Kepala Vihara Mendut, Magelang, Jawa Tengah, Bhikkhu Sri Pannyavaro menerima kunjungan sejumlah orang dari Front Aliansi Umat Islam Bersatu (FAUIB) pada Jumat sore (25/11). Kunjungan tersebut mendapat pengamanan oleh pihak kepolisian.
Tepat pada saat kedatangan tersebut, hujan sangat lebat disertai geledek. Setelah negosiasi dengan aparat keamanan, Bhante Pannyavaro mempersilahkan mereka untuk masuk ke Ruang Serbaguna Vihara dengan hidangan roti-roti kecil dan minuman.
“Saya menerima mereka sebagai saudara dengan tulus, sama sekali bukan sebagai orang yang ingin memusuhi saya,” ujar Bhante kepada BuddhaZine melalui surat elektronik.
Rombongan dari FAUIB menyampaikan pernyataan tentang keprihatinan mereka atas konflik Rohingya. Bhante Pannyavaro juga menyerahkan pernyataan sikap Sangha Theravada Indonesia (STI) yang isinya sejalan dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh PB Nahdlatul Ulama (PBNU).
Dalam pernyataan yang dikeluarkan tanggal 22 November 2016 yang diterima oleh BuddhaZine tersebut, STI mendesak pemerintah Myanmar untuk mengambil tindakan hukum pada pelaku secepat dan seadil mungkin, mendesak pemerintah Myanmar bersama pemerintah lain di ASEAN untuk mencari solusi bagi etnis Rohingya yang sudah turun-temurun tinggal di Myanmar dengan memberikan jaminan tempat tinggal dan hidup yang nyaman.
Di tempat terpisah, Sangha Agung Indonesia (SAGIN) juga mengeluarkan surat pernyataan sikap pada tanggal 23 November 2016. “Hentikan kekerasan dan kebencian. Karena kekerasan hanya menimbulkan masalah baru dan memperparah kerusakan yang sudah ada, kebencian juga hanya akan merawat masalah,” bunyi pernyataan resmi SAGIN.
SAGIN mendesak pemerintah Myanmar memberikan perlindungan dan bantuan untuk kelompok minoritas dalam hal ini masyarakat Rakkhine dan menghimbau pemerintah Myanmar untuk memenuhi hak asasi dasar (status warga negara dan tempat tinggal) untuk masyarakat Rohingya. SAGIN juga menghimbau ke semua jaringan Buddhayana di bawah binaannya untuk menggalakkan bantuan kemanusiaan berupa moril dan materiil untuk masyarakat Rakkhine.
“Kami sangat berharap agar kejadian tersebut tidak lagi terjadi karena bisa mengganggu hubungan negara dan hubungan antar agama. Tidak saja di Myanmar, tetapi juga negara lain di ASEAN,” kata Bhante Pannyavaro seperti dilansir Kompas.
Dalam dialog tersebut, Bhante Pannyavaro menyampaikan empat hal, yaitu: (1) Sejalan dengan umat Islam, umat Buddha menentang keras tindak tidak berperikemanusiaan yang terjadi pada etnis Rohingya. Itu tidak sesuai sama sekali dengan ajaran agama Buddha dan ajaran semua agama; (2) Sangha Theravada Indonesia dan juga Magabudhi sudah membuat pernyataan keras dan sudah diserahkan ke Kedubes Myanmar di Jakarta; (3) Harap dimaklumi bahwa umat Buddha (di bawah naungan Keluarga Buddhis Theravada Indonesia) khususnya Vihara Mendut ada jalinan khusus dengan Thailand dan Kamboja, tetapi hampir tidak ada sama sekali jalinan dengan Myanmar; dan (4) Jangan sampai peristiwa di Myanmar merenggangkan persaudaraan umat Buddha dengan umat Islam di Tanah Air, bahkan harus semakin erat untuk memprotes kekejaman itu.
Ketika ada wartawan yang menanyakan kabar bahwa Menlu Myanmar Aung San Suu Kyi akan datang ke Candi Borobudur dan berencana singgah ke Vihara Mendut, di mana rencana tersebut ditolak sangat keras oleh FAUIB, Bhante Pannyavaro menjawab, “Sikap kami adalah, apakah ada keharusan menerima Aung San Suu Kyi di Vihara Mendut?”
“Kami menolak kedatangannya (Aung San Suu Kyi) karena tidak memperhatikan kejadian-kejadian yang ada di Myanmar,” tutur Bhante.
Menurut Bhante, aksi kejahatan kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar dan negara bagian Rakhine bukan merupakan perbuatan sebagai umat Buddha. Agama Buddha, sebut dia, mengajarkan welas asih (kasih sayang) kepada semua makhluk.
“Ajaran agama Buddha intinya adalah mencintai semua makhluk. Kalau memang benar ada pembantaian, tidak bisa dikatakan lagi dia umat Buddha. Mungkin hanya mengaku umat Buddha,” tandasnya.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara