• Friday, 7 September 2018
  • Surahman Ana
  • 0

Retret singkat meditasi minum teh diadakan oleh Zaim Mohammad (Kang Zaim) pada Senin (3/8) di kediaman seorang penulis sekaligus penerjemah buku Centhini, Elizabeth D. Inandiak di Sleman, Yogyakarta. Acara diikuti oleh dua puluh enam peserta dari berbagai penganut agama.

Sesi pertama dimulai sekitar pukul 16.30 WIB dengan melakukan meditasi berjalan. Meditasi berjalan merupakan salah satu posisi meditasi dari empat posisi meditasi yang dikenal dalam agama Buddha yaitu duduk, berjalan, berbaring, dan berdiri.

Sebelum meditasi dilaksanakan Kang Zaim berbagi pengalaman dan juga memberikan beberapa kata pengantar. “Di dalam vihara Zen di Plum Village Perancis, untuk menyatukan energi kebersamaan yang sebelumnya berasal dari mana-mana, untuk melepas kecapaian biasanya kita menyanyi bersama-sama. Tentunya lagu itu adalah sebuah karya dari umat manusia, semuanya bisa tersentuh dengan lagu. Jadi dari Afrika sampai Australia itu semua manusia pasti menyukai lagu, karena di sana kita bisa bersama tanpa bicara perbedaan, untuk memulai kita nyanyi lagu syukur,” tutur Kang Zaim mengawali acara.

Setelah para peserta menyanyikan dua buah lagu kebangsaan yaitu, “Syukur” dan “Padamu Negeri”, kang Zaim melanjutkan dengan memberikan penjelasan dan pengarahan tentang pelaksanaan meditasi berjalan. Kang Zaim menjelaskan bahwa meditasi berjalan adalah kita berjalan hanya untuk berjalan.

”Dalam keseharian kita, kita berjalan bukan untuk berjalan. Tetapi berjalan untuk mencapai jarak tertentu. Dari parkiran menuju ke kantor, dari ruang tamu menuju ke toilet. Tetapi dalam meditasi jalan ini, kita hanya berjalan hanya untuk berjalan. Oleh karena itu setiap langkah yang kita buat itu kita sudah tiba, setiap langkah yang kita buat kita sudah tiba. Jadi tidak ada ekspektasi kita akan pergi ke mana. Istilah Jawa itu ‘ora kesusu’, tidak tergesa-gesa. Itu yang pertama,” jelas Kang Zaim.

Selanjutnya Kang Zaim memberikan pengarahan bagaimana melakukan meditasi berjalan. Menurut Kang Zaim dalam berjalan harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan dengan perlahan. Hal ini dilakukan supaya antara pikiran dan fisik bisa menyatu dalam satu aktifitas yang sedang dilakukan.

Baca juga: Perusahaan Perangkat Lunak dan Komputasi Awan Salesforce Undang Plum Village Ajarkan Meditasi

“Kita bisa jalan sambil bilang dalam batin, kiri, kanan. Atau bisa bilang saya telah tiba, saya telah tiba. Ini akan membantu kita menyadari setiap langkah yang kita lakukan. Itu poin pertama,” imbuh Kang Zaim.

Sebagai poin kedua Kang Zaim menjelaskan meditasi berjalan sebagai sarana untuk kita mencoba merefleksikan bahwasanya kedua telapak kaki kita itu adalah menyentuh ibu bumi. Yang selama ini telah memberikan kita kehidupan.

”Saya yakin di rumah kita biasa berjalan di atas lantai, di atas aspal, di atas rumput, tetapi di dalam meditasi berjalan ini kita mencoba membuka kesadaran kita menjadi kesadaran kosmos yang lebih besar, kita berjalan di atas ibu bumi. Jadi kita mencoba mencium ibu bumi kita dengan telapak kaki kita secara halus dan penuh kemesraan,” pungkas Kang Zaim di akhir pengarahan.

Setelah selesai memberikan pengarahan Kang Zaim mengajak para peserta untuk melaksanakan meditasi berjalan. Sebagai tanda dimulainya meditasi Kang Zaim memukul bel yang dibawanya sebanyak tiga kali, selanjutnya Kang Zaim mengawali langkah pertama dan mulai berjalan dengan diikuti oleh peserta lain di belakangnya. Nampak Elizabeth Inandiak sebagai tuan rumah sangat khidmat dalam mengikuti sesi meditasi berjalan.

Meditasi berjalan dilaksanakan dengan mengelilingi rumah Elizabeth Inandiak melalui area pekarangan rumah dan berhenti di bale rumah sekitar pukul 18.00 WIB. Setelah berkumpul di bale Kang Zaim mengakhiri sesi meditasi berjalan dengan memukul bel sebanyak tiga kali kemudian mempersilakan para peserta untuk istirahat sejenak dan menunaikan kewajiban keagamaan sesuai agama masing-masing peserta sebelum melanjutkan meditasi sesi kedua.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *