• Friday, 2 March 2018
  • Surahman Ana
  • 0

Lahir di Jepara, beliau adalah salah satu tokoh nasional pada masa kolonial Belanda. Kisah-kisah beliau menjadi inspirasi banyak orang, baik dari sisi pendidikan maupun kemasyarakatan. Banyak petuah-petuah beliau yang sangat bermakna dan masih digunakan oleh banyak orang hingga sekarang.

Kuasai 26 bahasa

Dalam penelusuran Buddhazine di Jepara, seorang Sosrokartono merupakan salah satu objek penelitian kami. Hasil riset kami yang pertama tentang tokoh Sosrokartono, kami dapat dari museum Kartini di Jepara.

Kami menemukan banyak peninggalan di sana: ruang meditasi khusus milik Sosrokartono, petuah-petuah yang terpampang di dinding museum lengkap dengan simbol tokoh wayang, dan juga  beberapa lukisan Sosrokartono dalam berbagai ukuran.

Penjelasan tentang ruang meditasi khusus kami dapatkan dari hasil wawancara kami dengan penjaga museum.

Hasil kedua tentang biografi beliau, bersumber dari tulisan di media sosial. Raden Mas Panji Sosrokartono lahir di Mayong pada hari Rabu Pahing tanggal 10 April 1877 M. Beliau adalah putra R.M. Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Sejak kecil beliau sudah mempunyai keistimewaan, beliau cerdas dan mempunyai kemampuan membaca masa depan.

Kakak dari Kartini ini, setelah tamat dari Eropesche Lagere School di Jepara, melanjutkan sekolahnya ke H.B.S. di Semarang. Pada tahun 1898 meneruskan sekolahnya ke negeri Belanda.

Mula-mula masuk di sekolah Teknik Tinggi di Leiden, tetapi merasa tidak cocok, sehingga pindah ke Jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur.

Beliau merupakan mahasiswa Indonesia pertama yang meneruskan pendidikan ke negeri Belanda, yang pada urutannya disusul oleh putra-putra Indonesia lainnya.

Baca juga: Perempuan-perempuan Tangguh dari Jepara

Dengan menyandang gelar Docterandus in de Oostersche Talen dari Perguruan Tinggi Leiden, beliau mengembara ke seluruh Eropa, menjelajahi berbagai pekerjaan. Selama perang dunia ke I, beliau bekerja sebagai wartawan perang pada koran New York Herald dan New York Herald Tribune.

Kemudian, setelah perang dunia usai, beliau menjadi penerjemah di Wina, tapi beliau pindah lagi, bekerja sebagai ahli bahasa pada kedutaan Prancis di Den Haag, dan akhirnya beliau hijrah ke Jenewa.

Sebagai sarjana yang menguasai 26 bahasa, beliau bekerja sebagai penerjemah untuk kepentingan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa.

Selaras dengan Buddhadharma

Dari banyaknya petuah-petuah beliau, salah satu petuah yang cukup terkenal dan digunakan oleh beberapa tokoh pemerintah adalah:

“Sugih tanpa bandha.

Digdaya tanpa aji.

Nglurug tanpa bala.

Menang tanpa ngasoraken.”

Artinya, “Kaya tanpa harta. Sakti tanpa azimat. Menyerang tanpa bala tentara. Menang tanpa merendahkan.”

Demikianlah kata-kata mutiara yang tertera pada salah satu batu nisan makam Drs. R.M.P. Sosrokartono di Sidhomuti Kudus dan juga terpampang di dinding museum Kartini bersama petuah-petuah lainnya.

Drs. R.M.P. Sosrokartono mengajarkan prinsip-prinsip dalam menjalani kehidupan, makna yang tersirat dari salah satu prinsip sugih tanpa bandha …dan seterusnya, adalah bagaimana menjalani kehidupan dengan mengembangkan kebaikan hati, niat baik (kaya tanpa harta), berlandaskan cinta kasih, kasih sayang, ketulusan, rasa menghormati, dan menghargai pihak lain (sakti tanpa azimat), dengan mengerahkan segenap daya upaya sendiri untuk merealisasikan niat-niat baik (menyerang tanpa bala tentara), meraih tujuan, dan kemenangan tanpa menimbulkan kerugian pihak lain, bahkan memberikan manfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain (menang tanpa merendahkan).

Dari sisi Buddhadharma, hal ini selaras dengan apa yang diajarkan Buddha Gotama tentang cara-cara menjalani kehidupan yang terangkum dalam Jalan Arya Beruas Delapan.

Jika prinsip-prinsip ini dilaksanakan setiap orang, tentunya akan menciptakan kehidupan yang bahagia, damai, dan sejahtera, baik dalam lingkup pribadi maupun sosial.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *