• Tuesday, 9 June 2015
  • Sarono
  • 0

Menyambut hari raya Waisak, pada Senin (1/6/2015), Walikota Jayapura Benhur Tommy Mano menghadiri perayaan Waisak sekaligus meresmikan rumah ibadah sementara Vihara Numbay Santi Jaya. Uniknya, vihara sementara tersebut adalah rumah dr. Japara, seorang dokter asal Makassar yang beragama Islam.

Vihara Numbay Santi Jaya terletak di komplek Sekolah Yapen (Yayasan Pendidikan) 45, Entrop, Jayapura. Sebagian besar umatnya adalah perantauan asal Mataram, Lombok, NTB di kota Jayapura

Dalam perayaan itu, Benhur mendapat kehormatan untuk menyalakan lilin panca warna. Ia berjanji akan membantu mencari tempat (tanah) dimana umat Buddha bisa membangun Vihara Numbay Santi Jaya, dan dirinya akan turut membantu membangun sarana ibadah tersebut.

“Saya akan berkoordinasi dengan umat Buddha di tempat ini untuk membicarakan pembangunan tempat ibadan nanti,” ungkapnya seperti dikutip dari Cenderawasih Pos.

Ia meminta kepada umat Buddha Numbay Sati Jaya untuk selalu menjaga kerukunan umat beragama antar dan intra umat beragama yang ada di kota Jayapura. “Ciptakanlah toleransi antara umat beragama, baik sesama umat Buddha, maupun dengan sesama umat yang beragama lain di kota Jayapura,” ucapnya.

Benhur juga menyampaikan, dirinya terus mengedepankan toleransi umat beragama dan menjadikannya sebagai salah satu program prioritas di kota Jayapura.

“Saya berharap dengan peresmian Vihara Numbay Santi Jaya, walaupun hanya sementara, tetapi sebagai sarana ibadah bagi umat Buddha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya.

Sementara itu Pembimas Buddha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua Darsini menghimbau kepada seluruh umat Buddha untuk menyatukan hati dalam mendukung program pemerintah.

20150609 Kabar Waisak dari Tanah Papua_2 20150609 Kabar Waisak dari Tanah Papua_3

Nama Numbay Santi Jaya diambil dari nama Port Numbay (Kota Pelabuhan), nama lain kota Jayapura. Jadi, arti kata Vihara Numbay Sati Jaya adalah “Vihara yang berada di kota yang damai dan jaya (menang)”. Sejumlah bhikkhu beberapa kali datang ke vihara ini untuk memberikan bimbingan

“Di sekitar vihara berdiri, ada umat Buddha sekitar 47 KK yang menetap, dan kurang lebih 300 jiwa yang sering melaksanakan puja bakti. Mereka berasal dari Lombok,” jelas Sarono, Penyelenggara Bimas Buddha di Jayapura.

Perayaan Waisak di Vihara Numbay Santi Jaya mengedepankan kearifan lokal. Karena sebagian besar umat adalah pendatang dari Lombok, perayaan menggunakan tradisi Lombok berupa pakaian adat Lombok dan persembahan untuk altar menggunakan tradisi Lombok dimana buah disusun bertingkat dan dibawa dengan dipanggul di atas kepala.

Sarono juga menjelaskan, setelah mendapatkan tanah seperti janji Walikota, Vihara Numbay Santi Jaya akan dibangun dengan menerapkan akulturasi antara Buddhisme dan budaya Papua, seperti yang juga sudah diterapkan dalam pembangunan Vihara Buddha Sasana di Aimas, Sorong.

Tidak hanya puja bakti, umat Buddha di Jayapura sebelumnya juga memperingati Waisak dengan melakukan kerja bakti membersihkan Taman Makam Pahlawan Tri Kora Waena pada Minggu (17/5/2015). Kerja bakti itu merupakan gabungan dari empat vihara: Vihara Numbay Santi Jaya, Vihara Arya Dharma, Vihara Buddha Maitreya, dan Vihara Avalokitesvara.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara