• Saturday, 17 August 2024
  • Surahman Ana
  • 0

Foto     : Ngasiran

Ratusan muda-mudi Buddhis Indonesia dan luar negeri mengikuti kegiatan Yobana Dhamma Samaya (YDS) International Buddhist Sociopreneur 2024 yang digelar selama empat hari, mulai Senin hingga Kamis (12-15/8/2024) di Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan program rutin dua tahunan yang diselenggarakan oleh Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama Republik Indonesia, dan tahun ini mengusung tema “Spiritual Entrepreneurship.”

Yobana Dhamma Samaya berasal dari Bahasa Pali; Yobana berarti pemuda, Dhamma adalah ajaran Buddha, dan Samaya artinya bersama-sama. Yobana Dhamma Samaya diartikan sebagai kegiatan bersama para pemuda Buddha. Dirjen Bimas Buddha, Supriyadi, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memupuk dan merekatkan persaudaraan di antara generasi muda Buddhis Indonesia.

“Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan spiritualitas, kemandirian, jiwa berkebangsaan dan kepemimpinan, serta cinta kepada tanah air melalui pengetahuan, keterampilan, wawasan kebangsaan, dan sikap beragama yang moderat,” terangnya dalam pembukaan acara di Taman Lumbini, Komplek Candi Borobudur, pada Senin (12/8).

Berbeda dengan tahun sebelumnya, pelaksanaan YDS tahun ini tidak hanya dihadiri oleh perwakilan pemuda Buddhis nasional, tetapi juga melibatkan peserta perwakilan dari berbagai negara. Dari 300 peserta yang mengikuti kegiatan, 270 orang berasal dari dalam negeri, dan 30 orang lainnya berasal dari luar negeri, meliputi Korea Selatan, Jepang, Thailand, Sri Lanka, dan Malaysia.

Selama kegiatan, para peserta mengikuti berbagai sesi, terutama tentang kewirausahaan, dengan narasumber-narasumber nasional yang kompeten. Mereka juga mengikuti Dharmayatra mengeksplorasi Candi Borobudur dan Candi Mendut, sesi berbagi Dhamma bersama Bhikkhu Sangha, serta permainan tradisional Indonesia.

“Dalam kegiatan ini, generasi muda Buddhis Indonesia juga diperkenalkan lebih mendalam dengan kearifan lokal Indonesia melalui workshop membatik, relief tarian, dan rempah-rempah. Saya mengucapkan terima kasih kepada Menteri Agama dan semua pihak yang terlibat dalam mensukseskan kegiatan ini,” tambah Supriyadi.

Kegiatan spesial ini juga mendapatkan sambutan positif dari Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas, yang disampaikan melalui Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki, pada acara pembukaan. Menag Yaqut menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi sarana untuk membangun jaringan internasional, sehingga pemuda Indonesia bisa memperkenalkan budaya Indonesia kepada negara lain. Selain itu, ia juga mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini sebagai wahana pembentukan karakter pemuda Indonesia.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk konkrit pembentukan karakter pemuda Indonesia yang nasionalis, moderat, dan berjiwa entrepreneur yang memiliki nilai-nilai spiritual tinggi. Pemuda seperti itu layak mewarisi kepemimpinan di masa depan, dimana Indonesia akan menyambut Indonesia Emas tahun 2040,” terang Yaqut.

Menyoroti tema kegiatan tahun ini, Menag Yaqut menilai sangat sesuai untuk memotivasi para pemuda dalam menghadapi persaingan global, terutama dalam bidang teknologi, komunikasi, ekonomi, dan pembangunan. Ia pun berpesan agar pemuda Buddhis memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.

“Potensi para pemuda sangat dibutuhkan dalam penyediaan kebutuhan dan layanan bagi banyak orang, karena itu pemuda harus mampu menangkap peluang baru dalam dunia entrepreneurship di era modern, utamanya yang berbasis online. Oleh karena itu, ikutilah kegiatan ini dengan sebaik-baiknya agar dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi diri sendiri, lingkungan, masyarakat, bangsa, dan negara,” tambah Yaqut.

Sementara itu, secara pribadi, Wakil Menag Saiful Rahmat Dasuki juga memberikan pesan agar pemuda Indonesia melalui kegiatan ini mampu mengedepankan semangat moderasi beragama di Indonesia agar bisa dikenal di negara-negara lain. Ia menilai bahwa moderasi penting untuk diperkenalkan mengingat perbedaan agama dan potensi radikalisme dimiliki oleh setiap negara di dunia.

“Kenapa moderasi di Indonesia ini harus diperkenalkan kepada negara lain? Karena ancaman kehidupan beragama sama, seperti adanya kelompok-kelompok teror, kelompok radikal, ekstremis, pasti juga terjadi di negara masing-masing para partisipan. Hal ini pula yang menjadi alasan Kementerian Agama RI menjadikan moderasi beragama sebagai program prioritas. Program moderasi ini bertujuan untuk menjaga kedamaian, toleransi, dan saling menghargai satu sama lain,” pungkas Saiful.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara