Foto: Ngasiran
Penampilan tari Riang Gembira dari Vihara Karang Jati memukau ratusan orang pada pembukaan simposium Beda Setara (Best) pada Kamis (14/11/2024) di aula kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Acara diikuti oleh ratusan orang dari kalangan akademisi, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan praktisi terkait isu Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB).
Pembukaan dihadiri oleh Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (DIKTIS) Kemenag RI Prof. Dr. H. Ahmad Zaenul Hamdi, M.Ag., Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian Jay Akhmad, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Nurhaidi Hasan, Ketua Tanfidziyah PWNU Yogyakarta Dr. K.H. A. Zuhdi Muhdlor, M.Hum., Senior Advisor Jaringan GUSDURian K.H. M. Imam Azis, Kanwil Kemenag DIY DR. H. Nurahcmad Gozali, Perwakilan Rektor UKTW Pdt. Adhika Tri Subowo M.Fil., dan para tokoh agama.
Simposium ini menjadi salah satu rangkaian acara Beda Setara Festival (Bes Fest) yang diselenggarakan oleh Jaringan GUSDURian selama tujuh hari mulai 10 hingga 16 November 2024 di Taman Peradaban Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Simposium ini juga merupakan upaya Jaringan GUSDURian untuk menyuarakan pengalaman dan ide tentang keberagaman yang sudah dilakukan selama 14 tahun hingga saat ini.
Acara di awali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya tiga stanza dan dilanjutkan dengan doa pembuka dari para tokoh lintas agama yaitu Islam, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, dan Kepercayaan. Jay Akhmad, Koordinator Sekretariat Nasional Jaringa GUSDURian, menekankan bahwa isu KBB harus terus di kampanyekan dan dibicarakan bahkan hingga pada toleransi berbasis penegakan hak konstitusi. Ia berharap melalui simposium ini akan muncul strategi dan rekomendasi baru yang akan memperkuat gerakan KBB.
“Ada tiga hal pendekatan yang dilakukan, pertama adalah memperdalam di tingkatan basis, kedua memperluas di tingkatan jejaring gerakan, ketiga memperkuat di tingkatan kebijakan. Pendeketan ini yang dilakukan teman-teman jaringan GUSDURian dalam mendorong KBB,” jelasnya.
Jay menambahkan bahwa pelaksanaan simposium di UIN Sunan Kalijaga bertujuan mengajak civitas akademika kampus untuk aktif dalam pengabdian masyarakat, dengan ikut berpartisipsi dalam mengkampanyekan dan melakukan advokasi KBB.
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Nurhaidi Hasan, menyambut baik dan menyatakan dukungannya atas penyelenggaraan Best Fest ini. “Saya mendukung 100 persen kegiatan ini, karena DNA UIN Sunan Kalijaga ini adalah Beda Setara. Kampus ini lahir dari kementrian agama, yang memiliki tugas utama untuk mengawal kerukunan umat beragama di negeri ini,” ungkapnya.
Nurhaidi juga menilai tema simposium kali ini sangat penting, sesuai dengan UUD 1945 bahwa negara menjamin kebebasan setiap warga negara untuk memeluk agama dan berkeyakinan. “Tetapi karena negara kita beragam, tantangan untuk mempertahankan kerukunan umat beragama utamanya dalam kebebasan beragama masih sering muncul. Maka simposium ini sangat penting diadakan sebagai bagian dari tugas kita dalam mengawal kebebasan beragama dan berkeyakinan,” imbuhnya.
Acara dilanjutkan dengan launching simposium sekaligus penandatanganan MoU Tri Dharma antara UIN Sunan Kalijaga dengan Yayasan K.H. Abdurrahman Wahid oleh Alissa Wahid, Jay Akhmad, dan Rektor UIN didampingi oleh para tokoh lintas agama yang hadir. Pembukaan secara resmi dilakukan dengan membunyikan alat musik tradisional angklung secara bersamaan.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara