Persatuan Muda-mudi Buddhis Jepara (PMMBJ) gelar pertemuan pedana pada Minggu Legi, (30/1) di Vihara Sima Kalingga, Desa Blingoh, Kec. Donorojo. Acara ini diikuti oleh hampir 200 orang dari 20 vihara lintas mazab yang ada di Kabupaten Jepara.
“Terbentuknya PMMBJ ini atas dorongan para tokoh umat Buddha Jepara yang ingin kami, anak-anak muda buddhis bisa bekerja sama untuk melestarikan Buddhadharma. Karena itu, tema yang kita angkat dalam pertemua ini Jangan ada Jarak antara Kita,” kata Linda Winarti, ketua panitia acara ini.
Kegiatan dimulai pada pukul 9 pagi dengan pentas kesenian. Anak-anak muda yang hadir tampak menyatu dan akrab satu sama lain meskipun dari latar vihara dan mazhab berbeda. “Kalau kita berkumpul dalam acara seperti ini hanya Patria saja, hanya Sekber saja, jumlahnya tidak akan sebanyak ini. Mulai sekang kita tau bahwa pemuda buddhis Jepara jumlah banyak,” kata Dwi Wijayanto, ketua PMMBJ dalam pembukaan acara.
Hadir sebagai narasumber tunggal dalam sesi talk show, Ngasiran, Co-Founder BuddhaZine. Ngasiran juga putra asli Jepara yang kini menetap di Temanggung. Ia telah bergabung menjadi journalis BuddhaZine sejak tahun 2012. Ia sudah menulis ratusan artikel terkait aktifitas umat Buddha dipelbagai daerah di Indonesia.
Ngasiran: Pemuda Buddhis Harus Bisa Jawab 4 Tantangan Ini
Berdasarkan pengalamannya sebagai wartawan, Ngasiran menyatakan, pemuda buddhis harus mampu menjawab empat tantangan ini. Pertama, ada keterputusan sejarah. Belajar sejarah itu tidak hanya bicara soal angka tahun, tempat kejadian, siapa yang berkuasa. Bukan hanya itu. Tapi prosesnya, bagaimana bangsa itu bisa besar, nilai apa yang mereka pegang dan menjadi kekuatan masyarakatnya? Kita juga harus belajar kenapa mereka runtuh, jangan sampai kita mengulangi kesalahan para leluhur yang membuat kita runtuh.
“Dalam konteks saat ini, seberapa dekat kita mengenal Mbah Kalam, Mbah Karni, Mbah Kasboe? Bagaimana perjuangan beliau pada masa awal “kebangkitan” kembali Buddha Dharma di tanah Jepara ini? Semangat dan perjuangan beliau-beliau ini perlu kita jadikan teladan,” jelas Ngasiran.
Kedua, pemuda buddhis harus ikut melestarikan budaya. Anak muda buddhis seakan semakin kekurangan minat dan kreatifitas dalam melestarikan tradisi dan budaya daerahnya. Padahal budaya nusantara ini banyak dipengaruhi oleh peradaban Hindu-Buddha jaman dulu, salah satu tradisi yang terkenal adalah Nyadran, dari kata dasar Sraddha artinya keyakinan.
“Saya melihat tayangan di youtube, beberapa vihara di Jepara ini anak mudanya sudah mulai belajar gamelan. Ini terobosan yang menarik, salah satu upaya merawat kebudayaan kita,” lanjut Ngasiran.
Ketiga, menerima perbedaan sumber belajar. Mengutip hasil penelitian Ngatiyar, dalam buku Berpeluh Berselaras Buddhis Muslim meniti harmoni, Ngasiran menyampaikan dampak dari pertikaian antar organisasi buddhis di beberapa daerah.
“Sekte harus kita lihat sebagai keberagaman sumber, metode, dan tradisi belajar. Setiap orang, bangsa, mempunyai kencenderungan masing-masing yang tidak bisa diseragamkan. Jadi, tidak ada alasan dan pembenaran untuk berselisih karena perbedaan metode belajar,” tegas Ngasiran.
Tantangan keempat, kurangnya kreatifitas pemuda Buddhis. Kemajuan teknologi seharusnya menjadi pemicu anak muda buddhis untuk berkreatifitas dalam pengembangan Buddha Dhamma.
“Saya yakin semua anak-anak muda sekarang mempunyai akun medsos, kenapa tidak digunakan untuk berkarya. Bagi yang bisa menulis silahkan menulis tentang kabar umat Buddha di daerahnya di medsos masing-masing. Atau bisa juga dikirik ke BuddhaZine. Bisa juga membuat konten-konten di youtube berkaitan dengan Buddha Dhamma. Pendiri BuddhaZine sendiri bukan berlatar belakang anak orang kota, beliau dari sebuah desa di daerah Kebumen. Tetapi karena mau kreatif memanfaatkan teknologi akhirnya sekarang BuddhaZine masih eksis.”[MM]
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara