“Pemuda sebagai tulang punggung perubahan, oleh sebab itu pemuda harus bisa saling merangkul satu sama lain untuk menumbuhkan semangat non-sektarian sebagai bentuk kerukunan intern umat beragama Buddha pada khususnya,” ujar Kartomo, tokoh agama Buddha Jawa Tengah dalam pembukaan Outbound Bersama Pemuda Theravada Indonesia (Patria) dengan Pemuda Buddhayana (Sekber PMVBI) Kabupaten Semarang dan Boyolali, Jawa Tengah.
Acara yang diikuti lebih dari 175 pemuda Theravada dan Buddhayana ini dilaksanakan pada hari Minggu (18/10) di Bumi Perkemahan Umbul Senjoyo, Semarang. Ketua Patria Kabupaten Semarang Kustiani mengatakan bahwa kegiatan ini sebenarnya dilakukan tanpa persiapan yang matang, “Kita hanya koordinasi lewat pesan singkat (SMS), namun banyaknya peserta yang hadir menunjukkan semangat kebersamaan antar pemuda Buddhis Semarang dan Boyolali ini sangat besar.”
“Sebenarnya kegiatan ini sudah lama kita rintis. Dulu juga pernah kami adakan di Deplongan (Semarang), dan rata-rata peserta (pemuda Buddhis) antusias dalam mengikuti acara ini. Mereka tidak pernah bicara soal apa organisasi dan apa sektenya, mereka hanya butuh ruang-ruang aktivitas bersama. Saat ini memang baru Semarang dan Boyolali, dengan bertahap kita akan mengajak pemuda-pemuda dari daerah lain, Temanggung misalnya,” ujar Suwarno, salah satu pengurus Pemuda Buddhayana Semarang.
Acara ini disambut hangat oleh tokoh-tokoh pemuda Buddhis dan majelis. Ketua MBI Semarang Lestantun Fajar Sujono mendukung penuh kegiatan ini. Ia berharap kegiatan seperti ini bukan hanya berlangsung di Kabupaten Semarang dan Boyolali, namun juga tertular ke seluruh masyarakat Buddhis. “Jika pemuda bisa bersatu, alangkah baiknya kalau pemangku majelis-majelis agama Buddha untuk meleburkan pengkotak-kotakkan dalam wadah masing-masing majelis,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Magabudhi Kabupaten Semarang, Sutrisno berharap kegiatan seperti ini bisa berlanjut, “Antusiasme pemuda dalam menjalin kebersamaan harus ditularkan ke masing-masing sekte. Dengan demikian harapan umat Buddha yang bersatu dalam Dhamma akan terwujud.”
Sutrisno melanjutkan, sekarang bukan saatnya untuk saling menyalahkan, namun saatnya untuk saling mengoreksi diri, sehingga mampu bertindak dengan arif dan bijaksana. “Barisan pemuda harus menjadi pionir pemersatu,” tegasnya.
Outbound ini diisi dengan berbagai permainan lapangan, dan rencananya akan diadakan dalam skala besar. “Semangat positif ini perlu ditularkan ke seluruh nusantara,” pungkas Suwarno.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara