• Saturday, 5 March 2022
  • Surahman
  • 0

Ratusan umat Buddha menghadiri peresmian purna pugar Vihara Dharma Guna Avalokitesvara, Dusun Sembong, Desa Gandon, Kecamatan Kaloran, Temanggung Minggu (27/02). Pemugaran Vihara dilakukan sejak 2018 dengan bantuan dari berbagai kalangan. Bahkan umat agama lain turut membantu mulai dari proses pembongkaran, pengecoran, dan bantuan dana. Peresmian dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan kesenian memeriahkan acara ini.

Turut hadir dalam acara ini Para Bhikkhu Sangha, Direktur urusan dan pendidikan Bimas Buddha kementerian agama RI, Plt. Bimas Buddha Kanwil Provinsi Jawa Tengah, Ketua Umum DPP Walubi, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Temanggung, Ketua DPD Walubi Jawa Tengah, Penyelenggara Buddha Kab. Temanggung,  Ketua FKUB Kab. Temanggung, Bupati Temanggung, Camat Kaloran, Kapolsek, Danramil, Kepala Desa Gandon beserta jajaranya, serta para donatur pembangunan vihara.

Rustanto, ketua panitia pelaksana melaporkan dalam sambutannya bahwa perayaan sebenarnya sudah direncakan pada tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi terkendala oeh pandemi sehingga baru bisa dilaksanakan di tahun ini. 

“Kami melaporkan bahwa pembangunan vihara sudah selesai dilaksanakan tetapi masih ada beberapa yang perlu penyempurnaan. Tetapi vihara Dharma Guna Avalokitesvara sudah dapat kami gunakan untuk kegiatan beribadah dengan nyaman, dengan ruang dan bangunan yang memadahi, megah dan menjadi lebih baik daripada sebelumnya,” katanya.

Pemugaran Vihara Dharma Guna Avalokitesvara sudah dimulai sejak bulan April 2018. Bagian yang dipugar antara lain Bangunan Dhammasala beserta altar dan ruppang Buddha, ruang aula, serta toilet. Kini setelah pemugaran bangunan vihara tampak semakin megah. Dalam Pembangunannya tidak hanya bergantung pada umat Buddha Dusun Sembong, umat Buddha dari dusun-dusun lain pun secara bergiliran datang untuk membantu proses pemugaran. 

“Bantuan dari umat agama lain pun ada, mereka ikut membantu ketika proses pembongkaran, pengecoran, bahkan bantuan dana materi juga,” imbuhnya.

Penandatanganan prasasti peresmian vihara oleh Bupati Temanggung dan Bhiksu Samanta Kusala Mahasthavira. Sumber Foto: Ana Surahman
Penandatanganan prasasti peresmian vihara oleh Bupati Temanggung dan Bhiksu Samanta Kusala Mahasthavira. Sumber Foto: Ana Surahman

Ketua Umum Walubi, yang diwakili oleh Budiharto Hasim menghimbau supaya vihara bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai magnet untuk menciptakan kedamaian, keharmonisan, kebhinekaan, gotong royong, saling memperkuat silaturahmi, serta toleransi. 

“Hal ini untuk memperkuat persatuan dan kebangsaan, bermanfaat bagi sesama. Sehingga Dharma agama dan Dharma negara terlaksana. Karena sesungguhnya belajar agama Buddha adalah untuk dipraktikkan.”

Pembangunan vihara di Dusun Sembong menjadi simbol gotong-royong seluruh masyarakat tidak hanya umat Buddha. Supriyadi, Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha menyampaikan, nilai toleransi sudah melekat pada kehidupan masyarakat Temanggung. 

“Semoga dengan terlaksananya purna pugar Vihara Dharma Guna Avalokitesvara ini semakin meningkatkan kegiatan keagamaan. Sehingga juga bisa meningkatkan pemahaman dan keyakinan Buddha Dharma itu sendiri serta diharapkan menjaga toleransi antar umat beragama,” ungkapnya.

Sementara Bupati Temanggung, H. Muhammad Al Khadziq menyampaikan keberadaan vihara diharapkan memberi dampak pada keharmonisan masyarakat Temanggung. 

“Semoga dengan adanya tempat ibadah, pembinaan oleh para tokoh agama semakin meningkat dan bisa melanggengkan kondisi Kabupaten Temanggung yang tenteram, damai, dan sejahtera. Semoga terselesainya pembangunan vihara ini membawa berkah bagi umat dan menyebarkan kasih bagi semuanya,” jelasnya. 

Pemotongan pita sebagai simbol peremian Vihara oleh oleh Bhiksu Samanta Kusala Mahasthavira, Bupati Temanggung, Direktur urusan dan pendidikan Bimas Buddha kementerian agama RI, dan Plt. Pembimmas Buddha Jawa Tengah. Sumber Foto: Ngasiran
Pemotongan pita sebagai simbol peremian Vihara oleh oleh Bhiksu Samanta Kusala Mahasthavira, Bupati Temanggung, Direktur urusan dan pendidikan Bimas Buddha kementerian agama RI, dan Plt. Pembimmas Buddha Jawa Tengah. Sumber Foto: Ngasiran

Pemotongan pita oleh Bhiksu Samanta Kusala Mahasthavira, Bupati Temanggung, Direktur urusan dan pendidikan Bimas Buddha kementerian agama RI, dan Plt. Pembimmas Buddha Jawa Tengah serta penandatanganan prasasti menjadi acara penghujung dengan penutup doa oleh Bhikkhu Subhacaro. Malam harinya digelar pagelaran wayang kulit denga lakon “Mbangun Candi Sapto Argo” yang dinilai sesuai dengan hajat umat Buddha Sembong.[MM]

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *