
Foto: Ana Surahman
MAGELANG — Sejarah baru tercipta dalam perkembangan Buddha Dhamma di Indonesia dengan dilaksanakannya upasampada Bhikkhuni Theravada pertama yang diselenggarakan oleh Sangha Agung Indonesia (SAGIN) di Candi Borobudur, Magelang, pada Jumat (7/2). Upacara sakral ini dihadiri oleh Sangha Bhikkhuni dari Sri Lanka, YM. Sumitra Mahātherī, selaku pemberi upasampada kepada enam calon bhikkhuni (saddhiviharini).
Acara tersebut turut dihadiri oleh Mahanayaka Sangha Agung Indonesia Bhante Nyanasuryanadi, Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI Supriyadi, Ketua Umum SAGIN Bhante Khemacaro, Ketua Umum Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Amin Untaryo, Nayaka Sangha Mahayana dan Vajrayana, para pandita, serta sejumlah donatur. Yayasan Catra Jinadhammo Magelang juga berperan penting dalam memfasilitasi acara ini.
Sejarah Penting bagi Umat Buddha di Indonesia
Pentahbisan bhikkhuni ini menjadi momen bersejarah bagi umat Buddha, khususnya MBI, karena merupakan kali pertama dilaksanakan di Indonesia. Sebelumnya, pentahbisan Bhikkhu pernah dilaksanakan di Candi Borobudur pada 2 Mei 1970, yaitu pentahbisan Bhante Jinadhammo dan beberapa bhikkhu lainnya. Dengan penahbisan ini, SAGIN kini memiliki sembilan bhikkhuni, termasuk enam yang baru saja ditahbiskan.

Ketua Umum MBI Amin Untaryo menyampaikan rasa terima kasih atas terselenggaranya upasampada ini. Ia menilai bahwa acara tersebut menjadi bentuk pengakuan terhadap kesetaraan dan potensi perempuan dalam mencapai tujuan tertinggi dalam agama Buddha.
“Momentum ini akan memberikan dampak positif bagi perkembangan Buddha Dhamma di Indonesia maupun dunia. Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena tidak hanya memperkenalkan tradisi Buddha, tetapi juga menjadi simbol kebijaksanaan dan cinta kasih yang mengakui potensi perempuan untuk mencapai kebebasan tertinggi,” ujar Amin.

Harapan bagi Bhikkhuni Baru
Bhante Khemacaro, Ketua Umum SAGIN, menyambut dengan antusias kehadiran para anggota Sangha baru. Ia berharap para bhikkhuni yang baru saja ditahbiskan dapat mengikuti jejak Bhante Jinadhammo dalam mengembangkan Buddha Dhamma.
“Upasampada pertama Sangha Bhikkhuni secara lengkap telah diterima oleh SAGIN pada pukul 09.28.45 WIB. Para bhikkhuni yang baru saja ditahbiskan adalah bhikkhuni pertama, namun menjadi yang kedua ditahbiskan di Borobudur setelah Eyang Jinadhammo Mahāthera. Semoga keenam bhikkhuni ini mampu mengikuti jejak Bhante Jinadhammo beserta bhante lainnya, serta upasampada ini semoga menandai berkembangnya Buddha Dhamma di Nusantara,” ungkap Bhante Khemacaro.

Apresiasi dari Pemerintah
Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI Supriyadi menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan upasampada ini. Selain memberikan ucapan selamat kepada para bhikkhuni baru, ia juga mengingatkan pentingnya peran umat Buddha dalam mendukung kehidupan para Sangha.
“Saya merasa bersyukur dapat menyaksikan peristiwa penting ini di Borobudur. Ini adalah kali pertama saya menyaksikan upasampada Bhikkhuni di Indonesia. Kami dari pemerintah menyampaikan terima kasih kepada Sangha Bhikkhuni dari Sri Lanka yang telah bekerja sama dalam pengembangan Buddha Dhamma di Indonesia,” kata Supriyadi.
Ia menambahkan, “Dalam agama Buddha, Sangha ditempatkan sebagai sosok yang memiliki kelebihan dalam pengetahuan, moral, dan spiritual. Namun, para upasaka dan upasika juga memiliki tugas untuk memberikan dukungan agar harapan dari para rohaniwan dapat tercapai.”
Dengan upasampada ini, diharapkan perkembangan Buddha Dhamma di Indonesia semakin pesat dan mampu memberikan manfaat bagi umat Buddha serta masyarakat luas.






=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara