• Tuesday, 24 October 2017
  • Billy Setiadi
  • 0

STG (Swayemvara Tripitaka Gatha) X Nasional 2017 akan digelar di Magelang 1 November mendatang. Acara diselenggarakan menyusul Rapat Susunan Panitia STG Nasional X 2017, Mei lalu. Program jebolan Ditjen Bimas Buddha dan LPTG (Lembaga Pengembangan Tripitaka Gatha) ini diharapkan bisa menjadi wadah pengembangkan diri dan pemahaman kitab suci pada masyarakat Buddha.

STG merupakan ajang lomba seni budaya dan tari kreasi Buddhis. Acara tiga tahunan umat Buddha berskala nasional ini memperlombakan nyanyian lagu Buddhis solo, paduan suara, membaca kitab suci, serta dhammadesana/ceramah dan barongsai.

Peserta berasal dari kontingen tiap tiap provinsi seluruh Indonesia yang telah melakukan sistem seleksi di masing-masing daerahnya. Ini juga menstimulasi agar tumbuhnya daya saing, sehingga potensi-potensi orang daerah juga bisa terlihat dalam kancah nasional. Hampir seluruh daerah telah melakukan seleksi di tiap daerahnya masing-masing untuk membawa kontingen terbaiknya bersaing di tingkat nasional.

Berbeda halnya dengan Provinsi Jawa Timur, sebuah provinsi besar di ujung Timur pulau Jawa ini. Kebesaran provinsinya tak beriringan dengan daya saing umatnya dalam memajukan Buddha Dharma.

Terbukti dari tak adanya sistem seleksi tingkat Provinsi yang dilakukan untuk menentukan dan membawa kontingen terbaiknya ke acara STG Nasional X 2017. Meskipun Jawa Timur tetap membawa peserta lomba, namun sistem seleksi yang digunakan seolah hanya sistem “kocok dadu”. Yakni asal main tunjuk, tanpa melihat kualitas dan potensi yang ada.

Menurut pengakuan Pembimbing Masyarakat Buddha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Satimin, keterbatasan dana dalam DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) 2017 menyebabkan anggaran tidak teralokasikan untuk seleksi.

Selain itu, Satimin juga mengaku kekosongan Dirjen Bimas Buddha beberapa waktu lalu menyebabkan kurang terkontrolnya anggaran. Namun menurut Satimin,  dirinya sudah menyerahkan ke 3 lembaga provinsi yakni Walubi Jawa Timur, Magabudhi Jawa Timur, dan MBI Jawa Timur untuk mengatur membagi tugas dan jenis lombanya.

Faktanya di lapangan tetap saja tak seperti yang diharapkan. Opsi-opsi yang diberikan seakan tak berjalan. Peserta yang ada dipilih oleh oknum-oknum PNS Depag Buddha tanpa melibatkan 3 lembaga tadi. Yang menjadi dasarnya bukan lagi kemampuan, tapi hubungan perkenalan dan kekerabatan.

Menurut pengakuan peserta yang tak ingin disebut namanya, ia langsung ditunjuk oleh oknum untuk ikut serta pada STG Nasional X nanti. Sampai hari ini pun, belum ada bimbingan dan pelatihan yang diarahkan untuk para peserta.

Sontak ini membuat Sekertaris Jenderal Presidium Pusat HIKMAHBUDHI Anes Dwi Prasetya memberikan tanggapan “Jika cara pemilihan peserta STG Nasional X tingkat provinsi Jawa Timur seperti ini tentu menjadi tidak sehat.”. Putra asli Jawa Timur ini juga mengungkapkan kekecewaannya, “Ini akan mengubur potensi-potensi umat Buddha, khususnya pemuda di Jawa Timur untuk menunjukan potensi dan kemampuannya.” ungkapnya.

“Perangkat negara seperti para PNS PNS Depag Buddha harusnya bisa ambil andil untuk memaksimalkan potensi SDM yang ada apa pun alasannya. Jika sistem penyaringan peserta seperti ini terus, jangan harap pemuda-pemudi Buddhis di Jawa Timur bisa maju,” pungkasnya geram.

 

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *