• Monday, 19 October 2015
  • Zaq
  • 0

Tak ada istilah terlalu tua untuk mempraktikkan cinta kasih (metta/maitri). Metta/maitri bisa diterjemahkan sebagai kelembutan hati atau sikap cinta kasih. Namun biasanya kata ini merujuk pada suatu jenis meditasi, yaitu meditasi yang melafalkan kalimat tertentu agar dirinya sehat dan tenteram, lalu secara perlahan kata-kata yang sama ditujukan untuk orang lain, hingga akhirnya ditujukan pula untuk semua makhluk di mana pun.

Berlatih metta bisa memperkaya hidup kita dengan menciptakan perasaan hangat dalam diri. Selain itu, metta juga meningkatkan kemampuan kita untuk berbuat kebajikan dan cinta kasih.

Dampak baik ini bisa terjadi seketika itu juga. Seringnya, efek ini muncul tanpa terasa perubahannya dalam diri kita. Namun bila kita cermati dengan seksama, perubahan dalam diri itu mewujud dalam bentuk kepuasan batin dan sikap semakin menghargai orang lain dalam kehidupan sehari-hari.

Begitu kita memahami praktik metta, kita bisa memanfaatkannya untuk kita pribadi dan juga bisa mengajarkan dan melakukannya bersama anak-anak kita.

Untuk mulai mengajarkan metta pada anak kita, mulailah dengan memilihkan tempat yang hening dan relatif bebas dari gangguan lain. Pilihlah waktu yang santai dan pastikan anak tidak dalam kondisi lapar. Lamanya berlatih metta tergantung usia anak Anda. Bersabarlah, kemampuan anak untuk terduduk diam dalam waktu yang lama akan semakin terasah seiring berjalannya waktu.

Duduklah dengan nyaman di atas bantal, kursi, atau sofa. Hal ini bertujuan untuk membuat tubuh terasa nyaman dan pikiran tetap terjaga. Ajaklah anak Anda untuk memejamkan mata dan merasakan proses mengalirnya udara yang dihirup ke dalam tubuh dan terembus kembali keluar melalui rongga hidung.

Bila memang membantu, biarkan anak Anda melakukan ini sambil menghitungnya. Memenuhkan perhatian pada proses bernapas bisa membantu membebaskan pikiran dari gangguan sekaligus mempersiapkan diri untuk latihan metta.

20151019 Bagaimana Melatih Welas Asih pada Anak_2 20151019 Bagaimana Melatih Welas Asih pada Anak_3

Jelaskan pada anak, metta adalah latihan menguncarkan kalimat afirmasi untuk kesehatan dan keselamatan kita dan semua makhluk yang ada. Terangkan dulu pada anak, bahwa ada empat kalimat afirmasi yang bisa kita mulai lafalkan untuk diri sendiri.

Kalimat afirmasi pertama adalah, “Semoga aku bahagia.”

Bersama Anda, ajaklah anak melafalkan kalimat afirmasi pertama ini sambil menarik napas. Ajak pula melakukan hal ini sambil tersenyum. Kemudian saat mengembuskan napas resapi kalimat afirmasi, “Semoga aku bahagia.”

Ini tak berarti anak harus merasa bahagia saat itu juga. Yang penting adalah anak bereksperimen dengan pikirannya. Biarkan anak memahami bagaimana rasanya mengharapkan kebahagiaan untuk dirinya sendiri.

Kalimat afirmasi kedua adalah, “Semoga aku aman.”

Ajak anak untuk melafalkan kalimat afirmasi ini seraya menarik napas. Hal ini juga bisa dibarengi dengan memikirkan sesuatu yang membuatnya nyaman. Seperti membayangkan sebuah boneka atau pelukan dari orang dewasa yang ia sayangi.

Tapi juga jangan memaksa anak bila ia tak ingin membayangkan sesuatu yang terlalu spesifik. Melafalkan kalimat doa saja sudah cukup.

Setelah menghela napas, embuskan kembali udara sambil menghayati kalimat afirmasi, “Semoga aku aman.”

Kalimat afirmasi ketiga adalah, “Semoga aku memiliki kekuatan.”

Kekuatan di sini bisa diartikan sebagai kondisi sehat walafiat atau keberanian menjalani hidup bahkan ketika kehidupan tak berjalan seperti yang kita harapkan.

Ajak anak menarik napas perlahan dan teratur, sambil membayangkan apa pun yang membuat dirinya nyaman. Lalu keluarkan napas sambil meresapi kalimat, “Semoga aku memiliki kekuatan.”

Kalimat afirmasi terakhir adalah, “Semoga hidupku tenteram.”

Kalimat afirmasi ini ditujukan untuk kondisi yang terbebas dari penderitaan, baik jasmani maupun rohani. Kita bisa menerjemahkan kalimat ini pada anak sebagai berikut, “Semoga semua hal menjadi mudah untukku, namun bila memang sulit, semoga aku tidak mendapat kesulitan dalam menghadapi kesulitan.”

Lafalkan kalimat afirmasi tersebut sambil menarik napas dan membayangkan sebuah rakit yang terombang-ambing gelombang di tengah lautan yang damai.

Lalu keluarkan napas sambil menghayati, “Semoga hidupku tenteram.”

Setelah mempraktikan semua di atas dengan seksama hingga suasana hati menjadi tenang, anak Anda kini siap berlatih metta untuk orang lain dan semua makhluk di luar dirinya. Pihak lain di sini bisa jadi seseorang yang ia kasihi, seseorang yang biasa saja, seseorang yang tidak disukainya, hingga semua makhluk di mana pun berada.

Ajaklah anak untuk mengulangi melantunkan kalimat afirmasi yang sama seperti dia lafalkan untuk dirinya tadi. Namun kali ini ditujukan untuk orang dan makhluk lain.

Setelahnya, Anda bisa bertanya pada anak, “Apa yang kamu rasakan saat berlatih metta?” atau “Apa yang paling kamu sukai dari latihan metta?”

Bukan tak mungkin anak Anda juga merasakan ketenangan batin yang melegakan setelah berlatih metta. Seperti demam yang mereda karena meminum obat penurun panas atau tenggorokan yang kembali nyaman setelah minum obat batuk. Seperti juga meminum obat, perlu diingat juga, dosis berlatih metta yang tepat untuk anak harus disesuaikan dengan kapasitas umur si kecil. (lions roar)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *