Program Dharmaduta Keliling (Dharling) Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) Jawa Tengah berlanjut. Kali ini sebanyak 17 Dhammaduta dari Jepara, Solo dan Semarang mendapat giliran berceramah di Temanggung. Namun karena luasnya wilayah dan banyaknya vihara yang menyebar hampir di semua daerah di Temanggung, Dharling kali ini baru terlaksana di wilayah Kaloran.
Dharling merupakan program Magabudhi Jawa Tengah yang bertujuan untuk saling mengunjungi dan mengenal umat Buddha dan Dhammaduta dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Program ini sudah berlangsung sejak bulan Maret 2016. Namun sampai sekarang, program ini baru berjalan tiga kali, yaitu ke Jepara, Kebumen, dan Temanggung.
Sabtu (27/8) pukul 15.00, para Dhammaduta dari berbagai daerah berkumpul di PAUD Saddhapala Jaya, Dusun Krecek, Desa Getas, Kecamatan Kaloran. Setelah melakukan bersih diri dan pembagian tugas, 17 pembabar Dhamma dikirim ke berbagai vihara. Sebanyak 15 vihara di wilayah Kaloran mendapat jatah kunjungan pada Sabtu malam.
Patma Galih Sambawa, Dhammaduta dari Solo, mendapat jatah menyampaikan Dhamma di acara Puja Bakti Minggon (anjangsana rutin dari rumah ke rumah umat Buddha). Kepada umat Buddha Vihara Dhamma Sarana, Patma mengungkapkan kegembiraannya, “Saya dengar tadi pas berbincang dengan umat sini, satu dusun ini semua beragama Buddha ya? Bangga rasanya saya bisa berada di sini.”
Alumni Vidyasena angkatan pertama ini menyampaikan betapa beruntungnya masyarakat di Dusun Krecek mengenal agama Buddha, “Saya dulu terlahir bukan beragama Buddha. Dari proses pencarian spiritual dan berbagai pertanyaan tentang kehidupan, akhirnya saya menemukan ajaran Buddha. Ajaran Buddha yang sangat masuk akal tentang kehidupan ini yang membuat saya tertarik mempelajari dan ehipassiko (membuktikan sendiri -red) terhadap ajaran Buddha. Jadi beruntungnya Anda yang terlahir sejak kecil dan mengenal agama Buddha.”
Oleh sebab itu, Patma mengajak umat Buddha Krecek untuk memperkokoh keyakinan terhadap Buddha Dhamma dengan praktik dan ehipassiko sendiri. “Meditasi merupakan ajaran Buddha yang sangat populer di dunia belakangan ini. Bapak Ibu harus berlatih meditasi setiap hari untuk mendapat manfaat kebahagiaan dari ajaran Buddha,” pesan Patma.
“Saya sendiri setiap hari berlatih meditasi, saya mempunyai usaha, punya bisnis dan punya banyak karyawan. Kalau saya tidak meditasi tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaan, tidak akan bisa konsentrasi dalam melakukan pekerjaan saya,” jelasnya.
Bukan hanya Patma, Rhin Daryono sesama Dhammaduta dari Solo juga merasa kagum dengan umat Buddha Temanggung. “Pada umumnya umat sini kan petani, jam 9 malam puja bakti baru dimulai, selesai hampir sampai jam 11 malam. Paginya mereka harus bangun pagi-pagi untuk ke ladang. Betapa hebat semangat umat Buddha di sini!” puji Rhin.
Sementara Waluyo, Dhammaduta dari Semarang yang mendapat tugas di Vihara Dhamma Siki, Dusun Batursari, Desa Tleter menyampaikan tentang bagaimana menjadi orang baik. “Ajaran Buddha menuntun kita untuk menjadi orang baik. Bahkan tidak cukup menjadi orang baik saja, tetapi orang yang bersih pikirannya,” ujar Waluyo.
Para Dhammaduta itu kembali ke PAUD hampir pukul 12 malam. Minggu pagi, setelah makan pagi, kegiatan dilanjutkan dengan mengunjungi sekolah minggu di beberapa vihara. Dan pukul 1 siang kembali melaksanakan tugas membabarkan Dhamma. Kali ini tidak banyak yang dukunjungi, hanya empat vihara, yaitu Vihara Dharma Sagara (Larangan Jayan), Buddha Metta (Mranggen), Dhamma Puspita (Cendono), dan Kartika Kusala (Gletuk).
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara