• Tuesday, 11 September 2018
  • Surahman Ana
  • 0

Sesi meditasi kedua dilakukan malam hari dimulai sekitar pukul 18.30 WIB di pondok lantai rumah Elizabeth D. Inandiak. Para peserta diminta oleh Kang Zaim untuk berposisi duduk meditasi dengan membetuk lingkaran di ruang terbuka lantai dua.

Setelah para peserta berkumpul, Kang Zaim mulai membuka acara dan mengajak seluruh peserta untuk melakukan meditasi duduk dengan objek pernapasan terlebih dahulu sebagai awal latihan konsentrasi. Kang Zaim menggunakan bel sebagai tanda dimulai dan juga tanda akhir meditasi. Meditasi pernapasan dilakukan selama 20 menit.

Selesainya meditasi duduk selanjutnya Kang Zaim memberikan penjelasan singkat tentang meditasi minum teh. “Di Jepang mereka memakai teh sebagai sarana untuk meditasi. Bagi praktisi zen teh itu menjadi sarana untuk menikmati apa yang telah kita miliki, bersyukur atas apa yang telah kita miliiki,” ujar Kang Zaim mengawali penjelasannya.

”Di dalam meditasi minum teh ini ada beberapa hal yang akan saya jelaskan, pertama kita akan melakukannya dengan hening. Kemudian saya kan menyiapkan teh untuk Anda semua. Juga ada kue,” lanjut Kang Zaim.

Setelah memberian penjelasan Kang Zaim menyeduhkan teh ke dalam gelas sejumlah peserta yang ditata rapi di depan peserta. Sembari menunggu Kang Zaim menyeduh teh para peserta tetap tenang dan menjaga keheningan.

Baca juga: Serangan Panik dan Penyembuhan Meditasi

Proses meditasi minum teh dimulai oleh kang Zaim dengan memberikan segelas teh kepada peserta di sampingnya, yang mana tata cara pemberian dan penerimaan dilakukan dengan perlahan dan menggunakan dua buah tangan sebagai sarana untuk lebih menyadari atau penuh kesadaran dalam melakukannya.

Setelah memberikan teh selanjutnya diakhiri dengan sikap anjali sebagai ungkapan kerendahan hati dan ketulusan, kemudian penerima bersikap anjali terlebih dahulu sebelum menerima teh sebagai tanda rasa terima kasih, dan proses dilanjutkan oleh peserta pertama kepada peserta kedua, peserta kedua kepada peserta ketiga, dan seterusnya hingga peserta terakhir.

Selain secangkir teh, terdapat kue dan juga tisu untuk meletakkan kue yang dijadikan sarana latihan meditasi. Pembagian tisu dan kue pun sama dengan ketika pembagian teh, yang dilakukan dengan perlahan dalam suasana hening.

Setelah semua peserta mendapatkan semua teh dan kue, pertama para peserta mulai menikmati teh yang dilakukan dengan relaks, perlahan dan hening. Merasakan dan menyadari aroma tehnya, kehangatannya, dan rasa pahit sepetnya ketika teh menyentuh lidah. Kemudian dilanjutkan dengan memakan kue yang  dilakukan dengan perlahan dan penuh kesadaran saat merasakan rasa kue, merasakan dan menyadari setiap kunyahan yang dilakukan, saat menelan, saat kue sampai di perut hingga saat mulai makan kue lagi. Hal ini untuk melatih kesadaran saat minum teh, begitu juga ketika para peserta menikmati kue.

Meditasi minum teh berlangsung selama kurang lebih 30 menit hingga Kang Zaim membunyikan bel sebagai tanda meditasi telah usai. Seusai meditasi sebagai penutup sesi malam, para peserta diajak untuk perkenalan dan memberikan kesan selama mengikuti pelatihan meditasi minum teh.

Elizabeth D. Inandiak sebagai tuan rumah menyampaikan rasa terima kasih dan kesan kepada para peserta.

”Jadi saya sangat tersentuh malam ini, karena saya selama empat bulan berkeliling Peancis, Singapura, India, dan saya baru turun dari Himalaya dan mengadakan meditasi di salah satu vihara di tempat yang jauh dan dingin. Ketika saya pulang saya bingung melihat rumah kosong, tapi tiba-tiba penuh dengan banyak teman-teman yang datang dan saya sangat tersentuh sekali,” tutur Elizabeth.

“Yang kedua saya sangat bersyukur karena Anda semua yaitu dua puluh enam orang sekarang berada di sini, seperti Anda memberi mata baru kepada saya. Jadi saya merasa bisa melihat kebun saya dengan 52 mata baru sehingga kebun saya terasa lebih luas. Kebun saya pun terasa lebih subur dan indah sekali karena sebelumnya kering dan sepi seperti kuburan, tetapi ketika tadi kita melakukan meditasi berjalan di area kebun dan saat kita berhenti di kebun menghadap ke selatan terasa sangat indah sekali,” pungkas Elizabeth mengakhiri cerita.

Setelah kesan terakhir yang disampaikan Elizabeth, Kang Zaim menutup acara keseluruhan meditasi minum teh. Acara sepenuhnya selesai sekitar pukul 21.00 WIB.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *