Puluhan pemuda Buddhis lintas sekte dan organisasi dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti Pelatihan Kepemimpinan, Paralegal, dan Advokasi di Jhana Manggala Meditasi Graha Centre, Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/12). Pelatihan bertema Paralegal dan Advokasi untuk Memperkuat Komunitas Buddhis, ini diselenggarakan oleh Dharmapala Nusantara Forum Agama Buddha Bersatu (FABB). Kegiatan ini akan berlangsung selama 3 hari, Jumat – Minggu (9-11/12).
Animo Peserta
Eko Nugroho, Sekjen Dharmapala Nusantara FABB menyampaikan rasa terimakasih kepada panitia dan seluruh pihak yang telah mendukung pelaksanaan pelatihan. Menurut Eko, pelatihan ini merupakan yang pertama kali diadakan dengan tujuan mengajak para aktivis Buddhis untuk peduli terhadap permasalahan umat Buddha.
“Ini (pelatihan paralegal) merupakan kegiatan perdana kami. Awalnya kami ragu, karena kalau terkait urusan hukum biasanya umat Buddha tidak berminat. Ternyata yang ikut sebanyak ini, bagi kami sudah luar biasa. Dalam acara ini kami akan mengajak kawan-kawan pemuda dan para aktivis Buddhis untuk peduli dan mau terlibat menghadapi persoalan sosial umat Buddha yang terkait dengan hukum,” kata Eko.
Menjelang masa politik ini, Eko juga mengajak para pemuda membantu umat Buddha meningkatkan kewaspadaan agar tidak menjadi korban kepentingan politik. “Ke depan, terutama menjelang kontestasi politik biasanya akan muncul isu SARA, jadi kita harus lebih waspada dan saling peduli sesama umat Buddha. Tentu kita juga harus memberikan pemahaman serta pendidikan terhadap sesama komunitas kita, supaya jangan sampai menjadi korban konflik kepentingan politik,” imbuh Eko.
Kepedulian Aktivis Buddhis
Ketua Umum Dharmapala Nusantara FABB, Kevin Wu menyampaikan apresiasinya terhadap segenap tamu undangan, narasumber, dan para peserta dalam pelatihan ini. Ia menjelaskan bahwa pergerakan Dharmapala Nusantara merupakan wujud kepedulian para aktivis Buddhis terhadap kasus-kasus yang muncul terkait umat Buddha.
“Kami, Dharmapala Nusantara bukan superhero, tetapi kami adalah orang-orang yang punya kepedulian. Kami melihat ketika ada kasus yang menimpa komunitas Buddhis apa pun itu pemicunya, kemana orang-orang Buddhis, kemana organisasi-organisasi yang seharusnya membela? Kami percaya masih banyak umat Buddha yang punya kepedulian, tetapi mungkin mereka merasa berjuang sendiri ketika ada kasus-kasus terkait umat Buddha. Maka dengan pergerakan ini kami mengajak orang-orang yang peduli ini untuk berjuang bersama. Dengan kita bersatu akan menjadi lebih kuat. Inilah niat awal kami dalam Dharmapala Nusantara ini. Sehingga selama kita bergerak, sudah ada beberapa kasus yang kita perjuangkan bersama, salah satunya yang baru saja kita perjuangkan, yaitu kasus Roy Suryo soal meme rupang Buddha di Borobudur.”
Kevin juga mengatakan, selama ini belum banyak umat Buddha yang berani bersuara atau membela ketika ada kasus yang menimpa komunitasnya. Menurut Kevin, hal ini karena sebagian besar umat Buddha masih merasa malu dan takut ketika akan bersuara. Sehingga dengan adanya pergerakan untuk mempersatukan para aktivis umat Buddha akan membantu menumbuhkan kepedulian umat Buddha lainnya.
“Ini bagian perjuangan kami untuk menjaga kebanggaan umat Buddha akan simbol-simbol keagamaan. Supaya umat Buddha tidak perlu malu dan minder ketika ditanya agamanya apa? Tetapi ketika ada orang yang melecehkan simbol agama kita, kok tidak ada yang bersuara, umat merasa tidak ada yang berani membela, umat merasa kok menjadi umat Buddha ini lemah, tidak ada perjuangan untuk martabat umat, sehingga kebangaannya menjadi umat Buddha pun berkurang.”
“Sebenarnya kalau jujur, hati kita ini ingin berjuang untuk membela. Tetapi karena rasa malu, takut, dan malas, kita tidak jadi bergerak. Ini yang dialami oleh sebagian besar umat Buddha. Maka kalau para aktivis, umat-umat yang punya kepedulian ini bersatu melakukan perjuangan juga akan menumbuhkan kebanggaan, keberanian dan kepedulian dalam diri umat Buddha lainnya,” tegas Kevin.
Dukungan Pemerintah
Pelatihan ini pun mendapat apresiasi dari Suwanto, Pembimas Buddha DKI Jakarta. Suwanto juga menyatakan dukungannya kepada generasi muda Buddhis agar memanfaatkan kesempatan ini sebagai sarana belajar tentang kepemimpinan dan hukum untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang hebat.
“Ke depan, persoalan hukum terkait dengan umat Buddha potensinya sangat banyak. Belum kita menghadapi fenomena bahwa jumlah umat Buddha di berbagai daerah ini semakin lama semakin berkurang. Ini juga menjadi persoalan dan tanggung jawab generasi muda kedepannya. Kemudian tentang legalitas aset-aset vihara ini banyak yang harus dibenahi. Maka dalam momentum ini pergunakan dengan sungguh-sungguh untuk memahami bagaimana kepemimpinan dan bagaimana persoalan hukum. Sehingga nanti bisa kita gunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul di masyarakat Buddhis.”
“Saya berharap Dharmapala Nusantara ini terus berkembang,” imbuh Suwanto. Acara dibuka secara resmi oleh Suwanto dengan pemukulan bedug dan lonceng. Sebanyak kurang lebih 54 peserta yang ikut dalam pelatihan ini. [MM]
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara