Menyambut kemerdekaan RI ke-74 Vihara Buddhayana Dharmavira Center (BDC) Surabaya kembali menggelar The Biggest Talk Show. Acara ini berlangsung setiap malam selama 8 hari tanggal 4 – 11 Agustus 2019.
The Biggest Talk Show merupakan acara rutin 3 tahun sekali yang diselenggarakan Vihara BDC Surabaya. Apabila tahun 2016 lalu The Biggest Talk Show mengupas tuntas Delapan Jalan Utama, pada tahun ini akan mengupas kehidupan manusia dari lahir sampai meninggal dalam tema besar Kemerdekaan Bathin, Kemerdekaan Kita, Kemerdekaan Indonesia.
Sembilan narasumber bertaraf nasional dihadirkan untuk mengupas tuntas tema tersebut. Mulai dari Andrie Wongso (Motivator Indonesia), Melly Kiong (Pakar, praktisi, konsultan keluarga), Soedomo Mergonoto (Owner Kapal Api Group), Arief Harsono (Owner Samator Group), Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraq (Ketua PBNU), Suhadi Senjaja (Ketum PBD NSI), Sudhamek, AWS (Owner Garuda Group), YM. Nyanabandhu (Bhikkhu Sagin) dan YA. Viriyanadi (Ketua pembina Yayasan BDC).
Berdasarkan pantauan BuddhaZine di lapangan pada hari kedua, Senin (5/8) tak kurang dari 300 orang peserta hadir dalam acara ini. “Hari pertama kemarin, narasumbernya Bapak Andrie Wongso yang hadir lebih banyak, sekitar 500 orang. Aula ini hampir penuh,” kata Pak Tosin, Ketua MBI Jawa Timur.
Hari kedua, Melly Kiong hadir sebagai narasumber dengan topik bahasan Kemerdekaan di dalam Keluarga Harmoni. Melly Kiong adalah seorang penulis buku Siapa Bilang Ibu bekerja Tidak Bisa Mendidik Anak Dengan Baik, Cara Kreatif Mendidik Anak dan Guru-guru kecil Melly Kiong. Buku ini mendapat penghargaan dari MURI Indonesia.
Melly Kiong menulis buku berdasarkan pengalaman pribadinya. Dengan cara pembahasan, pemaparan dan bertukar cerita yang menarik, Melly menjelaskan apa itu pola asuh, bagaimana egoisnya orang tua terhadap anak, bagaimana cara pandang anak terhadap orang tua, bagaimana cara membuat kesepakatan dengan anak di rumah, komunikasi yang baik dengan anak.
Lahir dari keluarga sederhana di Kota Singkawang, Kalimantan, Melly mengalami dan melihat pahit getirnya kehidupan. Pola asuh anak dengan kekerasan karena jeratan masalah kemiskinan kerap ia jumpai di Singkawang pada masa kecilnya.
Berkat pengalaman itu, sebagai perempuan yang terinspirasi sosok Kartini, Melly mempunyai tekad untuk merubah hidupnya. “Bagaikan seorang perempuan ini menjadi perempuan yang mampu mengambil keputusan. Untuk mengambil keputusan harus belajar, harus sekolah. Ini yang dikerjakan oleh Kartini, karena itu saya sangat berhutang budi kepada Kartini. Saya hari ini bisa berdiri di sini karena Kartini,” kata Melly disambut riuh tepuk tangan hadirin.
Berbekal dari pengalamannya mengasuh anak, membangun keluarga membuat Melly Kiong mendirikan gerakan eMKa (Mindful Parenting). Terdapat lima ajaran mendasar dalam mendidik anak dalam metode eMKa yaitu; (1). Mendengarkan dengan perhatian, berbicara dengan empati, (2). Tidak menghakimi dan mengeluarkan kata-kata negatif, (3). Pengendalian emosi, (4). Adil dan bijaksana, tidak membandingkan dengan anak lain, (5). Membangun welas asih.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara