• Tuesday, 18 June 2013
  • Sutar Soemitro
  • 0

Badan Nasional Buddha Thailand mengatakan mereka mengawasi aktivitas para bhikkhu menyusul laporan tentang kehidupan mewah mereka.

Pengawasan ini dilakukan setelah muncul satu video yang menunjukkan para bhikkhu melakukan perjalanan dengan jet pribadi. Baru-baru ini, video di YouTube menampilkan sekelompok bhikkhu yang mengenakan kaca mata hitam mahal, smartphone, tas mewah, headphone nirkabel, dan perangkat mewah lain.

Video tersebut membikin heboh dan kritik keras datang bertubi-tubi.

Badan Nasional Buddha mengatakan para bhikkhu yang bergaya hidup mewah itu telah diperingatkan bahwa tindakan mereka bertentangan dengan ajaran Buddha yang tidak mementingkan materialisme.

“Saya berharap kejadian seperti itu tidak terulang lagi,” kata Direktur Jenderal Dewan Nasional Buddha Thailand Nepparat Benjawatananun. “Itu bertentangan dengan ajaran Buddha untuk hidup bersahaja dan menahan diri.”

“Dulu, semasa Buddha hidup, tak ada hal-hal serupa sekarang. Tak ada mobil, smartphone, atau kamera, sehingga aturan-aturan itu mudah dilaksanakan,” katanya. “Tapi kini dunia berubah.”

Adapun Monruedee Bantoengsuk, pengurus Vihara Khantitham –tempat para bhikkhu penumpang jet pribadi itu tinggal- berjanji memberi penjelasan. “Tapi tak sekarang,” ujarnya.

Thailand -negara dengan populasi beragama Buddha terbesar di dunia- menerapkan doktrin Buddha yang telah berusia 2.600 tahun melalui berbagai cara, termasuk melarang penjualan alkohol selama hari libur keagamaan.

Namun sejumlah upaya itu justru dilanggar oleh para bhikkhu sendiri. Tahun lalu, sekitar 300 dari 61.416 bhikkhu di Thailand ditegur -sebagian di antaranya dicabut statusnya- karena berperilaku tidak pantas, termasuk menenggak minuman beralkohol, berhubungan seks dengan perempuan, menerima suap,bahkan pemerasan.

Badan Nasional Buddha juga menerima pengaduan terkait bhikkhu yang mengendarai mobil dan tuduhan penggunaan ilmu hitam.

Nopparat mengatakan para bhikkhu yang terekam di video “melakukan tindakan tidak pantas dan tidak mematuhi ajaran Buddha untuk tetap sederhana dan menahan diri”.

“Terkadang umat jugalah yang memberi para bhikkhu itu kemewahan,” tutur Nopparat. “Tapi ini bukan alasan.” (detik.com)

Lihat videonya di sini.

http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=sANFgwoJeic#!

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *