Sekelompok orang berkemeja putih duduk di tanah.
  • Friday, 25 August 2023
  • Surahman Ana
  • 0

Foto     : Priyono dan Surahman Ana

Umat Buddha dan warga Desa Kalimanggis gelar doa bersama umat lintas agama yang ada di Desa Kalimanggis, Kamis(24/8). Doa bersama ini adalah rangkaian acara Merti Desa yang merupakan tradisi tahunan warga Desa Kalimanggis dan sudah dilestarikan lebih dari lima puluh tahun.

Tradisi Merti Desa Kalimanggis dilaksanakan setelah musim panen di Bulan Sapar, Hari Jumat Pon, sesuai penanggalan Kalender Jawa. Pada pelaksanaan tahun ini kebetulan bersamaan dengan perayaan kemerdekaan Indonesia, sehingga dalam doa bersama juga disisipkan doa bagi Negara Republik Indonesia.

“Dalam acara ini semua warga mendoakan para leluhur yang sudah berjuang membuka desa ini. Selain itu juga doa untuk kemaslahatan bangsa terutama menjelang tahun politik 2024, semoga semua warga tetap rukun,” kata Didik Agus Susilo, Kepala Desa Kalimanggis.

Di Desa Kalimanggis sendiri setidaknya terdapat empat penganut keyakinan yaitu Buddha, Islam, Nasrani, dan kepercayaan. Dalam acara doa bersama ini dilaksanakan di tiga tempat terpisah. Sebelum doa bersama, warga khususnya umat Buddha melaksanakan ziarah ke makam leluhur pada sore hari.

Sekelompok orang duduk di lantai masjid.

Pada sekitar pukul 18.30 WIB umat Buddha terlebih dahulu memulai doa dengan pembacaan paritta suci dan mendengarkan wejangan Dhamma dari bhikkhu Sangha di Rumah Kemantenan Desa Kalimanggis. Sementara untuk umat Muslim dan Nasrani dimulai pada pukul 20.00 WIB. Umat Muslim menggelar doa di aula Kantor Desa Kalimanggis dan umat Nasrani di kediaman Bapak Yuli.

Setelah doa bersama, esok harinya diadakan ritual tarian Glok, ciri khas tarian adat Desa Kalimanggis yang mengisahkan pembuatan saluran irigasi masa lalu.

“Konon, dulu pembuatan saluran irigasi yang disebut walang kerek ini dilakukan hanya dalam waktu satu malam oleh sesepuh Dusun Lamuk, Desa Kalimanggis. Akan tetapi saat proses pembuatan mendapatkan gangguan dari maklhuk lain sehingga diciptakan tarian Glok untuk mengalihkan perhatian maklhuk-maklhuk pengganggu tersebut. Dan hingga saat ini mejadi tradisi yang masih dilestarikan,” Didik menambahkan.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *