bhikkhu Sangha, di antaranya Y.M. Bhante Ditthisampano Mahathera, Ph.D, Y.M. Bhiksu Lobsang Gyatso, dan Y.M. Bhante Nyanabadhra, Ph.D. Selain itu, meditasi juga akan dipandu oleh sejumlah Meditation Lecturers, seperti Jhonson Khuo dari Ayurjnana Wellness dan Lamrimnesia Foundation, Robin Liu, M.Sci dari Soundbath Singapore, serta praktisi meditasi Sumarah Laura Romano dari Solo.

Pendiri BWCF, Seno Joko Suyono, menyampaikan bahwa kegiatan ini lebih menekankan pada kebersamaan dan diskusi interaktif. Ia berharap forum ini dapat memberikan pengalaman berharga serta memperluas wawasan peserta tentang meditasi.

“Semoga banyak pengalaman yang bisa ditimba dan menambah wawasan meditasi serta memahami kesadaran melalui praktik meditasi. Selain itu, kami berharap kegiatan ini menjadi momen untuk menjalin persaudaraan,” ujar Seno.

Bhante Ditthisampano menekankan bahwa meditasi merupakan jalan hidup yang seharusnya diterapkan dalam keseharian. “Meditasi sebenarnya dilakukan sebagai way of life. Jadi, praktik kesadaran penuh ini tidak hanya pada saat latihan, tetapi juga hendaknya dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Tema Noble Silent menjadi dasar meditasi, di mana ketika kita berdiam diri, kita bisa memusatkan pikiran untuk menyadari segala sesuatu sampai sedetail-detailnya,” jelasnya.

Sementara itu, Bhante Nyanabadhra menekankan pentingnya kesungguhan dalam praktik Noble Silent untuk mendukung kualitas meditasi. “Noble Silent ada dua, yang pertama adalah tidak bicara. Ini bagus, dengan diam kita menghemat energi. Lalu yang kedua, Noble Silent di pikiran. Kadang kita tidak bicara, tapi pikiran sibuk. Maka, kita harus berlatih untuk meredam pikiran agar lebih tenang,” terangnya.

Acara pembukaan resmi ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Bhante Ditthisampano dan ditutup dengan makan bersama. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi peserta untuk mendalami praktik meditasi sekaligus mempererat tali persaudaraan antarpeserta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *