Meditasi cinta kasih bersama Up. Wiria Kalyana. Sumber foto: Ana Surahman
  • Tuesday, 25 January 2022
  • Surahman
  • 0

Cetiya Dhamma Manggala (CDM) menyelenggarakan Meditasi Cinta Kasih, Kamis (20/01).  Meditasi dilaksanakan secara daring, dimulai pukul 19.30 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Meditasi dibimbing Up. Wiria Kalyana, diikuti oleh 29 peserta via Zoom, 5 peserta via Youtube, dan 2 peserta via Facebook. Kegiatan ini adalah acara rutin CDM, dimana kali ini adalah meditasi episode ke 58, bertema “Damai Dalam Meditasi”.

Meditasi cinta kasih bersama Up. Wiria Kalyana. Sumber foto: Ana Surahman
Meditasi cinta kasih bersama Up. Wiria Kalyana. Sumber foto: Ana Surahman

Sebelum meditasi, Romo Wiria memberikan pejelaasan langkah-langkah meditasi. Ambil posisi duduk yang nyaman dan tersenyum. Menurutnya, senyum berpengaruh besar terhadap kelenjar pituitary gland dalam kepala kita mampu mengeluarkan zat seperti morfin. Zat ini mempunyai efek mengurangi rasa sakit, memicu perasaan senang , tenang dan bahagia, mengurangi stress. Ketika hal itu terjadi pada saat meditasi, itulah tahap meditator merasakan ketenangan.

“Meditasi harus tenang, apapun metodenya harus tenang. Dari tenang timbullah damai. Damai dalam diri akan berpengaruh dalam menjalani kehidupan sosial. Artinya kita bisa aktivitas bersama, bisa kerjasama, gotong royong. Damai membuat bersatu dan saling menopang, tidak ada permusuhan,” jelas Romo Wiria.

Cetiya Dhamma Manggala (CDM) menyelenggarakan meditasi cinta kasih dilaksanakan secara online. Sumber foto: Ana Surahman
Cetiya Dhamma Manggala (CDM) menyelenggarakan meditasi cinta kasih yang dilaksanakan secara online. Sumber foto: Ana Surahman

Damai menurut Romo Wiria terbagi menjadi dua, yaitu damai yang ada di luar diri seperti ketika menjalin hubungan sosial bersama orang lain dan damai dalam diri sendiri, namun keduanya saling mempengaruhi. “Damai dalam diri artinya jasmani dan pikiran bisa kooperatif, bisa kerjasama. Dalam kondisi sakit ketika pikiran dan jasmani bisa berdamai akan mempercepat kesembuhan. Artinya pikiran tidak menolak dan tidak melekat, maka rasa sakit bisa dianulir. Proses penyembuhan dengan meditasi terjadi ketika pikiran bisa menerima apa adanya yang sedang terjadi dalam diri kita,”imbuhnya.

Lebih jauh Romo menjelaskan apa yang akan dilakukan selama meditasi. Dalam meditasi seseorang akan mensikronkan pikiran dan jasmani.  Sewaktu meditasi, pikiran adalah aktivitas mental ibarat kuda liar yang lari kesana kesini, maka kuda harus diikat dengan tali yaitu kesadaran. Tali tersebut diikatkan dengan pohon, dimana pohon sebagai objek meditasi yaitu cinta kasih atau kebahagiaan itu sendiri. 

“Jadi pikiran ditambatkan dengan objek meditasi. Inilah meditasi cinta kasih, ketika pikiran kita sudah dipenuhi dengan cinta kasih maka disini kita bisa mindfullness. Dalam meditasi cinta kasih tidak harus dengan konsentrasi berlebihan karena bisa tegang. Kita cukup merasakan apa yang muncul kemudian akan timbul ketenangan dan kedamaian, itulah kebahagiaan.”

Romo melanjutkan bahwa rasa bahagia ini akan memenuhi seluruh tubuh meditator, dan ini bisa keluar melalui pori-pori dalam tubuh  dan jadilah aura perlindungan. Dengan kata lain meditasi cinta kasih bisa menjadi perlindungan diri. Itulah sebabnya seorang meditator cinta kasih bisa terlindungi dari gangguan-gangguan non fisik. 

“Ketika sudah merasakan kondisi bahagia, selanjutnya adalah mengembangkan dan memancarkan keluar diri. Cara memancarkan ada dua, yaitu orang yang akan dipancarkan berada di luar hati kita atau orang tersebut ada dalam hati kita, atau bisa dua-duanya. Namun untuk hal ini ada beberapa syarat,  orang yang kita pancarkan adalah orang yang kita hormati, masih hidup, sejenis dan bukan keluarga kita. Kemudian bisa juga kepada keluarga kita atau orang yang sedang menderita.”

Tips Menanggulangi Gangguan Saat Meditasi 

Dalam melaksanakan meditasi, seorang meditator akan mengalami berbagai gangguan. Oleh karenanya Romo Wiria memberikan tips untuk menanggulangi beragai gangguan tersebut. Mengutip teknik dari seorang bhikkhu asal Amerika, Bhante Vimalaramsi Mahathera yaitu dengan cara yang disebutnya sebagai 6 R. 

“Gangguan ada dua yaitu mental dan fisik. Apapun gangguannya pertama kita menggunaan tenik Recognize, cukup dikenali. Kedua Release,setelah dikenali kemudian kita lepaskan. R ketiga adalah Relax, ketika sudah lepas kita bisa rileks. Kemudian Resmile, seyum kembali. Setelah itu Return, kembali ke objek. R terakhir adalah Repeat, ulangi teknik ini ketika menemui gangguan yang lainnya,” pungkasnya. Pratik meditasi dilaksanakan seusai pejelasan oleh Romo Wiria selama kurang lebih 20 menit, dan ditutup dengan acar sharing dan diskusi bersama. [MM]

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *